Sirupawan Narcissus

3.7K 76 4
                                    

Dahulu kala waktu bumi waktu masih muda, segalanya begitu indah. Bunga tumbuh beraneka warna. Gunung-gemunung, lembah dan ngarai terlukis sangat indah dihiasi sungai-sungai dan kali mengalir tenang dengan air yang sangat jernih sebening kristal yang menyegarkan jiwa dan raga baik penghuni di dalamnya maupun pengunjungnya.

Sedemikian indahnya bumi bahkan dewa, dewi, dan bidadari terpesona dan seringkali turun ke bumi dari Swargaloka untuk sekedar menikmati kecantikannya. Mereka bahkan tak segan-segan untuk bergaul dengan para penghuni bumi yang walaupun fana namun cantik jelita dan tampan rupawan.

 Mereka bahkan tak segan-segan untuk bergaul dengan para penghuni bumi yang walaupun fana namun cantik jelita dan tampan rupawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Waktu itu di bumi adalah seorang pemuda belia yang begitu rupawan yang sangat tersohor akan ketampanannya. Pesona indah wajahnya memikat hati siapapun yang melihatnya tak peduli pria, wanita, tua, muda terpukau kagum oleh ketampanan pemuda itu. Selain memiliki wajah yang sungguh menawan, dia juga adalah seorang ahli berburu yang sangat ulung, sebuah karunia yang sangat penting kala itu dan anugerah yang diberikan sendiri oleh Artemis yang tidak lain adalah seorang dewi pelindung dan disembah para pemburu. Begitu rupawan pemuda itu, ketampanannya tersebar ke mana-mana di seluruh muka bumi bahkan terdengar sampai nun jauh di kayangan, di Olympia dan di Swargaloka. Narcissus nama pemuda nan tampan itu.

Narcissus masih sangat belia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Narcissus masih sangat belia. Kira-kira pertengahan akhir dua puluh lima tahun umurnya. Tingginya semampai. Rambutnya lebat hitam ikal rapi bergelombang. Tubuhnya bidang, kedua kakinya kuat kokoh dan kulitnya pun terang bersih. Narcissus begitu enak dipandang.

Hidungnya mancung. Alis matanya hitam tebal tertata rapi dengan bulu mata lentik. Pancaran matanya begitu terang dan tajam lagi bening menggambarkan keindahan batin mudanya. Giginya putih tersusun teratur dan bibirnya berwarna merah delima.

Ketampanan Narcissus yang sungguh tiada tara memikat membuat hampir seluruh gadis-gadis, para bidadari dan peri di Thebe, Athena dan Olympia yang pernah melihat Narcissus walau hanya sekejap langsung tergoda jatuh hati dan menginginkan dia. Tak jauh berbeda dengan gadis-gadis jaman sekarang ketika bumi sudah tua, mereka tak dapat menahan godaan ketika melihat pemuda yang tampan tak seberapa.

Namun entah kenapa... betapa pun gadis-gadis dan para bidadari dan peri yang cantik jelita itu mencoba memikat dan menarik perhatian Narcissus, Narcissus acuh dan dingin. Dia bahkan mengabaikan mereka tanpa berpura-pura.

Sebaliknya dia lebih senang bergaul dan berkumpul sesamanya yang rupawan; sebutlah David dan Jonathan, Indra, Krisna, dan Yusuf si pemimpi dengan kemeja kimono warna-warninya.

Setiap kali bertemu dengan para gadis dan para bidadari dan peri itu, Narcissus tidak bergeming

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setiap kali bertemu dengan para gadis dan para bidadari dan peri itu, Narcissus tidak bergeming. Dia akan berlalu tanpa peduli. Tak satupun para gadis, bidadari dan peri itu disapanya atau membalas sapaan dan pujian mereka. Tak satupun dari mereka mampu membuat Narcissus menoleh meski sekejap saja.

Gayanya yang dingin dan acuh tak acuh semakin membuat para gadis, bidadari dan peri itu makin penasaran untuk mengejarnya. Semakin dikejar, semakin Narcissus tidak peduli. Baginya hati para gadis, bidadari dan peri yang terluka tidak ada artinya sama sekali. Bahkan cerita tragis Echo yang luluh lantak mencintainya tak juga mampu menggerakkan perhatiannya apalagi hatinya. Padahal Echo adalah peri yang sangat cantik dan baik dan menjadi kesayangan Dewi Artemis yang sudah murah hati memberikan karunia berburu kepada pemuda rupawan itu.

Echo yang begitu terpukau oleh ketampanan Narcissus bahkan berdoa siang dan malam tak kenal waktu memohon kepada para dewa dan dewi agar menggerakkan hati Narcissus dan atau setidaknya berkenan memberinya ajian dan ramuan pengasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Echo yang begitu terpukau oleh ketampanan Narcissus bahkan berdoa siang dan malam tak kenal waktu memohon kepada para dewa dan dewi agar menggerakkan hati Narcissus dan atau setidaknya berkenan memberinya ajian dan ramuan pengasih.

Sayangnya sama seperti persaingan senyap di antara banyak wanita di dunia yang fana, persaingan dalam diam di antara para dewi di Olympia tak kalah sengitnya. Tak ada dari mereka yang ingin kalah dari yang lain. Silau akan fatamorgana siapa yang lebih cantik, siapa yang lebih menarik dan memikat, membuat tak satu pun para dewi berkenaan membantu Echo. Diam-diam mereka dengki dan iri akan kecantikannya.

Pun demikian dengan para dewa diam-diam mereka bersaing untuk mendapatkan Echo yang cantik. Para dewa yang sirik dan dengki akan ketampanan Narcissus terang-terangan memperlihatkan ketidaksukaan mereka pada pemuda rupawan itu.

Tak tahan dengan tata krama semu dan basa-basi palsu di Olympia, Echo memutuskan untuk lebih banyak menghabiskan waktu di bumi bersama manusia. Walau ternyata hal yang tak jauh berbeda disaksikannya juga dengan mata kepala sendiri di dunia. Para gadis bersaing, berkompetisi dan berlomba dengan diam-diam untuk menjadi yang tercantik, yang paling istimewa. Bahkan tak jarang persaingan mereka menjadi perang terbuka. Sampai ada yang tega mencuri laki orang dan rela menjadi madu kedua, ketiga dan keempat bahkan kelima.

Narcissus, Ketampanan yang MematikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang