Sebagai seorang pendiam aku sering banget memikirkan segala hal. Aku sering kepikiran sama kata-kataku sendiri.
"Apakah tadi aku salah ngomong ya?"
"Eh, kira-kira dia tersinggung apa tidak ya?"
"Dia nyaman apa tidak ya bicara sama aku?"
"Kenapa sih kemarin aku chat seperti itu ke dia?"
Bahkan hal-hal yang belum aku ucapkan pun sering aku pikirkan panjang lebar kali tinggi.
"Penampilanku sudah rapi apa belum ya?"
"Dia sibuk apa tidak ya?"
"Bagaimana kalau dia tidak mau membantuku?"
"Bagaimana ya cara memberitahu tanpa menyinggung perasaannya?"
"Kok dia gitu sih. Pengen banget ku tegur tapi aku malu!"
"Dia mau nggak ya mendengarkan pendapatku?"
"Kira-kira karyaku di ejek sama mereka apa tidak ya?"
Karena terlalu banyak berpikir akhirnya aku pun sering menunda-nunda melakukan sesuatu sampai mepet deadline. Dan ujung-ujungnya menyalahkan diri sendiri ketika hasil pekerjaan tidak maksimal karena mepet deadline.
"Kenapa sih kemarin aku menunda-nunda pekerjaan"
"Ah,aku kehilangan lima jam waktuku"
"Ah, seandainya kemarin aku sempat mempersiapkannya"
"Kenapa sih aku selalu mencoba banyak hal. Coba deh kalo aku bisa fokus pasti hasilnya maksimal!"
Menunda sendiri,kesal sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Introvert
General FictionPernah nggak sih kamu merasa menjadi orang asing di tengah keramaian? Kadang merasa tersesat di sebuah planet yang penuh dengan berbagai suara. Sedangkan aku selalu berteman dengan rasa sepi yang tiada henti.
