🍪9| Help Me

1.1K 237 52
                                    

          “Ini yang kau sebut naskah?” tanya Donghwa dengan raut wajah serius, sementara Jungkook malah mengendikan bahunya tak acuh. Lelaki bermarga Hwang itu malah menatap ke luar jendela, tepatnya pada seorang gadis di bawah sana yang baru saja sampai ke perusahaan dengan menaiki taksi.

           “Sejak kapan novel dengan genre komedi romantis ada adegan pembunuhan dan hantu?”

           Jungkook menoleh dengan menyeringai geli. “Bukankah itu bagus? Jadi pembacanya tidak hanya disuguhi satu genre melainkan tiga genre sekaligus! Hehe.”

           “Jungkook, aku memperkerjakanmu di sini bukan untuk main-main. Seluruh beritanya sudah disebar dan kau bahkan sudah menandatangani kontrak. Seharusnya kau bisa menulis yang lebih baik dari ini. Kalau kita menerbitkan novel ini, isinya tidak jauh berbeda dengan buku komik yang telah kau buat sebelumnya."

           Jungkook menghela napasnya. Ia berjalan lalu duduk di sofa yang terletak di depan meja Donghwa. “Lalu aku harus bagaimana? Itu bukan passion-ku!”

          Donghwa balas mengendik. “Itu urusanmu. Yang jelas, kau harus segera memberiku naskah yang baru sebelum akhir tahun.”

          “Kau hanya memberiku waktu tiga bulan?! Kau gila?”

          “Ya, kalau kau bukan teman saudaraku, aku pasti sudah langsung merobek kontraknya!”

          “Ck, Kau serius?”

          “Sangat-sangat serius! Aku tidak mau tahu, dua bulan lagi akan ada seorang reporter kemari untuk melaporkan perkembangan naskahmu. Salahkan popularitas mu yang semakin melonjak saat kau kembali ke Korea. Para awak media sangat haus sekali dengan berita tentangmu."

           “Haisshh, sial.” Jungkook menjatuhkan kepalanya pada sandaran sofa. Matanya memejam sementara tangan kanannya mengepal. "Aku bisa gila."

           Donghwa yang melihatnya hanya menghela napas. "Tenanglah, kami punya kepala editor yang sangat handal."

           “Maksudmu Dahyun?”

           “Ya, kau bisa mengandalkannya. Aku pergi dulu ya, ada pertemuan dengan klien, selamat berpikir.”

           Selepas kepergian Donghwa, Jungkook masih berada di ruangan itu dengan posisi yang sama. Ia menghela napas untuk yang kesekian kalinya lantas membuka maniknya yang sempat memejam perlahan.      

            “Hah ... shit, aku harus membujuknya dengan cara apalagi, dia itu sangat keras kepala.”

            Kemudian pikirannya kembali memutar pada saat dirinya tanpa sengaja memegang 'aset' milik Dahyun. Pipinya langsung memerah.

            “Berita buruknya, ia pasti sangat membenciku saat ini."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr. Cookies vs Miss. Dubu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang