Dimulai dari VeNal, dan akan diakhiri oleh VeNal.
Veranda merasakan kehangatan di area pinggangnya. Dia terjaga, oleh bias lampu putih terang yang menyoroti wajahnya.
Gadis itu berpaling ke samping. Mendapati Keynal tengah mendekapnya dengan mata terpejam, dan mulut yang sedikit terbuka. Keynal memeluknya, agar si kakak tidak bergulir ke lantai.
Perlahan seulas senyum terbit di bibirnya. Tangan Veranda terangkat, lalu membelai bibir merah terang kebanggaan Keynal.
❝Gak! Gak! Aku bukan jatuh cinta! Bukan!❞ Veranda mencoba menepis kosakata yang sudah sangat asing di hatinya itu.
Ini bukan cinta, ini hanya kasih sayang seorang kakak, kepada adik laki—lakinya.
Sebuah kalimat pembenaran itu kembali terlukis dalam hatinya. Tak lama setelahnya, Keynal membuka mata, merasa usapan halus dan sensitif di bibirnya.
Veranda membuka suara dan menyapa kata, ❝pagi!❞ Namun Keynal tak memberikan respons apapun. Tatapannya terpaut akan mata indah si kakak.
❝Thanks, lo udah meluk gue semalam.❞
Sekali lagi, Keynal tidak menjawabnya. Pemuda itu hanya tersenyum tipis, sembari meloloskan tangannya yang melingkar di pinggang Veranda. Keynal merangkak bangkit perlahan dari tubuh Veranda.
❝Gue sayang lo, Nal!❞
Keynal memutar kepalanya 360 derajat, mencoba mencari celah kebohongan di mata Veranda. ❝Gue percaya rasa yang lo punya sekarang itu cuma perasaan kagum, bukan cinta.❞
❝Dan gue yakin perasaan lo juga bakal hilang, saat lo ketemu cowok yang lebih baik dari gue.❞ Keynal kembali melangkah.
Veranda bangkit dan berdiri di belakang Keynal. ❝Gimana kalo itu gak pernah terjadi?❞ Veranda memandang Keynal dalam keputuasaan.
Untuk kesekian kalinya kaki Keynal terpaku pada langka ketiga. ❝Mustahil, diantara jutaan laki—laki di dunia ini, pasti bakal ada satu yang buat lo tertarik. Dan orang itu, bukan gue.❞
○●○●
Di kelas Keynal terniang dengan kejadian bersama Veranda, pagi tadi. Bahkan sampai jam istirahat tiba, Keynal masih sering melamun memikirkan Veranda.
❝Key, lu napa sih, diem bae? Mending lu nonton ini deh!❞
Maul duduk di samping Keynal, diikuti Ebby dan Vino yang juga memilih mendaratkan bokong tepos mereka, di kursi panjang depan kelas Keynal.
❝Nih!❞ Maul menyodorkan ponsel, tapi Keynal rupanya tak tertarik akan hal itu.
❝Maulana, ya Maulana...❞
Kepala Nabil kemudian timbul di balik kolidor, membuat suasana semakin amburadul.
❝Wih, film apaantuh, bagi dong! Gue mo nonton juga!❞
❝Awas geser—geser!❞ Nabil menyundul pinggang Vino dengan bokongnya.
❝Woi!! santuy donk!❞ Vino yang tak terima balik mendorong Nabil.
❝Ehh, ehh!❞ Ujug—ujug Nabil merebut ponsel dari tangan Maul, ia duduk di sisi kiri Keynal dan mulai streaming film di Netflix.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better With You [VENAL]
Подростковая литература18+ Akan ku penuhi seluruh sarafmu dengan kenikmatan hingga kita menegang dan terbakar hangus.. Kita akan terbang, menuju puncak surga terindah didunia.. Kamu adikku, tapi kamu juga cinta pertamaku. -Jessica Veranda. Kamu tau, kamu telah menjeratku...