Peter Pan and his Wendy
***
Bahkan belum ada dua hari penuh, tapi saat ini aku kembali berteriak di depan wajahnya. Dan seperti terakhir kali aku melakukan hal yang sama, ia juga masih sama dengan sikap tenangnya mencoba memahamiku. Berulang kali dia bertanya apa salahnya dan berulang kali dia mencoba meminta penjelasan kepadaku, tapi aku hanya akan terus-menerus berteriak dengan kalimat yang sama pula.
"Kamu menyebalkan! Kamu sama saja dengan lelaki lainnya." Napasku sedikit terengah-engah karena mencoba menahan segala amarah dalam kepalan kedua tanganku yang semakin memutih seiring dengan kuatnya remasan buku-buku jariku.
Tenang Chanyeol balas menatapku, tepat ke dalam kedua mataku. Tatapannya seolah menelanjangiku, mencari titik-titik dimana semua emosiku bermula, mencari sebuah kesalahan yang mungkin ia perbuat hingga mampu membuatku begitu marah dengannya. Namun akhirnya, ia hanya akan mendesah dengan penuh kelelahan hati dan pikirannya karena tidak berhasil menemukan apapun penyebab kemarahanku kepadanya. Benar, bagaimana ia bisa tahu, sedangkan aku sendiri juga tidak tahu apa penyebab kemarahanku padanya. Aku tidak begitu mengerti dengan perasaanku saat ini. Aku hanya merasa bahwa dia semakin hari semakin menyebalkan.
"Apa maumu sebenarnya, Wendy!"
Akhirnya Chanyeol melepas semua ketenangannya dan balas berteriak di depan wajahku. Sejenak aku terkejut mendengarnya berteriak, selama ini Chanyeol tidak pernah berteriak di depanku. Ia adalah sosok yang selalu berpikir rasional dengan segala ketenangan yang ada pada dirinya. Tidak pernah mengeluh mengenai sikap kekanak-kanakanku selama lebih dari satu tahun ini ia menjalin hubungan denganku. Mungkin sikapku kali ini benar-benar membuat kesabarannya sampai pada batas maksimal. Sebenarnya aku juga merasa begitu bersalah kepadanya, akhir-akhir ini aku menjadi begitu sensitif.
Chanyeol-ku yang malang, maafkan aku.
"Maaf," ucap Chanyeol lirih sesaat kemudian, terlihat merasa bersalah ditandai dengan bahunya yang terkulai turun.
Aku juga ingin meminta maaf kepadanya, tapi teriakannya beberapa saat lalu membuat egoku lebih mendominasi. Aku ingin dia mengerti. Aku balas menatap Chanyeol sengit, lalu tanpa berkata apa-apa lagi aku berbalik dan pergi dengan langkah pelan. Aku berharap dia akan mencegahku seperti terakhir kali, tapi lima langkah telah aku ambil dan tidak ada tangan yang menarikku untuk jatuh dalam pelukan tubuhnya yang hangat menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandy ✔️
Short StoryList: 1. That I Miss You 2. Just A 3. Don't Say Yes 4. One of These Nights 5. Into You 6. Who Tell me! Cerita mana yang paling kamu suka? For me ... Don't Say Yes! NN © Juni 2020 cover: canva app