Lima

1.1K 157 112
                                    


maaf kemarin lupa update! hehe jangan lupa ditunggu komentar dan votenya :')



LIMA


SEORANG pemuda yang mengenakan pakaian layaknya pengawal berlari menuju ke ruangan kepala desa dengan tergopoh-gopoh. Ia mengetuk pintunya tak sabaran setelah sampai di depan sana. Pintu seukuran 3 meter itu terbuka, sang pengawal segera masuk dan berlutut di hadapan tuannya.

"Ada apa di pagi-pagi buta begini?" tanya Kris, dengan raut wajah jengkel. Kala itu, ia tengah sibuk bergulat dengan setumpuk gulungan perkamen—urusan desa. Ya, pria bersurai perak itu rela begadang semalaman demi bisa menyelesaikan pekerjaannya. Kris sudah biasa melakukannya.

"Maaf, Yang Mulia. Ini gawat, Hellfyre mengamuk sejak semalam. Makhluk itu nyaris membakar seluruh kandang!" seru pengawal itu, keringat dingin mengucur di sisi dahinya.

Kris mengernyitkan dahinya heran. Kenapa pula makhluk itu bisa mengamuk, padahal dia sudah berada di rumah. "Apa kau sudah memberinya makan?"

Sang pengawal menganggukkan kepalanya takut-takut. "Ya, kami sudah memberinya domba yang paling gemuk di desa ini. Tapi dia menolaknya, Yang Mulia!" Pemuda itu meneguk ludahnya kasar. "Sebaliknya, makhluk itu malah menyemburkan apinya tiada henti sambil menggeram,"

Karena penasaran dengan tingkah aneh sang naga legendaris—simbol kaumnya, Kris pun meminta kepada sang pengawal untuk mengantarkannya ke kandang naga itu. Awalnya pemuda itu ragu-ragu, takut si pemimpin terluka karena terlalu berisiko. Tapi Kris hanya terkekeh. "Kau meremehkanku? Darah naga mengalir di dalam tubuhku!"

Setelah tiba di lokasi, Kris hanya bisa menatap kondisi kandang yang sudah sangat parah. Gosong di sana-sini, akibat terkena semburan dari api super panas makhluk merah itu. Bukan tanpa alasan para pendahulu kaum Eldwyn menamai naga itu dengan 'Hellfyre'. Api naga itu adalah yang terpanas dari semua jenis naga.

Untung saja kandang yang mengurungnya terbuat dari besi dan baja unggulan pemberian dari kaum Rhodon—suatu kaum yang tinggal di dekat pegunungan Timur. Mereka adalah kaum yang suka menempa senjata, ngomong-ngomong. Mereka sudah bertahun-tahun melakukannya. Banyak yang bilang kaum Rhodon adalah pengganti kaum Ashman yang telah musnah akibat pembantaian. Walaupun begitu, kualitas senjata buatan Ashman tetap juara satu—pikir Kris.

Suara erangan serta geraman bak gemuruh yang menakutkan bergema dari dalam kandang. Kris tidak tahu sudah berapa banyak orang-orangnya yang mati demi menenangkan makhluk buas itu. Teriakan pilu dari orang-orang yang terbakar karena berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan naga itu terdengar bersahut-sahutan. Sementara mereka yang tersisa tetap bertahan mengikat leher dan kaki sang naga. Tetapi yang menjadi masalah utama adalah mulutnya. Mereka belum bisa mengikat moncong Hellfyre supaya mulut naga itu bisa terkatup dan berhenti menyemburkan api. Masalahnya, makhluk merah itu terlalu banyak bergerak!

Kris menghela napasnya secara kasar. Apakah ini karena Hellfyre masih merasa asing dan takut di rumahnya, di Drake Valley, setelah menghilang selama bertahun-tahun? Naga itu perlu membiasakan diri. Tapi kalau begini caranya, orang-orang Kris bisa cepat habis!

Meski benci untuk mengakuinya, namun hanya ada satu orang yang muncul di benak Kris.

"Panggil pemuda Ashman itu kemari secepatnya!" titah sang kepala desa, tak memiliki pilihan lain selain meminta bantuan dari Chanyeol. Mau tak mau, hanya Chanyeol lah yang bisa menenangkan Hellfyre.

Dan warga Drake Valley membutuhkannya sebelum makhluk buas itu lepas dari kandang dan membakar habis seluruh desa.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[12] Dragon HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang