"Apa ada manusia yang tidak pernah merasakan perpisahan di dunia ini?" Hanya ada pertanyaan itu yang ada di pikiran ku sekarang.
"Gak ada dan gak mungkin ada. Semua manusia pasti pernah merasakan itu. Perpisahan." Ucap Wienda yang tiba tiba membuat aku, Raina dan Layla kebingungan.
"A-apa?" Aku semakin bingung.
"Tadi kan kau bertanya apa ada manusia yang tidak pernah merasakan perpisahan di dunia ini. Dan jawabannya itu tadi."
"Ah! Apa kamu lupa kalau dia bisa membaca pikiran orang?" Ucap Layla.
Aku menepuk dahi ku pelan. Bagaimana bisa aku lupa tentang hal itu?
"Lagian sih melamun terus. Makanannya cuma di aduk aduk doang. Kau pikir makanan mu itu adonan kue!" Sahut Raina yang sok marah kepada ku.
Aku hanya tersenyum kepada 3 sahabat ku ini. Mereka melanjutkan obrolan mereka lagi, sedangkan aku tetap tidak fokus mendengarkan mereka. Tapi ada benarnya apa yang dikatakan Wienda. Pasti semua manusia pernah merasakan apa yang sedang aku rasakan sekarang.
Lalu aku mengalihkan pandanganku ke murid yang sedang duduk di atas meja seberang sana. Dia tak henti-henti nya tertawa bersama teman-temannya itu. Entah mengapa, perasaan ku menjadi lebih baik setelah melihat dia tertawa lepas seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling
Teen FictionKamu. Kamu membuat ku jatuh. Jatuh berulang kali. Jatuh ke pelukan mu.