DI DALAM KELAS
Pada saat itu sedang jam istirahat sekolah. Gadis dan teman-temannya sedang duduk sambil tertawa di dalam kelas. Dan tiba-tiba Buk Anis berjalan masuk ke dalam kelas Gadis sambil memanggil nama Gadis.
"Gadis, ada seseorang yang ingin mencarimu!" ujar Buk Anis yang berdiri di depan pintu kelas Gadis.
Sontak semua orang langsung terdiam dan melihat ke arah Gadis. Mendengar namanya dipanggil, Gadis langsung berdiri dan berjalan ke arah Buk Anis sambil bertanya di dalam hati.
"Siapa yang datang? Apa Mama datang ke sekolah?" tanyanya dalam hati.
Kemudian, karena penasaran, tiba-tiba Gadis bertanya kepada Buk Anis "Memang siapa yang datang Buk?"
"Ibuk juga kurang tau Gadis. Katanya dia hanya ingin bertemu denganmu. Dia sedang menunggumu di taman sekolah," jawab Buk Anis lagi.
Kemudian, Gadis berjalan mengikuti arah langkah Buk Anis. Dan sesampainya di taman sekolah, Buk Anis menghentikan langkahnya.
"Itu ada seorang Ibuk yang ingin bertemu denganmu. Dia sudah menunggumu dari tadi. Sepertinya penting sekali. Sekarang Ibuk tinggal dulu yah. Ibuk masih banyak tugas," ujar Buk Anis kepada Gadis.
Dan disana ternyata sudah menunggu seorang perempuan yang berdiri membelakangi Gadis sambil menggendong seorang anak kecil yang memakain masker di wajahnya. Gadis hanya berdiri mematung dari jarak 5meter sambil memperhatikan punggung perempuan tersebut. Perasaannya mulai tidak enak. Dan ketika perempuan itu mulai membalikkan badannya, seperti yang ia duga, ternyata perempuan yang menunggunya tersebut adalah orang yang pernah kepergok pergi bersama Papanya di sebuah mall dulu. Dan pada saat itu juga Gadis langsung ingin berbalik badan dan pergi menjauh dari perempuan itu. Tanpa ingin menemuinya sama sekali.
"Sungguh, aku tidak ingin melihat dia disini. Dia yang sudah membuat Mama menangis setiap hari. Sungguh, aku membencinya. Dia yang sudah menghancurkan keluargaku," pikir Gadis dalam hati sambil beranjak pergi dari sana.
Dan ketika Gadis mulai berjalan pergi menjauhinya, tiba-tiba perempuan itu berteriak dan memanggil namanya.
"Gadis, tunggu sebentar. Tante ingin bicara denganmu," ujar perempuan itu sambil berlari mengejar Gadis.
Tapi, Gadis sepertinya tidak peduli. Dia tetap berjalan menjauhi perempuan tersebut.
"Gadis, sebentar. Tante ingin bicara dulu denganmu," teriak perempuan itu sambil terus berlari mengejar Gadis dan memanggil namanya.
Akhirnya, Gadis berhenti dan membalikkan badannya ke arah perempuan tersebut sambil menatap wajahnya dengan penuh kebencian. Dan dia pun berhenti berlari mengejar Gadis. Sambil mengatur nafasnya yang sudah ngos-ngos an, dia mulai berjalan mendekati Gadis. Dan setelah mereka saling bertatapan agak lama, dia mulai memberanikan diri untuk berbicara pelan kepada Gadis.
"Apa Tante boleh berbicara sebentar denganmu, Gadis?" tanya perempuan itu kepada Gadis.
"Apa yang harus kita bicarakan? Apakah tidak cukup bagi Anda merebut Papa dariku? Bahkan melihat wajah Anda-pun aku tidak sudi. Bagiku, Anda benar-benar menjijikkan," ujar Gadis dengan wajah penuh amarah dan kebencian.
Kemudian, dari arah belakang perempuan tersebut, berlarilah seorang anak kecil ber-masker dan tiba-tiba langsung memeluk perempuan tersebut.
"Mama, jangan tinggalkan aku," rengek anak kecil ber-masker itu.
"Iya, Mama tidak akan meninggalkanmu sayang. Ayo, Mama kenalkan kamu dengan seseorang," ujar perempuan tersebut ke anaknya.
Kemudian, perempuan itu menggenggam tangan anaknya dan berjalan pelan mendekati Gadis. Sambil sedikit menunduk, dia berkata,
"Gadis, ini Adekmu, Cindy," ujar perempuan tersebut sambil memperkenalkan anaknya yang bernama Cindy.
"Adek? Aku tidak punya Adek. Aku hanya punya seorang Abang yang bernama Dimas. Dasar pelacur kau. Perusak rumah tangga orang," jawab Gadis dengan nada tinggi.
Kemudian, dengan penuh emosi Gadis berbalik badan meninggalkan perempuan tersebut bersama anaknya. Tapi, perempuan itu tidak patah semangaat. Dia berlari lagi mengejar Gadis sambil memegang tangan Gadis dari arah belakang dan berusaha menahannya.
"Gadis, terserah kamu bilang Tante pelacur. Tapi, pliss..Tante mohon. Dengerin Tante dulu. Tante benar-benar butuh bantuanmu," ujar perempuan tersebut seraya memegang kedua pundak Gadis.
"Hah? Apa aku nggak salah dengar ini? Anda minta bantuan aku? Setelah membuat Mamaku menangis setiap hari, Sekarang Anda mau minta bantuan aku? Benar-benar tidak tahu diri Anda ya? Yang aku mau, tolong Anda pergi dari kehidupanku kami. Aku nggak mau melihat wajah Anda lagi," hardik Gadis kepada perempuan itu.
"Okay. Tante bersedia pergi dari kehidupan kalian. Tante tidak akan mengganggu keluarga kalian lagi. Asal kamu juga mau membantu Tante," jawab perempuan itu lagi.
"Dasar pelacur kau. Masih mau mencari penawaran," hardik Gadis kepada perempuan tersebut dan berjalan pergi dari sana.
Tiba-tiba tangan Gadis ditahan lagi oleh perempuan tersebut. Gadis menjadi kaget sekali. "Apa seh mau Anda? Kenapa Anda suka sekali mengganggu hidupku," hardik Gadis kepada perempuan tersebut.
Tiba-tiba, dia duduk dengan posisi berlutut dan mulai memohon kepada Gadis sambil menangis terisak-isak.
"Gadis, tolong dengarkan Tante kali ini. Cindy menderita leukemia. Dia butuh secepatnya transplantasi sumsum tulang belakang. Mas Aldy tidak cocok jadi pendonornya. Tante sudah membawanya berobat ke Singapore. Tapi, tetap tidak ada perubahan. Dan satu-satunya harapan ada di kamu. Apakah kamu mau menjadi pendonor sumsum tukang belakang Cindy?" ujar perempuan tersebut sambil memohon dan menangis kepada Gadis.
"Maaf, aku tidak bisa. Aku tidak sudi membantu kalian," jawab Gadis dengan nada kasar dan sinis.
"Tante mohon Gadis. Setelah itu, Tante janji tidak akan mengganggu hidup Mamamu lagi," pinta perempuan itu kepada Gadis.
"Aku tidak bisa. Ini adalah karma buat anda. Dan silahkan karma itu anda pikul sendiri!" ujar Gadis sinis kepada perempuan tersebut.
"Ohya, satu lagi. Lepaskan Papaku! Kalau tidak, kelak anda akan menyesal! Camkan itu!" ujar Gadis yang berlalu pergi menjauhi perempuan tersebut.
"Gadis, kenapa kau keras kepala sekali Gadis? Aku tidak akan pernah melepaskan Mas Aldy. Ingat itu Gadis!" teriak perempuan itu sambil meluapkan kekesalannya kepada Gadis yang tidak mau membantunya.
"Dan satu lagi. Anakku juga tidak sudi menjadi adikmu," teriaknya lagi seperti orang gila yang kesurupan.
Tapi, dia tidak peduli. Dia terus berjalan pergi menjauhi perempuan tersebut.
"Dasar gila. Sampai kapanpun aku tidak akan sudi membantumu," ujar Gadis dalam hati.
Siang itu terasa begitu mencekam bagi Gadis. Dia merasa sial sekali telah bertemu dengan perempuan itu hingga membuat perasaannya tidak enak. Dia sudah bertekad tidak akan membantu perempuan tersebut, karena rasa bencinya terhadap perempuan tersebut jauh lebih dalam daripada rasa kasihannya.
"Dan aku tidak akan pernah memaafkanmu, wahai perempuan."
BERSAMBUNG..
Terima kasih bagi yang sudah membaca.
**duh, pelakor kayak gitu yah. kalau udah ada mau nya baru deh minta tolong. Kalau nggak juga nggak akan jera
**Menurut teman-teman gimana? Apa Gadis mau menolongnya??
Bagi yang masih penasaran, jangan bosan untuk menunggu Chapter selanjutnya.
Dan jangan lupa untuk vote, comment dan follow terus @tiaraayunda20.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Rumah Aja, Pa!
Storie d'amoreKeluarga itu tempat bersandar. Keluarga itu tempat berkeluh kesah. Tapi, justru hal itu yang tidak didapatkan oleh Lisa. Di awal pernikahan, Aldy, suaminya sangat sayang dan peduli sekali kepadanya. Apapun cara dilakukannya untuk membahagiakan Lisa...