2

47 11 0
                                    

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Me update nih... Ada yang nungguin gak?


Hm, lanjut... Semoga kalian suka 🙌 and Happy reading 📖

🌸Keluarga🌸

🍂Disaat keadaan tersulit. Kita hanya butuh dukungan dari orang-orang yang kita sayang.🍂

━━━━━━━━━━━━

Raffa dan beberapa temannya sedang berada di Rooftop sekolah. Menurut mereka Rooftop adalah tempat terbaik saat mereka malas mengikuti pelajaran, atau saat melakukan kegiatan yang bersangkutan dengan melanggar peraturan sekolah.

"Woi, bete nih. Ada yang punya rokok gak?" tanya Raffa menatap teman-temannya. Bagi Raffa hidup tanpa rokok itu seperti ada sesuatu yang kurang.

"Aelah, masa Kang Sultan gak punya rokok? Udah miskin?" tanya Dimas selidik.

"Perlu geu liatin?" Jawab Raffa sombong.

"Percaya gue,nih." Dimas melempar sebungkus rokok pada Raffa. Tentu saja di terima dengan Senang hati oleh Raffa.

"Hilih pilit imit gik bigi-bigi." Cibir Zaka.

"Ambil aja. Mompong lagi baik." Ucap Raffa menyodorkan bungkus rokok itu pada Zaka.

"Lo? Mau gak?" tawar Zaka pada Arsyad.

Arsyad menggeleng "Sorry, Gue gak doyan." Jawab Arsyad jujur. Arsyad memang nakal, tapi dia tidak pernah mencoba hal-hal seperti merokok atau yang lainnya. Arsyad sayang pada tubuhnya, dia tidak ingin menyakiti diri sendiri. Lagi pula dirinya tidak memdapat mamfaat dari barang-barang itu bukan?

"Jangan di manjain terus tu tubuh. Sekali-kali di sakitin biar gak cengeng." Zaka tertawa meremehkan.

"Pemikiran lo dangkal. Omongan aja gede tapi otak cetek." Arsyad balik Mengejek Zaka.

"Udahlah Ka. Kita sebagai orang pinter harus ngalah." Dimas membela Zaka. Sudah biasa bila ada perdebatan di antara Zaka dan Arsyad, dimas selalu membela Zaka. Begitupun sebaliknya.

"Pinter?"

"Eh, ralat bodoh maksudnya. Diem aja nanti pada akhirnya lo yang akan kalah." Dimas menasehati Zaka. Dan dengan polosnya Zaka mengangguk patuh.

"Anak mamah emang pinter." Dimas mengacak lembut rambut Zaka, membuat Arsyad Jengah menatap mereka yang seperti orang gila. Zaka dan Dimas tertawa kencang membuat Arsyad semakin kesal.

"Lo pada berisik banget sih. Lagi bahas apa?" Raffa yang tadinya diam saja mulai terganggu dengan tawa kedua Sahabatnya.

"Sahabat lo pada gila semua." Tunjuk Arsyad pada Dimas dan Zaka yang masih tertawa.

"lo?"

"Gak termasuk gue."

Raffa mengangguk, "Syad, menurut lo Syaqilla itu gimana?" Raffa menatap Arsyad. Sebenarnya dia mati-matian menahan pertanyaan itu, tapi dia tidak bisa. Raffa ingin mengetahui pandangan Sahabatnya tentang gadis itu.

SYAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang