Chp. 16

603 49 33
                                    

Sejak kepulangannya ke apartemen dari Monsant, Seungri masih saja bersuka ria bermain di alam mimpi. Serasa hampir satu minggu dirinya kurang tidur. Biasanya Seungri hanya bekerja dari pagi hingga sore hari pada Kingdom Enterprise. Namun selama empat hari dia yang lebih sering kerja malam dan pulang pagi, sungguh menguras tenaga dan emosinya. Kini dia membalas dendam untuk waktu tidurnya yang hilang.

"Bangun beb, sudah malam."

Jiyong yang baru selesai mandi, melihat kesayangannya masih saja memejamkan mata. Seungri sudah menghabiskan delapan jam untuk tidur. Tapi yang dibangunkan tetap enggan membuka mata.

"Baby, bangun ini sudah jam 9 malam." Jiyong sudah di sisinya untuk membangunkan kesayangannya, menyisir ujung surainya. Tapi Jiyong sedikit merasa kening Seungri yang hangat.

"Ugh hyung, aku masih ngantuk."

"baby, kau demam?"

"Aku cuma berasa tidak enak badan. Makanya biarkan aku tidur dulu hyung." Seungri kembali bergelung dalam selimutnya.

"Ani ... kau harus bangun, makan dulu setelah itu minum obat." Jiyong menarik selimut yang dikenakan Seungri.

"Ahh hyung ... aku tidak suka minum obat."

"Tapi ini badanmu hangat sayang, ayo bangun kita makan dulu." Jiyong masih terus memaksa.

"Nanti saja hyung, aku belum lapar." Seungri menarik selimutnya lagi, terjadilah adegan tarik menarik selimut.

"Tidak bisa, ayo bangun! Kau mau bangun atau aku membawamu ke rumah sakit?"

"Astaga hyung, aku cuma demam untuk apa ke rumah sakit." Seungri mulai protes.

"Ayo cepat bangun." Jiyong semakin memaksa

"Gendong," pinta Seungri sambil mengulurkan kedua tangannya

"Mwo?"

"Ya sudah aku tidak mau bangun," jawab Seungri sambil mempoutkan bibirnya dan menarik selimutnya kembali menutupnya hingga ke muka.

"Berani sekali kau Seungri, memintaku untuk menggendongmu. Kau pikir aku siapa?" Jiyong tiba-tiba meradang.

Seungri menyentakkan selimut yang menutupi wajahnya dengan kesal. Lalu jawabnya,"Apa kau lupa? Kau itu kekasihku Kwon Jiyong. Kalau kau tidak mau menggendongku ya sudah, kau juga tidak perlu membentakku. Tinggalkan aku sendiri, aku ingin tidur."

Seungri membalikkan badannya, memunggungi Jiyong. Sedikit meringis dan memegang kepalanya yang tiba-tiba pusing, mungkin karena kesal.

Amarah Seungri menyadarkan Jiyong. Demi topan badai sesaat Jiyong lupa mereka adalah sepasang kekasih dan sekarang dia harus merayu kekasihnya agar tidak marah lagi, sesuatu yang tidak pernah Jiyong bayangkan dia harus menurunkan egonya.

"Hhh ... baby mianhae. Aku tidak bermaksud membentakmu. Oke aku yang salah, biar aku gendong kamu. Sekarang bangun ya." Jiyong berharap dalam hatinya kalau kekasihnya ini mau memaafkan dirinya. Selimutnya tetap bergeming.

"Baby, ayo dong ... jangan marah lagi. Kalau tidak mau bangun juga, aku akan memaksamu."

"Yaakkk ... kau itu niat minta maaf tidak sih, isshh?! Menyebalkan. Kukira kita bisa menghabiskan waktu bersama tanpa harus bertengkar. Sudah sana ... sana ...," usir Seungri dengan mendorong tubuh kekasihnya. Tapi Jiyong malah menangkap tangan Seungri dan langsung mengecup bibirnya, membungkam ocehan kesayangannya.

"Hyung, nanti kau ketularan aku sakit."

"Tidak apa-apa. Mungkin saja sakitmu bisa tersalur padaku."

Love Or Glory (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang