[10]

3 0 0
                                    

"Bryan Anandhi"
"Sakit paaaak" jawab orang-orang dikelas.
"Ada yang dititipkan surat?"
"Itu pak diatas meja" jawab Aceng.

Hari ini Bryan tak hadir, dia menitipkan suratnya kepada Aceng. Aceng sudah tau semuanya, dia sudah tidak bisa menahan emosi nya lagi, dia berencana akan menghajar anak kelas 12 yang memukuli Bryan kemarin. Sebenarnya dia ingin menghajar Randi tapi tampaknya Randi juga bolos pelajaran, Aceng mengira Randi sekarang berada dengan ketua geng nya.
"Baik anak-anak, terima kasih atas perhatian nya, silahkan istirahat" tanda jam pelajaran pagi itu telah selesai. Bryan langsung bergegas ke kantin tempat Randi berada. Pagi itu kantin tampaknya lebih sepi dari biasanya.
Brakk.. Aceng menendang meja tempat Randi duduk. Randi yang kaget dan merasa ketakutan langsung meringis dan tak mampu memandang mata Aceng. Ketua geng yang melihat itu langsung mendekati Aceng
"Lu siapa" katanya menantang Aceng
"Gausah bacot" bughh pukulan melayang tepat di kepala ketua geng tersebut. Pukulan tersebut begitu kuat, bahkan berdiri pun dia tak sanggup. Ketua geng tersebut tampak ketakutan melihat Aceng, dia tak menyangka pukulan Aceng yg begitu kuat dan sangat cepat itu.
"Kalau sempat lu gangguin Bryan lagi, gw bikin mati lu anjing" kata Aceng sambil menginjak tangan ketua geng tersebut.
Orang-orang yg melihat itu hanya terdiam, kelas 12 yang sedang duduk disana tak dapat berbuat apa-apa, Mereka semua takut melihat sosok Aceng.
Terlebih lagi Randi, dia tak mengira bahwa Aceng bisa sekuat itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love In The Back SeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang