_______
Jina saat ini tengah tersenyum-senyum sendiri sambil menatap layar ponselnya yang menyala. Seperti biasa, Jina saat sebelum tidur selalu mencari hiburan dengan melihat video-video bayi lucu ataupun vlog-vlog dari anak-anak kecil yang menjadi favoritenya. Jina merasa sangat nyaman sebelum ia mengetabui jika kamar yang ia tempati ini adalah kamarnya Jungkook.
Ceklek!
Jina menolehkan pandangan matanya kearah pintu kamar yang terbuka—ia terkejut saat tahu jika dirinya lupa mengunci pintu kamar.
"Kau belum tidur?"
Ternyata Jungkook yang masuk kedalam kamarnya.
"Kenapa kau disini?" tanya Jina menautkan alisnya bingung.
"Ini kamarku." Jawab Jungkook dengan santainya sambil menutup kembali pintu kamarnya—tak lupa ia mengunci pintu tersebut.
"Kau menjebakku?"
Jungkook menggeleng. "Tidak, hanya kamarku yang masih rapi dan sering dibereskan oleh ahjumma. Kamar yang lain belum dibereskan Jina." Terang Jungkook.
"Aku tak percaya. Kau itu pembual."
"Jika tak percaya ya sudah. Pergi cari kamar yang bisa kau tiduri sana."
"Ya sudah, tunjukkan dimana letak kamar yang lainnya. Aku akan tidur disana."
Jungkook memandang tak suka Jina yang akan bersiap pergi dari kamar itu. Gadisnya ini masih saja terlalu dingin padanya. Padahal sudah hampir sebulan mereka menghabiskan waktu dan malam bersama.
"Tak bisakah kau mendengarkan perkataanku sekali saja, Jina?" Jungkook menahan tangan Jina yang melewati tubuhnya.
"Apa maksudmu?"
"Kau itu masih saja bersikap dingin padaku, tak pernah mendengarkan perkataanku. Dan suka marah-marah,ish!"
"Tunjukkan saja kamarnya, jangan mengajakku berdebat. Aku lelah, ingin tidur." Jina menghempas keras tangan Jungkook yang menahan pergelangan tangannya.
"Kau kenapa?" tanya Jungkook pada Jina. Ia merasa Jina berbeda malam ini.
"Kenapa apanya?" ucap Jina balik bertanya. "Kau yang kenapa, Jungkook? Kau selalu menggangguku,jika kau tak lupa!" suara Jina terdengar naik beberapa oktaf. Membuat Jungkook cukup terkejut, Jina tak biasanya seperti ini. Marah-marah padanya, kan jadi seperti suami istri yang sedang berdebat.
Jungkook menatap lekat wajah Jina. Memang tergambar jelas diraut wajahnya, bahwa sepertinya Jina memang sedang lelah. Jika sebelum-sebelumnya Jina akan menggemaskan jika marah sekalipun. Tapi, malam ini berbeda. Jina tampak benar-benar kesal dengan Jungkook.
"Baiklah, kau tetap tidur disini. Biar aku tidur dikamar yang lain saja." Ujar Jungkook untuk mengalah malam ini. Padahal tadi ia sudah membayangkan akan tidur sambil memeluk Jina. Tapi sepertinya Jungkook harus mengurungkan niatnya untuk sementara. Suasana hati Jina sedang tidak bagus malam ini.
"Selamat malam, sa—Jina noona."
Jungkook akhirnya meninggalkan kamar itu dan mencari kamar yang lain. Sebenarnya Jungkook memang berbohong, ia hanya ingin tidur bersama dengan Jina malam ini dan pindah dipagi harinya agar ibunya tidak tahu. Tapi sepertinya keberuntungan tak berpihak padanya. Jina dalam keadaan mood yang buruk.
Mencium kening pun tidak ada malam ini, biasanya Jungkook rutin melakukan kegiatan itu kepada Jina setiap malamnya—mencium kening Jina. Romatis bukan?
"Kenapa sih dia? Apa serviceku kurang ya, tadi siang?" Jungkook tampak berfikir saat sudah berada diluar kamar. Ia tengah berdiri didepan pintu kamarnya, masih memikirkan sikap Jina tadi yang mendadak sangat galak. Padahal niatnya tadi hanya ingin bercanda pada gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY KOO ✔
Fanfiction[FULL CHAPTER ] [ TERSEDIA DALAM VERSI EBOOK DENGAN ALUR YANG BERBEDA] Jeon Jungkook yang merupakan anak dari pemilik sebuah rumah sakit anak di Seoul, selalu saja menolak perjodohan yang dilakukan orang tuanya. Jungkook juga pernah menolak untuk m...