Sedemikian dahsyatnya kutukan itu sehingga menjadi pukulan hebat tak terperikan bagi Echo. Terlebih-lebih dia sudah jatuh cinta pada Narcissus dan tak bisa berpaling ke lain hati.
Sejak itu Echo hanya bisa diam-diam mengikuti dan mengintip Narcissus dari balik pepohonan. Sekarang dia tidak akan pernah bisa mengungkap lagi isi hatinya.
"Bagaimana mungkin aku bisa menarik perhatian Narcissus si pemuda tampan ini. Jangankan kepadaku yang sudah tak dapat berkata-kata, kepada para gadis yang cantik dan dapat berkata-kata pun dia tidak bergeming," keluh Echo meratapi nasibnya yang malang.
Hari itu tibalah (Dies Irae)
Akhirnya pada suatu hari yang cerah kesempatan untuk mendapatkan perhatian Narcissus pun tiba.
Hari itu Narcissus sedang sendirian di taman.... Ai..ai..ai.. Tidak hanya sendirian, dia juga merasa kesepian.... Sendirian, kesepian, dan bosan, Narcissus berjalan-jalan hilir mudik kian kemari mencari teman-teman sepergaulannya.
Ditelponnya mereka satu per satu Indra, Krisna, Jonathan, David, Yusuf. Berulang-ulang ditelponnya mereka. Tak satu pun dari mereka mengangkat panggilan telponnya.
"Woy di mana kalian bro?" berkali-kali ditinggalkannya pesan singkat ke mereka satu per satu.
Walaupun ada centang dua, tanda pesannya terkirim tapi tidak satupun yang dibaca apalagi dibalas.
"Di mana sih mereka? Di telpon tidak diangkat. Pesanku pun tidak dibaca... Siaaaal... Bangsaaatt," umpatnya dalam hati. "Damn it!... I'm so bored and lonely," tangisnya kesepian.
Narcissus kemudian pergi ke taman tempat dia biasa bertemu dengan teman-temannya. Dia mencari mereka kian kemari. Kian kemari mereka dicarinya. Namun tetap tak ditemukannya mereka juga.
Lelah mencari teman-temannya, Narcissus pun mulai memanggil mereka satu per satu.
"Nathan...David...Yusuf...Indra... Krisna...di manakah gerangan kalian para teruna tampan rupawan," serunya setengah menggoda.
Tapi tidak terdengar jawaban apapun. Taman yang biasanya ramai oleh canda dan tawa mereka sunyi senyap.
"Nathan...David...Yusuf...Indra...Krisna...di manakah kalian tuan!" ulangnya lagi.
Kembali hanya keheningan dan desir angin yang didapatkannya.
Adakah orang di sini?" serunya kembali hampir putus asa.
Kembali tidak ada seorang pun di sekitarnya kecuali Echo yang mengikuti dan mengintipnya di antara pepohonan seperti seorang pengintai yang menantikan musuh.
Dan spontan akibat kutukan Hera, Echo pun berseru, "Siniiii....siniii." Echo mengulang kata-kata terakhir Narcissus.
Namun Echo masih bersembunyi sehingga Narcissus tidak dapat melihatnya.
"Hey... hey...," ulangnya lagi.
"Heyyy... heyyy...," balas Echo.
"Teganya kalian membiarkan aku kesepian.... Aku perlu teman," seru Narcissus makin pilu.
"Temannn...temannnn...," kembali Echo mengulang kata-kata Narcissus.
"Kemarilah... Tunjukkan dirimu...Kemarilah bermain bersamaku... Datanglah mendekat," seru Narcissus lagi.
Demi mendengar itu, Echo sangat bahagia. Tangan direntangkan. Sambil berlari dengan gaya slow motion menghampiri Narcissus dengan tangan terentang, dia mengulang kata-kata terakhirnya, "Mendekaaat... mendekaaat"...
Sekali cong tetap saja cong.
Buah kedondong buah Atep, dulu bencong sekarang teteupNarcissus demi melihat Echo yang ternyata bukan yang diharapkannya langsung membuang muka, berlari menjauh dan berteriak, "Tidaaaak... Aku lebih baik mati daripada bersamamu."
Echo dengan rasa sedikit, malu, dan terhina hanya mampu mengulang kata-kata terakhir Narcissus, "Bersamamuuu.... Bersamamuuu".
Merah padam wajah Echo... Terhina, malu, marah, dan sedih hati... Dia lari. Sejak itu Echo mengurung diri dalam gua dan tak pernah lagi mau menampakkan wajahnya yang jelita. Itu sebabnya mengapa kalau kita berada di dalam gua, kita tidak akan pernah melihat Echo walaupun kita tahu dia ada di situ. Cobalah berseru di dalam gua, Echo pasti akan mengulangi kata-kata terakhir kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narcissus, Ketampanan yang Mematikan
Ficción históricaCerita ini adalah adaptasiku dari cerita mitologi Yunani yang tentu saja tak sungkan dan tanpa penyesalan dan rasa bersalah kubumbui dengan khayalan-khayalan halu. Sebenarnya cerita ini kutulis beberapa tahun yang lalu di status Facebook dan sekaran...