Selamat datang~
*cling
Sam memasuki toko alat tulis untuk membeli peralatan lukis yang baru. Dia baru saja pindah ke kota X dan mulai hari ini ia akan tinggal dengan bibinya.
("Bersenang-senanglah ^^ bibi akan menyiapkan kamar dan membereskan barang-barangmu, berkelilinglah agar kau mengenal kota ini dan pulang tepat saat makan malam")
Begitulah sehingga akhirnya Sam tertarik untuk memasuki toko ini, karena dia hobby melukis. Beberapa lukisan hasil karyanya telah berhasil dijual secara online sehingga bisa menghasilkan uang untuk biaya hidupnya seorang diri di Kota yang lama.
Sam pergi dengan outfit sederhana, cukup kaos, jaket, celana jeans dan sneakers. Selalu seperti itu, rambut gondrongnya dibiarkan terurai.
Sam melihat-lihat kanvas yang terletak dibagian rak bawah sambil berjongkok dan berpikir ukuran mana yang akan dibeli.
"Aku akan membeli yang ini saja, 12 warna isi 50ml"
"Baiklah, kita sudah lapar. Setelah membeli cat minyak ini ayo kita makan dulu di café"
Tepat dibelakang Sam beberapa anak perempuan sedang memilih-milih cat minyak, dan Rania tepat dibelakang punggungnya.
Sam berdiri setelah memutuskan kanvas yang akan dibeli, ketika berdiri
Backpacknya tidak sengaja mengangkat rok perempuan yang berdiri dibelakangnya."Acckkk!!!" Rania segera menggenggam roknya agar tidak semakin terangkat.
Sam hanya menatap Rania dengan perasaan risau tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya.
"Dasar mesum! Bisa-bisanya melakukan hal seperti itu ditempat seperti ini, tidak tahu malu!"
*plakkk
Kotak cat minyak mendarat dipipi Sam, dan sedikit meninggalkan goresan.
☆☆
☆
@ Café"Bukankah tadi kau sedikit keterlaluan?"
"Biar saja orang seperti itu harus diberi pelajaran" timpal Rania seraya menyeruput jus strawberry dan memonyongkan bibirnya.
"Sepertinya tadi dia tidak melakukannya dengan sengaja, kenapa kau memukul wajahnya sayang sekali....kuharap tidak meninggalkan bekas di wajahnya yang tampan"
"Lily!!"
Rania dan kawan-kawan serentak menyanggah, Lily terlalu polos.
♡♡
♡
*cklekkPintu apartemen terbuka
"Oh...kau sudah pulang Sam, bagaimana harimu?"
"Kota ini menyenangkan bukan? Cobalah untuk bergaul dengan anak-anak seusiamu"
Bibi berbicara dengan Sam dari dapur sambil menyiapkan makan malam.
"Bisa tolong siapkan gelas dan piring dimeja, sementara bibi menyiapkan makanan yang sudah hampir selesai"
Wangi steak memenuhi ruangan apartemen~
Sam menghirup aroma steak yang terpanggang sempurna sambil memejamkan kedua mata, sepertinya setelah seharian keluar dia sangat lapar.
"Owh¿. . .apa yang terjadi?" Bibi terkejut melihat goresan di pipi kiri Sam.
"Kau berkelahi?"
". . ." Sam menepis tangan bibi yang hendak melihat luka tersebut
"Anak-anak berandalan di Kota ini, apa mereka memalakmu?"
". . ." Dahi Sam merengut, dia tidak suka diperlakukan seperti anak kecil
"Lain kali lawan, jangan biarkan mereka menganggapmu lemah....bla...bla..."
*sigh
Bibinya terus saja bicara sambil membersihkan luka dan menempelkan plester di pipi Sam. Sam hanya menghela napas sementara mendengar ceramah bibi yang membuatnya semakin lapar.
‐‐-----‐----------------------------------------------------------
Aahh~ from the very beginning this is what I want
Practice to make my own story, not a fan fiction
Without a single reader I know, or those who recognized me
( actually none really recognized me tho :P )