Maaf yah guys gw gak bisa double up, karena yah tau lah yah lari dari kenyataan itu gak gampang wkwkkw just kidding.
Author POV
Lagi-lagi Amora mencium bau parfum yang beda dari kemeja Angga, awal nya ia percaya bahwa sekretarisnya itu butuh bantuan nya, tapi semakin lama ia semakin curiga
"Masa setiap hari mereka pelukan" ucap Amora kesel "apa aku tanya papa aja, ehm tapi takut juga nanya begini, entar papa malah mikir aku curigaan" ucap Amora, ia sibuk dengan fikiran nya
" Astaga yang kamu budeg yah, junior nangis masa gak kamu denger" ucap Angga, ia buru-buru masuk kamar karena mendengar junior menangis tanpa henti
" Ya ampun, maaf in mama yah sayang" ucap Amora menggendong junior
" Kamu mikirin apa sih?" Tanya Angga
" Mikirin hubungan kamu dgn sekretaris kamu itu" jawab Amora ketus
" Kan aku udah jelasin, Dewi lagi bermasalah"
" Apa harus kamu yg selalu peluk dia?"
" Dewi gak pernah menangis di depan umum sayang, dia berani nangis di depan aku aja"
" Harus gitu pakai peluk-peluk"
"Seandainya kamu yg ada disana, trus ada wanita yang nangis dihadapan kamu, masa kamu gak tenangin"
" Tapi gak pakai peluk juga"
"Tau ah, cemburan kamu berlebihan" ucap Angga keluar dari kamar sementara Amora sibuk mendiamkan junior
Sudah sebulan lebih Amora merasa sifat Angga ada yang berubah, awal nya ia menepis rasa curiga nya tapi semakin lama ia semakin curiga lagi
"Kalau mas Angga beneran selingkuh, kamu marah nggak kalau Mbak mutilasi dia?" Tanya Amora ke Anggi
" Silahkan mbak, walau kakak gak percaya sih kalau Abang selingkuh, tapi kalau beneran selingkuh, aku juga gak akan maaf in abanv" ucap Anggi
" Ke kantor nya yuk" ajak Amora
" Ayo mbak, biar makan siang bareng juga disana" ucap Anggi, mereka pun pergi ke kantor Angga, saat masuk banyak karyawan menanyapa mereka, Anggi memegang tangan Hana sedang kan Amora mendorong stroller junior
"Kok gak ada yah" ucap Amora melihta ruangan Angga kosong
"Dewi juga gak ada dimeja nya, apa mereka lagi meeting di luar?" Ucap Anggi " kita tunggu didalam aja mbak, Hana udah ngatuk banget,dari tadi nguap" ucap Anggi
"Ya udah kita bobo in mereka di kamar mas Angga aja" ucap Amora mengambil junior dari stroller nya, Anggi terdiam sejenak saat membuka pintu kamar istirahat Abang nya itu, lalu kemudian menutup nya lagi
"Kita pulang aja deh mbak, kaya nya meraka lama deh di luar" ucap Anggi
"Ini udah jam istirahat kak, paling bentar lagi mereka pulang" ucap Amora, Anggi ingin sekali menghalangi Amora membuka kamar itu, tapi ia ke habisan ide, Amora kembali menutup pintu nya dan meletakan junior ke stroller lagi
" Kita pulang mbak?" Tanya Anggi ia jadi ketakutan melihat wajah Amora yang memerah, Amora kembali masuk ke kamar itu lalu menarik selimut Angga
" Ini yang kamu lakuin di Balik kerja mas?" Tanya amora berusaha tenang, namun hatinya sangat sakit, hati istri mana yang tidak sakit melihat suami nya tidur berpelukan dengan wanita lain, apalagi itu sekretaris suami nya
"Sayang ini gak seperti yang kamu lihat" ucap Angga
" Apa yg gak seperti aku lihat? Apa ada yang lebih dari ini?" Tanya Amora
" Kakak kecewa bang" ucap Anggi, Angga turun dari ranjangnya dan membawa mereka keluar kamar
" selama ini Dewi bukan hanya sekretaris kamu, tapi penghangat ranjang kamu juga? Apa aku gak cukup?" Tanya Amora
" Dengerin penjelasan aku dulu sayang, aku dan Dewi gak ada hubungan apa-apa,dia butuh dukungan ku, tadi aku hanya menenangkan nya aja, tapi aku malah ikut tertidur" ucap Angga
"Alesan, yuk mbak, semakin lama kita disini semakin banyak alesan yang akan diberikan pria gak tau diri ini" ucap Anggi, menggendong Hana dan menarik tangan Amora, Amora hanya menatap mata Angga air mata yang dari tadi ia tahan kini keluar, ia buru-buru menghapusnya
"Emang laki-laku jaman sekarang gak bisa dipercaya" ucap Anggi mengomel dalam mobil
" kita kerumah mama yah pak" ucap Anggi pada supir nya
" Baik non"
" Mbak, kalau mau nangis nangis aja jangan di tahan, kakak takut lihat nya" ucap Anggi melihat wajah Amora menahan amarah, akhir Amora kembali menangis
"Kenapa harus begini kak? Kalau mas Angga bosen kenapa gak bilang?" Ucap Amora
" Mama jangan nangis" ucap Hana memeluk Amora, Amora semakin menangis melihat Hana
" Hana sayang" ucap Amora membalas pelukan putri nya itu
" Loh kenapa ini, kok pada nangis?" Tanya mama
"Mas Angga sama Dewi mah" ucap Amora
" Jadi yang kakak bilang tentang kecurigaan amora itu beneran?"tanya mama ke Anggi, Anggi mengangguk
" Ya ampu laki-laki itu" ucap mama "sayang yang sabar yah, mama gak akan diam dengan masalah ini" ucap mama memeluk Amora
"Kakak bawa anak-anak ke kamar dulu ma" ucap anggi, membawa Hana dan junior
" Mama kenapa aunty?"tanya Hana
" Mama tadi lagi nonton flim sedih-sedih, makanya nangis, Hana bobo yah, udah ngantuk kan?"ucap Anggi, Hana mengangguk Anggi mengelus-elus punggu keponakan nya itu agar cepat terlelap, setelah dirasa cukup ia pun turun ke bawah
"Aku gak menyangka mas bakal begini"ucap Amora, Angga menyusul mereka kerumah mama
"Aku udah bilang berapa kali, aku gak selingkuh, Dewi sedang frustasi" ucap Angga
"Sebesar apa pun masalah nya, apa harus sampai tidur bareng?" Tanya papa " abang itu suami Amora bukan suami nya dewi, kalau gak main belakang apalagi namanya" lanjut papa
" Dewi lagi hamil pa, dia ingin menggugurkan kandungan nya, abang berusaha menggagalka itu" ucap Angga
" Kamu sampai berbuat sejauh itu bang, Amora baru melahir kan junior beberapa bulan yang lalu dan sekarang kamu udah menghamili orang lain, mama punya dosa besar apa sampai-sampai punya anak seperti ini" ucap mama " mama harus bilang apa ke keluarga Amora? Abang mikir gak sih sebelum bertindak?" Tanya mama
" dulu Abang yang minta mama, papa melamar Amora untuk Abang, Amora menolak tapi Abang ngotot ingin menikahi Amora, papa fikir kamu akan jadi suami yang baik, tapi ternyata" ucap papa
" Anggi juga kecewa sama Abang" ucap Anggi
" Bayi itu bukan anak Abang" ucap Angga " dengerin dulu penjelasan Abang" lanjut Angga lalu menceritakan semua masalah Dewi kepada mereka
"Tetap aja Abang salah, harus nya Abang lebih terbuka ke kita, lagian istri mana yg gak marah melihat suami nya tidur dgn wanita lain" ucap mama
" Tau tuh, kakak aja yang lihat benci, apa lagi mbak" ucap anggi
" Sayang maafin aku, aku tau aku salah gak cerita sepenuh nya sama kamu, apalagi tadi aku ikut tertidur di samping Dewi, maafin aku sayang"ucap Angga memegang tangan Amora
" Jauh-jauh mas, aku lagi gak mau denger suara mas, apa pun alasan nya, tetap aja mas gak menghargai aku sebagai istri mas"ucap Amora
" Tapi aku udah jelasin semua nya" ucap angga
"Mas gak tau bagaimana perasaan aku yang setiap hari mencium aroma parfum wanita lain di kemeja mas, mas terbuka setelah kejadian ini, kalau aku dan kakak gak ke kantor mungkin kamu akan tetap diam dan gak akan cerita" ucap Amora " kalau mas ingin menggantikan posisi pacar nya dewi silahkan" lanjut Amora
"Nggak sayang, aku gak mau, aku gak mungkin menggantikan posisi kamu dengan wanita lain" ucap Angga "please maafin aku" ucap Angga
" Aku mau sendiri" ucap Amora meninggalkan mereka dan masuk ke kamar
" Sudah biarin Amora sendiri dulu bang" ucap papa
" Mama juga masih marah sama kamu, gunanya istri itu bukan hanya nemenin kamu tidur doang, tapi tempat cerita juga, udah punya anak 2 tapi kok gak bisa mikir jauh" ucap mama
" Tau tuh, Anggi kecewa sama Abang" ucap Anggi
" Jangan gitu sayang, Abang kan udah jelasin" ucap nathan
" Kamu juga, jangan begini, apa pun itu cerita sama aku, jangan pendam sendiri" ucap Anggi
" Ia sayang,aku salah mulu deh" ucap nathan
" Yah salah kalau gak mau dengerin istri"
" Ia aku dengerin kok"
" Denger tapi gak di laksana kan yah sala juga"
"Ia aku laksanakan juga" ucap nathan
" Nah gitu dong, jangan kaya laki-laki itu, istrinya udah cantik kaya bidadari hati kaya malaikat tetap aja gak mikir in perasaan istrinya" ucap Anggi menyintil Angga, Angga hanya diam ia sedang berfikir keras bagaimana mendapatkan maaf dari istri nya itu.Maaf yah banyak typo ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
JANDAKU
AléatoireAngga seorang mahasiwa semester akhir yang tergila-gila dengan dosennya,sejak mengetahui dosennya sudah tidak bersuami lagi membuat angga semakin semangat menebar pesonanya kepada dosennya itu. "sebagai dosen yang masih muda aku sudah biasa di godai...