Chapter 9

4 1 0
                                    

Hari yang di nanti masyarakat telah tiba , acara diskusi publik yang telah di rencanakan pak Cahyadi akan di gelar di Cafe " Putih " . Cafe tersebut memang cukup besar selain ada ruang bersantai di sana juga tersedia ruangan untuk berbagai acara seperti ulang tahun , seminar dan lain-lain . di ruangan itulah diskusi publik yang bertemakan " Gedung 19 Lantai hadiah untuk rakyat atau pecitraan pejabat ". Acara tersebut di hadiri banyak perwakilan kalangan masyarakat hingga media yang mau meliput.

Galuh yang menjadi salah satu narasumber dalam diskusi tersebut juga turut hadir , dia datang setelah menyelesaikan tugasnya sebagai dosen di Universitasnya. Tepat pukul 14.00 acara segera dimulai , semua yang datang mengikuti susunan acara dengan khitmat dimulai dari pembukaan , menyanyikan lagu Indonesia Raya , penutup dan doa . Sesudah doa acara diskusi pun di mulai. Acara diskusi tersebut di pandu oleh moderator yang netral , bukan dari pihak Pro ataupun kontra.

Moderator tersebut adalah Luki , seorang jurnalis dari organisasi JII ( Jurnalis Independen Indonesia) selain itu Luki adalah jurnalis surat kabar nasional, dia juga ahli dalam mengamati perpolitikan baik tingkat lokal maupun nasional selain itu Luki merupakan putra daerah asli Rawasari jadi pihak pro dan pihak kontra tidak mempermasalhakan Luki yang menjadi moderator dalam diskusi tersebut.

Diskusi pertama akan di isi oleh opini dari pak Nanda sebagai sekertaris bupati , dia mewakili pak bupati karena katanya lagi sibuk tapi gak tau sibuk apa soalnya kinerja nya aja gak ada. sebagai perwakilan bupati dia menceritakan semua ide bupati dari sejarahnya dia diajak menteri Pan - RB ke negara eropa hingga menceritakan mega proyek Pembangunan gedung tersebut.

Konsep yang dia tawarkan bahwa gedung terpadu tersebut akan menjadi kantor semua instansi mulai dari bupati hingga jajarannya seperti dinas-dinas terkait , untuk sementara anggaran yang diajukan mencapai 1 Triliun Rupiah namun itu bisa berkurang dengan memberikan contoh sebuah Hotel 62 Lantai di Ibukota Provinsi yang hanya menghabiskan dana sekitar 500 milyar rupiah.

Pak Nanda melanjutkan bahwa program terseebut memang program prioritas pak bupati namun tidak akan mengabaikan program - program prioritas lainnya seperti pendidikan , kesehatan dan infrastuktur , pak Nanda yakin bahwa program pak bupati itu akan membawa kemajuan untuk kabupaten Rawasari.

" Kemajuan apanya , yang ada kehancuran ." Ujar Galuh dalam hati.

Di akhir presentasinya Pak Nanda berujar bahwa pak bupati ingin memberikan kenang-kenangan di akhir masa jabatannya 3 tahun yang akan datang jadi beliau meminta masyarakat untuk mendukung programnya dan semoga dewan menerima usulan program tersebut lalu rencana program tersebut akan di ajukan ke Gubernur , apapun saran Gubernur pemerintah kabupaten siap menerimanya, lalu pak Nanda duduk dan mengakhiri opininya tersebut.

" Kenang-kenangan kalau uang pribadi gak masalah loh ini uang masyarakat di buat memenuhi ambisinya " ucap pak Cahyadi dalam hati.

Sesudah pak Nanda mengakhiri presentasinya Luki sang moderator memberikan waktu untuk Pak Cahyadi ketua LAMKAP beropini.

Pak cahyadi sebagai pengamat kebijakan publik menilai kebijakan pak bupati tidak akan memberikan dampak produktif dalam pelayanan publik , bahkan pak Cahyadi menilai program ini hanya membuang-buang anggaran , kantor bupati dan puluhan kantor instansi tersebut masih layak huni. selain itu pak Cahyadi menambahkan bahwa daripada uang 1 Triliun tersebut di buat gedung terpadu 19 lantai lebih baik uang tersebut di buat untuk kebijakan yang produktif seperti pembangunan Universitas negeri , pembangunan Rumah sakit bagian timur agar masyrakat di sana juga merasakan fasilitas kesehatan , bukankah kemarin sudah ada laporan dari kepala Rumah sakit daerah yang saat ini telah overload.

Pak cahyadi juga menjelaskan bahwa proyek ini rawan akan korupsi bahkan dia juga mengingatkan program bupati di priode pertama mengenai Rusun bagi yang tidak mampu , Rusun tersebut tidak terbangun dan mangkrak , uangnya di korupsi oleh elit politik pemerintahan bahkan pak Cahyadi punya bukti bahwa pak bupati sendiri terlibat dalam korupsi proyek Rumah susun tersebut . Saya sebagai masyarakat tidak mau proyek ini hanya di jadikan ajang pesta seperti proyek Rumah susun Ratusan Milyar tersebut, Rumah susun adalah pelajaran jangan sampai terulang lagi.

Setelah panjang lebar menjelaskan opini dan datanya pak cahyadi pun duduk

Luki sang moderator mempersilakan pak Rusdi untuk menyampaikan opini dan datanya sebagai dewan legislatif.

Pak Rusdi berkata bahwa program tersebut akan dianggarkan dengan sistem multiyear selama 3 tahun dari 2018-2020 , jadi anggaran tersebut tidak akan memberatkan , dan gedung tersebut mampu menampung sekitar 2200 pegawai dan kami juga akan menyiapkan lahan parkir terpadu agar tidak terjadi kepadatan kendaraan di tempat parkir.

Pak Rusdi Juga menyampaikan rancangan anggaran tersebut dalam data presentasenya , Anggaran pendapatan belanja daerah kita 6 triliun jika kita ambil sebagian pertahun yaitu 1 Triliun di bagi 3 maka hasilnya 330 milyar yang artinya sekitar 5% dari total belanja kita ungkapnya.

pak Rusdi menaruh Mic nya dan duduk di kursinya , setelah duduk Luki mempersilahkan Galuh untuk mempresentasikan data dan opini nya.

Galuh mempresentasikan data dan opininya , dia menjelaskan dengan detail bagaimana dia harus menolak program tersebut , setelah cukup lama dia mempreentsikan gagasannya dia menjawab beberapa opini yang di sampaikan pak Nanda.

yang pertama harusnya pak bupati mengambil pelajaran bagaimana manajemen dan sistem pelayanan publik di negara itu bekerja bukan pembangunan gedung tersebut yang diambil , pak menteri sepertinya rugi mengajak pak bupati dan membuang anggaran kementrian terkait.

yang kedua anggaran 1 triliun tersebut anggap saja memang bisa berkurang namun uang tersebut bukan uang untuk memfasilitasi pejabat dengan embel-embel pelayanan publik.

ketiga jika memang 3 program wajib yaitu pendidikan, kesehatan dan infrastruktur tersebut tidak dilupakan namun mengapa anggaran pendidikan untuk Rawasari Hanya 800 Milyar padahal harusnya 1,2 Triliun minimal karena undang-undang tersebut mengatakan bahwa anggaran pendidikan itu 20%dari APBD , lalu mengapa rasanya pemerintah dan DPRD sulit sekali rasanya untuk menganggarkan uang pembangunan Rumah sakit di bagian timur dan juga proyek fly over untuk mengurangi kemacetan di jalan menuju Ibukota provinsi tidak ada tindak lanjutnya , padahal kecelakaan sering terjadi bahkan kemacetan di sana juga semakin parah.

setelah mempresentasikan opininya Galuh pun duduk , dan Luki membuka sesi tanya jawab setelah semua narasumber diskusi mempresentasikan opininya.

para perwakilan masyarakatpun banyak yang kontra , pak Nanda semakin terpojok oleh pertanyaan dan sanggahan dalam diskusi tersebut.

HarmoniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang