× Problem ×

194 34 1
                                    

Lonely
PART : 05

•••

"Anak baru?"

Zeyu mencoba tenang. Jantungnya berdebar keras didalam sana. Napas tercekat, keringat sebesar biji jagung jatuh melewati pelipis. "Iya ssaem. Saya Yu Zeyu."

Pria tinggi tersebut menatapnya dari bawah ke atas. Alis tertekuk tegas, tak ada senyum di wajahnya. "Kenapa tidak pakai baju olahraga?"

Oh, sangat bagus Yu Zeyu. Kau membuat masalah di hari pertamamu dengan guru olahraga. Lelaki itu merutuk dalam hati. Pasti dia akan mendapat cap buruk selepas peristiwa ini. Menelan ludah sekali, matanya menatap Park ssaem.

"Begini ssaem, saya yakin seratus persen sebelum berangkat telah memasukkannya ke ransel. Namun ketika di kelas tadi, saya tak dapat menemukannya."

Di tempatnya, Lee Suji mengerutkan dahi. Dari barisan ketiga, dia dapat melihat tiga orang cekikikan. Do Jaesung, Nam Youngbin, dan Gou Mingrui. Mereka bertiga yang berdiri di koridor tadi.

Tunggu, tunggu sebentar. Suji terdiam untuk beberapa saat. Otaknya dipaksa berpikir.







"Kita kerjai anak baru itu. Biar tahu rasa dia."









Ah, benar.

Suji mengangkat tangan. "Ssaem."

Seluruh pasang mata disana beralih menatapnya. Park ssaem mengangkat alis. "Ya Suji?"

Ada jeda untuk beberapa saat. Suji memandang Mingrui, Jaesung, dan Youngbin bergantian. "Kalian bertiga," Rautnya tenang. Tak ada emosi di sana. "Bukankah kalian tahu soal ini?"

"Hah?" Youngbin yang pertama menyahut. Dengan ragu, melirik kedua temannya. "Kau bicara apa?"

Suji tidak bodoh. Dia dapat membaca raut ketiganya. Ada rasa gelisah, khawatir, cemas, dibalik sorot mereka. Suji berjalan mendekat. Dan langkahnya terhenti tepat di depan Gou Mingrui. "Bagaimana denganmu?" Suaranya sedingin salju. "Ingin mengakui sesuatu?"

"Aku?" Mingrui memiringkan kepala. "Aku tidak."

"Ada apa Suji?" Park ssaem buka suara. Tampak kurang paham dengan situasi. Suji tak menjawab. Pandangannya masih fokus pada Gou Mingrui.

Dan lelaki itu mulai tak nyaman. "Ada apa denganmu? Kenapa menatapku begitu?"

Suji mengedipkan kedua mata perlahan, dengan cara yang entah bagaimana bisa terlihat cantik. Pandangan beralih ke Jaesung.

"A-apa? " Jaesung mengerjap berkali-kali. Kegugupan nampak jelas di wajahnya.

Para murid lainnya terlihat kebingungan dalam diam. Begitu juga dengan Zeyu. Sebenarnya apa yang terjadi?

Suji terkekeh. Hal yang mengundang rasa terkejut bagi semua yang menyaksikan. Kekehan gadis itu tak pernah terlihat selama ini. Namun ini berbeda, tawanya meluncur pada kondisi dan waktu yang tak tepat. Sebab ini tak terdengar manis sama sekali. Ini—berbahaya. "Hentikan, kalian tak punya bakat jadi aktor. Acting kalian payah."

Mingrui mendeguk ludah susah payah. Seolah ada kerikil yang mengganjal di tenggorokannya. Melirik Youngbin dan Jaesung, kedua temannya itu juga nampak gelisah. Sial, jika begini maka dia harus pandai membela dirinya. Memberanikan diri, Mingrui mencoba mendebat Suji.

"Suji, apa yang kau coba kata—"

"Gou Mingrui." Gadis itu berkata penuh penekanan. Sorotnya kejam, mengintimidasi. "Seragam yang kau buang ke tempat sampah tadi, milik Zeyu bukan?"

Lonely [end•]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang