Episode 6 - Sebuah Perjuangan

1 0 0
                                    

Hai.

Apa Kabar?

Belakangan ini, kau jarang mengabariku.

Benarkah?

Bagaimana bisa? maksudku, pria seperti apa yang seberani itu?

Sebentar, aku akan berikan kau space.

***

Aku, ga tahu sedang hadapi hal apa.

Ini, benar-benar bagiku.

Maksudku, aku tahu akan menghadapi hal semacam ini, namun, yang tidak aku jetahui ialah, hal itu terjadi secepat ini.

Pria itu, pria berani itu yang berani mengungkapkan keseriusannya padaku.

Aku, benar-benar tida menyangka.

Maksudku, aku memang menunggu momen ini, namun, aku masih kaget.

Hari ini, pria itu dengan berani mengatakan keseriusannya kepada orangtuaku.

Tentu saja, aku sangat takut.

Sangat, sangat takut.

Aku, benar-benar sendiri menghadapi ini, tidak ada yang dapat akua ceritakan pada siapapun.

Hanya padamu, setelah kejadian hari ini.

Aku begitu gugup dan takut setengah mati, saat aku harus menjelaskan semuanya.

Maaf, namun, aku benar-benar ingin menikah.

Orangtuaku memang mengatakan untuk mengundang pria itu,

Tetapi, tidak sampai disitu.

Mereka, tetap memberiku sebuah wejangan yang sedikit menyakitkan hatiku, menyudutkanku, dan aku benar-benar merasa ditelanjangi saat itu juga.

Tidak ada yang dapat aku andalkan, kecuali diriku sendiri.

Aku, berhadapan dengan orang-orang yang telah melihatku luar dan dalam dari belia hingga sekarang.

Kau tahu kan, aku sangat tidak dekat dengan keduanya.

Aku, punya luka kering yang tak dapat hilang akibat mereka.

Aku, membawa luka itu hingga sekarang, masih teringat jelas dikepalaku, dalam ingatakanku, sejauh pembayangkanku pada masa laluku.

Aku, hanya ingin mengejar masa depan ku, dengan menikah.

Aku berharap, hari ini benar-benar terlewati.

Ini sangat berat.

Aku harap, kau tidak merasakan hal berat ini, aku akan menemanimu saat kau berada diposisiku.

Berjuang untuk masa depan mu.

Meyakinkan siapapun, bahwa kau memang siap untuk itu.

Pria itu, pria idamanku, sejauh ini.

Jangan tanya aku tentang dia lebih dalam, aku belum mengenalnya sejauh ini.

Yang aku tahu, hanya sebagian dari dirinya saja.

Tetapi, doakan aku, ya!

Aku berharap dia adalah pria terakhir yang mendampingi sisa hidupku hingg ke syurga.

Aku sangat berharap.

Aku tahu, aku harus menghadapi banyak kemungkinan kedepannya.

Tetapi, aku hanya ingin berharap yang terbaik.

Sisanya, adalah tugasku untuk berlapang dada.

Aku senang, pria itu, mau berjuang untukku.

Paling tidak, aku merasa berharga.

Doakan aku, ya!

Semoga perjuangan ku, perjuangannya, dan semua perjuangan yang telah diusahakan oleh setiap orang diposisi ini, berjalan baik dan berakhir baik pula.

Jika nanti kau, berada pada posisi ku, yang kuat ya. Semua akan ada jawabannya nanti.

Terima kasih sudah mendengarkan ku.

Aku, benar-benar beruntung memilikimu.

----

Tidak apa.

Yang kuat ya.

Kamu gadis yang kuat.

Kamu, bisa melewati semuanya.

Seperti apa yang telah kau lewati.

Aku mengerti, setiap yang kau hadapi, tetap terasa seperti pertama kali, meski kau menghadapi kasus yang sama.

Semangat, ya!

Semoga kalian berjodoh.

Halo?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang