"Teman Baru Keana"
***
"Pa,"
"Hm,"
"Jalan-jalan, yok!"
"Ini 'kan lagi di jalan." Jawab Arthur yang atensinya masih fokus pada jalanan di depan.
Wajah Ayana yang awalnya sumringah untuk membujuk sang ayah lantas berubah masam. "Maksudnya jangan pulang dulu, Pa. Keliling dulu."
"Liling, Pah! Liling!"
"Tuh, El juga mau keliling." Ayana tampak berusaha keras untuk mengabulkan keinginannya. "Ya! Kea! Kea juga mau keliling dulu 'kan?"
Baru saja gadis yang ditanyai itu hendak menyahut, si Sulung sudah menyerobot lebih dulu.
"Tuh, Kea juga mau, Pa!"
Keana hanya menghela napasnya sembari membatin. Kira-kira isinya begini,
udah, lo atur dah, gue mah ngikut aja. Lo atur aja sana asal gue gak ribet.
"Masih sempat 'kan, Ma?" Arthur bertanya terlebih dahulu pada Kinzy sebelum mengabulkan permintaan si Sulung.
Kinzy pun lantas melirik jam digital yang tersedia pada dashboard mobil. "Masih kok, masih lama. Sekalian beli kue juga, ya, Pa, buat buah tangan."
Arthur pun menganggukkan kepalanya, "oke!"
"YEAY!"
"Buset!" Arthur mengusap telinganya yang pengang karena pekikan riang Ayana.
"Duduk, Kak. Pasang lagi seatbelt-nya!" Tegur Arthur pada Ayana yang sebelumnya berdiri di antara kursi kemudi dan kursi penumpang di sebelah Arthur. Tanpa adu argumen lebih jauh, Ayana pun menuruti perintah Arthur.
14.20
Keluarga Arthur baru cabut dari kediaman kakek Alan sekitar satu jam yang lalu. Kalau saja telepon dari Mbak Lastri-Mamanya Ucul-tidak mengusik ponsel Kinzy di pagi hari, mungkin keluarga itu baru akan pulang saat hari sudah petang.
Kesimpulan dari pembicaraan Kinzy dan Mbak Lastri tadi pagi adalah tetangga baru. Rumah yang berada di sebelah kiri rumah Mbak Tami dan rumah Mbak Tami ini berada tepat di seberang rumah Arthur, akhirnya kembali berisi setelah dua bulan kosong.
Mbak Lastri selaku istri Ketua RT komplek, tentu saja bertanggung jawab atas apa-apa yang terjadi di komplek mereka. Termasuk dalam rangka penyambutan tetangga baru. Nah, jadi rencananya pukul empat sore nanti ibu-ibu akan berkunjung ke rumah si tetangga baru. Itulah inti dari dua puluh menit percakapan Kinzy dan Mbak Lastri. Sisanya hanya percakapan ringan antara ibu-ibu yang satunya suka gosip, satunya iya-iya aja.
"Pa, kita ke mall aja gimana?" Ayana mencoba untuk memberikan saran pada Arthur.
"Dompet Papa lagi seret, Kak." Bohong! Arthur pembohong! Misalnya itu anaknya betiga minta rumah satu-satu, uangnya masih gak bakalan habis. Arthur hanya malas melihat rumah berantakan karena mainan berserakan. Ujung-ujungnya dia juga yang beresin. Udah paling bener emang si Kembar main di luar sekalian bersosialisasi. Biar jangan kayak anak sekarang, berkurung sama gedget ataupun mainan yang membuatnya betah berdiam diri di rumah. Kalau bisa sekalian Ansell juga diajak main aja keluar sama si Kembar. Biar... ehehe.
Dasar bapak-bapak.
"Kakak janji deh gak bakalan jajan macem-macem. Jalan-jalan aja, Pa." Ayana mulai mengeluarkan rengekan khasnya
"Terakhir juga kakak bilangnya gak jajan macem-macem, sampe sana tau-tau beli rumah Barbie. Belum lagi nanti Kak Kea beli masak-masakan. Dek El pingin mobil-mobilan." Bibir Ayana maju beberapa senti mendengar rentetan problema kehidupan Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jajar Genjang [END]
HumorMiring dah! Miring! 🐥Sequel Bad Boy Is A Good Papa🐥 *** Copyright 2019, Kecoamerahmuda. Publikasi hanya di Wattpad.