Di antara para dewi di Olympia yang paling terkenal adalah Hera, dewi segala dewi, istri Zeus penguasa dari segala dewa. Sama seperti perempuan di muka bumi yang tak rela berbagi suami dan tak sudi dimadu, Hera adalah seorang istri yang sangat pencemburu. Dia membenci orang yang mencoba menggangu suaminya dan tak segan menghukum pelakunya dengan hukuman yang tak terperikan. Padahal Zeuslah yang mata keranjang, penggoda wanita meskipun dia sudah tua Bangka.
Karenanya Hera dipuja para wanita terutama ibu rumah tangga sebagai dewi pelindung keutuhan rumah tangga. Selain pencemburu, Hera juga terkenal gampang naik pitam dan mudah sekali mengeluarkan kutukan tanpa pikir panjang dan tanpa peduli akibatnya. Sifat Hera yang temperamental dan gampang hilang akal, terkenal tidak saja di antara para dewa dan dewi di Olympia tapi juga diketahui oleh seluruh penghuni bumi.
Sebenarnya sifat cemburu Hera bukan tanpa alasannya. Walaupun Zeus adalah dewa dari segala dewa, kelakuannya tidak jauh berbeda dengan laki-laki durjana hidung belang dan playboy cap kaki tiga di seantero jagad raya.
Anaknya hasil hubungannya baik dengan manusia fana maupun dengan para dewi ada di mana-mana. Sebut saja Hermes dewa pelindung para petualang dan saudagar. Dia adalah anak Zeus dan dewi Maia, putri dewa Atlas. Atau Hercules anak Zeus dan Alcmene, seorang manusia biasa, cucu Perseus dewa yang memenggal Medusa. Walaupun Perseus adalah dewa namun ibu Alcmene bukan dewi karena ibunya adalah manusia biasa dan ayahnya hanya seperempat dewa, maka Alcmene termasuk golongan manusia fana.
Pada suatu hari, Hera terlihat bergegas turun ke bumi, suatu peristiwa yang tidak biasa dilakukannya karena dia lebih senang tinggal di istana kayangan di Olympia. Hal yang sebenarnya mudah dimengerti karena sifat pencemburunya, dia tidak tahan melihat kemolekan wanita penghuni bumi. Kedatangannya membuat heboh seisi dunia. Tak perlu berpayah-payah bertanya, semua tahu alasannya. Hera sedang mencari tahu kemana gerangan Zeus, suaminya. Dia curiga kalau-kalau Zeus turun ke bumi untuk merayu peri-peri dan gadis-gadis seperti yang sudah-sudah.
Sesampainya di bumi, tanpa tedeng aling-aling Hera menanyakan keberadaan Zeus kepada setiap gadis dan peri yang ditemuinya penuh selidik curiga.
"Hey kamu...di mana Zeus suamiku!" tanyanya namun lebih terdengar sebagai hardikan.
Sayang di sayang tidak seorang pun tahu kemana gerangan Zeus. Para gadis dan peri selalu berusaha menjauh sejauh-jauhnya dari Zeus dan Hera untuk dua alasan yang berbeda namun sama tak terperikan akibatnya. Bertemu Zeus, mereka takut terpedaya tipu muslihat dan rayuannya. Bertemu Hera, mereka tak tahan akan murkanya. Karenanya para gadis dan peri di bumi akan jauh-jauh menyingkir sebelum terlihat keduanya.
Setelah pergi mencari kian kemari, Hera bertemu Echo yang dengan ceria sedang bergunjing tentang betapa tampannya Narcissus.
"Hey... Kalian lihat suamiku tidak?" gelegar Hera ketus.
"Ti...ti...tidak," jawab gadis-gadis dan peri-peri itu serentak ketakutan.
Satu persatu dengan diam-diam mereka berusaha menyingkir dan pergi. "Daripada berurusan dengan Hera, lebih baik lari," kata mereka dalam hati.
Hera terkenal gila dan sangat asal mengucapkan kutukan dan malangnya kutukannya selalu terjadi. Sedemikian ampuh kutukannya bahkan Zeus suaminya pun tak bisa mencabut apa yang terlontar dari mulut Hera yang tajam.
Ketika dilihatnya gadis-gadis dan peri-peri itu cantik-cantik dan muda, Hera makin tidak sabar dan mulai hilang akal dibakar api cemburu. Pikirnya para gadis dan peri itu pastilah mau menggoda dan digoda Zeus suaminya.
"Kau Echo... Kau lihat di mana Zeus lakiku!" bentak Hera ketus.
Tidak seperti gadis-gadis dan peri-peri yang lain, Echo masih terpukau oleh ketampanan Narcissus. Alih-alih menjawab pertanyaan Hera, Echo malah dengan semangat bercerita.
"Hera ... Kau sudah pernah melihat Narcissus tidak?.. Dia begitu tampan... Dia begitu rupawan... Dia sungguh mempesona," kata Echo genit dengan penuh semangat.
"Belum pernah aku melihat manusia setampan dia. Bahkan tidak seorang dewa sekalipun," katanya lancang. "Wajahnya, tubuhnya, matanya, senyumnya semuanya sempurna," lanjutnya.
Hera yang hanya terfokus untuk mencari tahu di mana Zeus mulai tampak hilang sabar. Amarahnya timbul dan dia mulai mengetuk-ngetukan tangannya.
"Diaaaam...!" hardiknya.
"Dasarrr gatal...kurang ajar ... Aku tanya lakiku, kau malah asik menceritakan Narcissus yang banci itu...Tidak punya malu!... perempuan sundal macam kau ini penggoda iman para suami dan pencuri laki orang. Tidak bisakah kau jaga martabatmu barang sedikit saja!" omel Hera berapi-api tak mampu lagi menahan amarahnya.
Sayang disayang... Echo yang masih di mabuk kepayang oleh pesona tampan Narcissus, malah berkata centil,"Tapi ... Narcissus itu ganteng...dia cakep bangeeeet..."
Hera yang pada dasarnya temperamental dan tidak sabar kini sudah hilang akal. Darahnya mendidih karena marah. Dia pun murka.
"Diaaaam! ... Echo!.. mulai sekarang kau hanya bisa mengucapkan kata terakhir orang lain....Kau tak akan pernah yang pertama mengeluarkan kata-kata," kutuk Hera yang sudah hilang kesabarannya tanpa memikirkan akibatnya.
"Kataaaa....kataaaa..." kata Echo mengulang kata terakhir Hera.
Sejak itu dia tidak pernah lagi bisa berkata-kata selain mengulang kata terakhir orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narcissus, Ketampanan yang Mematikan
Tiểu thuyết Lịch sửCerita ini adalah adaptasiku dari cerita mitologi Yunani yang tentu saja tak sungkan dan tanpa penyesalan dan rasa bersalah kubumbui dengan khayalan-khayalan halu. Sebenarnya cerita ini kutulis beberapa tahun yang lalu di status Facebook dan sekaran...