Memikirkanmu adalah hobiku
Tak pernah terlintas dibenakku untuk berpaling dari hobi ini
Mendekapmu adalah mimpiku
Hidup bersamamu adalah cita-citaku
Aku putuskan untuk mengukir namaku di sebelah namamu
Dalam secarik kertas yang disebar
Nyatanya semua itu tak lain hanyalah buah pikirku saja
Sebuah undangan tergeletak di meja kamarku
Rasanya aku salah baca, dan berharap akan hal itu, tapi tidak
Berulang kali kueja huruf demi huruf seperti anak kecil yang baru belajar membaca
Masih berharap aku salah mengeja
Tapi, seberapa kali kuulang, sebanyak itu pula air mataku menetes
Teriris hatiku
Pedih bak disayat sembilu
Coba kau tanyakan lagi hatimu
Apakah dia lebih baik dari diriku?
Yakinkan aku
Jika memang begitu, aku pasrah
Aku akan mundur melangkah
Bagiku mengalah bukan berarti kalah
Ini adalah perpanjangan dari rasa bersalahku yang tak bisa menjadi tempat terbaik saat kau melepas lelah
Jika kau tak mau mengenang namaku di ingatanmu
Izinkan namaku terhimpit bersama nama tamu lain di baris buku tamu undangan pernikahanmu
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi
PoetryAssalamualaikum Hai semuanya... Jangan sungkan untuk mampir dan membaca karya-karyaku ya... Salah satunya antologi puisi ini. Disini aku membuat kumpulan puisi dengan berbagai tema, cinta, keluarga, teman, religi, dan lain-lain. Aku juga membuka se...