× Meet ×

207 36 2
                                    

Lonely

PART : 07

•••

"Baiklah, pelajaran berakhir disini. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya."

Choi ssaem menutup mata pelajaran selepas bel istirahat berbunyi. Wanita tersebut berjalan meninggalkan kelas. Para murid 11-A mulai keluar satu-persatu. Ditempatnya, Zeyu mengawasi Lee Suji. Gadis itu membereskan beberapa buku, sebelum melangkah melewati pintu.

"Zeyu-ah, apa yang kau tunggu? Ayo ke kantin."

Berbalik, Minjae berdiri disampingnya.
Z

eyu berdiri kemudian. Berjalan menuju kantin bersama Minjae. Kedua lelaki itu memilih kursi di tempat keduanya duduk bersama pertama kali. Meja tersebut selalu kosong, sebab jarang ada yang mau duduk pas di pojokan seperti itu.


Hari ini, Zeyu yang pergi memesan. Dia mulai berdiri mengantri. Entah mengapa, lelaki itu merasa ini sebuah kebetulan yang menarik. Sebab yang berdiri tepat di depannya adalah Suji. Zeyu memperhatikan kalau gadis berambut hitam sehat itu hanya membeli segelas jus jeruk, lalu pergi meninggalkan kantin.

"Hoi, apa yang kau lakukan? Cepat, yang lain juga mau memesan."

Secara reflek, Zeyu berbalik. Di belakangnya ada Gou Mingrui dan Nam Youngbin. Kedua dari tiga anak yang mengerjainya kemarin.

"Ah, maaf." Zeyu berkata pelan, sebelum dengan cepat maju saat sadar ini gilirannya. Ia memesan 2 mangkuk kari, 2 mangkuk nasi, serta dua gelas teh dingin. Sementara pesanan disiapkan, telinganya menangkap sebuah percakapan di belakang.

"Menjengkelkan. Aku benci anak baru ini."

"Benar, gara-gara dia kita kena hukum kemarin."

Kening Zeyu berkerut dalam. Tidak, dia tak marah. Yu Zeyu bukan seseorang dengan temperamental yang gampang terpancing emosi. Hanya heran. Bukankah mereka kena hukum karena perbuatan mereka sendiri? Dan lagi, kenapa bisa ada siswa yang membencinya? Zeyu tak merasa pernah menyinggung atau membuat kesalahan pada orang-orang itu.

Selang beberapa menit, pesanannya siap. Tak teralu lama, sebab makanan itu memang telah siap saji dan terletak di panci besar. Hanya perlu menunggu bibi kantin menyediakannya ke mangkuk.

Sebelum kembali, Zeyu sempat melirik Mingrui. Lelaki itu menatapnya tajam, sengit, penuh kekesalan. Membuatnya makin bingung saja. Salahnya apa?

Zeyu meletakkan nampan besi dimeja. Minjae tersenyum senang lalu memindahkan semangkuk nasi dan kari ke depannya.

"Jae," Zeyu memanggil pelan. Dia mengetukkan sumpit beberapa kali diatas meja. "Dari jarak pandangmu, aku ini terlihat bagaimana?"

Perempatan tak kasat mata muncul di kening Minjae. Lelaki itu menyugar rambut cokelat gelapnya ke belakang hingga keningnya nampak sebentar, sebelum poni kembali jatuh menutup. "Umm, kau punya wajah yang terbilang cukup manis untuk seorang laki-laki. Senyummu seperti kelinci, and you look like a good boy."

Zeyu mendengus sesaat, sebelum menggeleng cepat-cepat. "Maksudku bukan begitu. Apakah aku—" Mendesis lirih. "Terlihat pantas untuk dibenci?"

Lonely [end•]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang