****
Selamat tinggal perasaan
****Sebelum itu, jangan lupa vote dan comment.
I try my best.
Love from Ana, your sister.
***Tepat pukul dua siang, Seulgi sudah berada di taman dan lebih tepatnya di kursi panjang tak jauh dari tepi jalan kampus yang lengang.
"Seul?"
"Yakin nih? Btw lu mau ngomongin apa sih?"
"Oh, bekal makan siang?" Pertanyaan kedua yang juga berasal dari Wendy. Dia melihat kotak makanan di tangan Seulgi.
"Hm... Sedikit cemilan. Wen, lu tetap mau jadi temen gue kan?"
Wendy menyerngitkan keningnya.
"Kenapa memangnya?" Wendy tidak paham. Selama ini dia selalu menjadi teman Seulgi, lalu apa maksud dari pertanyaan ini?
Setelahnya Seulgi tertawa hambar, "kau harus bimbingan sekarang kan?"
Keduanya tak sengaja bertemu di depan gerbang, itulah kenapa Wendy bisa berada di taman sekarang. Dan dia tidak merasa heran karena kebiasaan membawa bekal sangat tidak aneh dilakukan Seulgi untuk Jimin. Walaupun, satu suap pun tidak pernah masuk ke dalam mulut pria itu.
Walaupun Seulg sering mendapat penolakan, tapi Wendy tidak bisa menghakimi sikap sahabatnya yang memang tak kenal lelah. Bagaimanapun, itu adalah bukti cinta Seulgi yang begitu besar kepada Jimin.
Cinta yang sangat besar dengan akibat yang besar pula. Seulgi sering mengeluarkan air matanya untuk pria itu, Wendy tahu. Dia saksi hidup dari kisah kang Seulgi yang pilu.
Tapi, bukan tugasnya untuk menghakimi sikap Seulgi. Sebagai sahabat, dia hanya akan mendukungnya sejauh yang dia bisa. Dan --- berharap sahabatnya itu akan hidup dengan bahagia kelak.
Karena dia sangat menyayangi Seulgi, orang terkaya saat itu namun tidak peduli dan selalu menolongnya yang di bully, Kang Seulgi yang berhati besar. Maka tidak ada balasan yang paling tepat selain mendukung Seulgi sepenuh hati. Orang lain akan mengira Seulgi gadis paling bodoh sedunia, tapi bagi Wendy gadis itu adalah wanita terhebat yang pernah ada.
(Their friendship since Junior High School)
Kembali ke taman luas, di salah satu sisi nya terlihat Jimin yang sedang menuju kursi dimana Seulgi sedang duduk sambil memeluk kotak makanannya sendiri.