Happy Reading guys!
---
Masih Kirana's POV
"Jangan kau sesali. Semua yang tlah terjadi. Karna tak ada gun—" saat aku sudah mulai bernyanyi, seseorang kembali menginterupsi,
"Ehh tunggu dek, kayanya bakal seru kalo diiringin gitar ya" seru kak Tama.
"G..ga usah kak. Mending nyanyi sendiri aja" cicitku pelan. 'Duh dasar payah! Mana ada yang dengar kalau ngomongnya kayak tikus kejepit!', makiku dalam hati.
"Adit, kamu bisa ngiringin Kirana nyanyi ga?" tanya kak Tama pada salah satu temanku yang tadi menampilkan bakat bermain gitar.
"Bisa kak, tapi kayaknya harus nyari kunci dulu. Karena ga terlalu kenal lagunya" jawab Adit yang membuatku melotot. 'Yaelah dit, kalo gatau mah mending gausah disanggupin kali!' batinku menggerutu.
***
Drama mencari kunci gitar akhirnya selesai. Lalu adit duduk di sebelahku dan kolaborasi pun dimulai.
"Jangan kau sesali
Semua yang tlah terjadi
Karna tak ada gunanya, semua tak akan berubah
Semua nya telah sirna.
Terlanjur kau sakiti hati dan perasaanku
Kau goreskan luka yang sangat mendalam
Karena Cinta mu...
Ini laguku, ku persembahkan hanya untukmu
Kuciptakan dengan nada-nada Cinta
Tulus dari hatiku...
Tolong sisakan ruang kecil di hatimu,
Untuk namaku agar kau tak lupakanku,
yang sangat Cintai Dirimu" (Asam Manis- Lagu Untukmu)
Suara tepuk tangan terdengar seiring aku selesai bernyanyi.
"Waahhh keren keren. Kolaborasi yang sangat bagus. Terima kasih penampilannya. Silahkan kembali ke tempat duduk" aku dan Adit kembali ke kursi kami.
"Itu suara kamu bagus!!!" seru manusia di sebelah ketika aku sudah duduk kembali di bangku ku, Annisa.
"Yaelah kalo segitu dibilang bagus, gimana yang jelek coba?" jawabku menggelengkan kepala.
"Tapi itu tadi bagus tauuu!, kamu kayak ga canggung sama sekali!"
"Siapa bilang? Aku deg-degan setengah hidup tau di depan sana!, Cuma aku pernah beberapa kali nge-band, jadi lumayan bisa menguasai keadaan."
"Ehhhh, kamu pernah nge-band!!" teriak Annisa tanpa sadar, yang membuat semua manusia di kelas ini menatap kami. Aku langsung menutup mulutnya sambil menggumamkan "Maaf" ke sekitar. Astaga gadis ini!!
Sementara Annisa hanya tersenyum polos dengan memamerkan giginya, "Aku serius! Kamu bener-bener pernah nge-band? Kapan? Terus sekarang masih ga? Kok ga bilang sih!" aku hanya mengendikan bahu berniat untuk tidak menjawab.
"Ihhh Nana, Jawab dong!! paksa gadis ini dengan mengguncang lenganku. Satu lagi yang kutahu dari gadis ini. Pemaksa!
"Astaghfirullah, iya iyaaa!" aku melepaskan tangannya, "Iya aku pernah nge-band. Pas SMP dulu sama temen-temenku. Sekarang engga lagi, aku ga bakat. Yeeu emangnya kamu nanya?" jawabku sekenanya.
"Ya enggak sih, tapi setidaknya kan kamu cerita!"
"Udah ah ga penting. Mending liat yang lain tampil tuh" tunjukku ke depan, yang mau tak mau dituruti oleh Annisa.
Penampilan masih berlanjut, teman-temanku yang lain bergantian maju.
Kirana's POV end
***
Setelah menyelesaikan MPLS dan pembagian jurusan beserta kelas. Semua murid sudah mulai mengikuti kegiatan belajar. Kirana dan Annisa mendapat jurusan yang berbeda. Kirana di kelas X IPA 1 dan Annisa di X IPS1. Beruntung di sekolah ini kelas IPA dan IPS diletakkan berselang-seling, yang otomatis membuat kelas mereka bersebelahan.
***
Terima kasih karna masih membaca cerita ini =)
Have a nice day guys!
Endang~
KAMU SEDANG MEMBACA
KIRANA
Teen FictionTentang seorang gadis SMA dengan segala kisahnya. Cerita klasik dengan sedikit romansa. *** Karya pertama untuk tugas kuliah. Cerita ini semifiktif. Silahkan dibaca. Jangan lupa vote dan comment! Membuat orang lain bahagia itu berpahala ^^ Happy...