Chapt 9 || B'Day

485 73 0
                                    

"Baru tahu gue kalo ada setan yang songong kaya lo."
~Casandra~


"Lo, Sandra ya? Anak kelas sebelas IPS?" tanya seorang gadis yang memakai gaun warna merah dengan rambut tergerai yang ia warnai sedikit di pucuknya.

"I--iya kak." ucap Sandra.

"Lo adek kelas gimana bisa ke sini?" tanya gadis lainnya yang memakai jaket kulit warna cokelat serta rok tutu warna pink itu menatapnya dengan tajam.

"Gue diundang sama kak Valdo."

"Apa? Diundang? Gimana bisa lo, 'kan adek kelas?" ucap gadis satunya lagi yang memakai kemeja kotak-kotak warna hitam dan celana panjang baggy pants warna putih.

"Gue juga gak tau." ucap Sandra sedikit takut. Karena Sandra tahu, gadis yang ada di depannya saat ini bukan gadis biasa pada umumnya. Mereka bertiga adalah murid perempuan yang terkenal kenakalannya di SMA-nya. Ia juga heran kenapa Valdo mengundang mereka. Oh iya, mereka 'kan sekelas.

"Sok polos banget lo. Paling lo goda Valdo, 'kan? Ngaku aja lo."

"Maksud lo apa?" ucap Sandra dengan sedikit tak terima.

"Bener-bener sok polos. Bel, kasih tahu dia."

"Gue kasih tahu sama lo ya, jangan pernah lo goda Valdo. Valdo itu cuma milik Filza seorang." ucap gadis yang bernama Bela.

Filza tersenyum remeh memandang Sandra yang menundukkan kepalanya. Sandra tak ingin mencari masalah di acara penting ini.  Jadi, lebih baik jika dia diam saja tak membantah mereka.

"Filza, jangan cari masalah di sini." ucap Valdo yang tiba-tiba muncul di belakang mereka. Valdo melirik Sandra yang sedang menundukkan kepala. Ia segera menarik lengan gadis tersebut dan pergi meninggalkan tiga gerombolan gadis yang menatap ke arahnya dengan tatapan kesal.

"Kak, gak usah gandeng gini ah." ucap Sandra yang mulai risih. Karena hampir semua pasang mata menatap ke arah mereka berdua.

"Kenapa?" ucap Valdo yang sudah melepaskan tangannya dari lengan Sandra.

"Ya, gak papa. Takut nanti ada salah paham."

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo." ucap Valdo yang mulai menatap serius ke arah manik mata Sandra.

Sandra sedikit gugup. "A--apa?"

"Gue..." ucap Valdo menggantung kalimatnya.

"Gue suk---"

Tiba-tiba bayangan melesat cepat ke arah kedua remaja itu membuat tubuh Sandra sedikit terhuyung dan akhirnya terjatuh. Valdo yang melihat Sandra terduduk jatuh akhirnya membantu gadis tersebut untuk berdiri. Valdo sebenarnya masih bingung. Apa yang melesat  dengan cepat tadi? Apa ada angin yang hanya berhembus kencang pada satu tempat saja?

"Maaf Sandra." ucap Valdo.

"Gak papa, bukan salah lo kok." ucap Sandra yang telah berdiri.

"Tadi apaan ya?" gumam Valdo dengan pelan. Sandra terdiam. Apa mungkin roh lelaki kemarin yang melakukan ini? Sandra melihat di sekelilingnya. Ternyata semua orang masih menatapnya dengan Valdo yang berada di tengah-tengah mereka. Namun, bukan itu objek yang ia cari. Ia mencari roh lelaki itu namun tak kunjung menjumpainya.

"Ada apa Sandra?" tanya Valdo yang membuat Sandra menatapnya.

"Gak papa kok kak. Tadi mau ngomong apa?"

"Valdo! Acara tiup lilinnya mau dimulai." celetuk salah satu teman Valdo yang mengahampiri mereka.

Valdo mengangguk. "Ayo ke sana." ucapnya dan diangguki Sandra.

CASANDRA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang