45 - supermarket

528 50 25
                                    


***

Meski sudah satu minggu Jaehyuk dinyatakan boleh pulang ke rumah, June tetap tidak membolehkan Jaehyuk untuk bekerja. Jadi selama masa penyembuhan, Jaehyuk hanya diam di rumah. Karena June benar-benar tidak mengizinkan Jaehyuk untuk pergi bahkan sekedar ke minimarket dekat rumah. Apalagi semenjak pulang dari apartemen Mino, June semakin protektif dengan menyuruhnya untuk tidak pergi kemana-mana.

"Papa, aku bosen," Adu Jaehyuk sambil memeluk Jinan yang sedang membuat makan siang.

"Makanya jangan bandel. Dibilang gak usah ikut dulu ke apartemen Om Mino kamu malah ngotot mau ikut," Balas Jinan sambil menepuk tangan Jaehyuk yang melingkar di pinggangnya.

"Kok Papa jadi belain Appa?"

"Karena kamu bandel. Duduk diem disana, jangan ganggu Papa." Jaehyuk cemberut tapi tetap menuruti perkataan Papanya dengan duduk di kursi meja makan sambil meminum yoghurt.

"Pa, aku mau main hape sebentaarrr aja ya? Lima menit deh."

"Gak."

"Papaaa. Ya ya ya?"

"Nonton TV aja deh gapapa. Tapi jangan main hape."

"Ah Papa mah."

Jinan mendekat kearah Jaehyuk lalu mencubit pipinya. "Kamu jangan kayak anak kecil deh, ngambek mulu."

"Ya lagian gak dibolehin."

"Kamu ngumpul cuma kita berlima aja masih suka pusing, gimana mau main hape? Udah duduk diem disini. Awas ngerajuk lagi."

Handphone Jaehyuk juga kena imbasnya. Jaehyuk tidak diperbolehkan main gadget sampai keadaannya benar-benar pulih. Jadi, June menyita semua gadget Jaehyuk sedangkan anaknya hanya bisa cemberut melihat barang-barangnya diambil.

Sebenarnya Jaehyuk keluar rumah sakit bukan karena keadaannya benar-benar membaik, tapi itu semua karena dia yang sudah tidak betah berada di rumah sakit. Padahal dokter menyarankan Jaehyuk untuk dirawat lebih lama. Tapi memang dasarnya si anak tengah ini keras kepala, akhirnya June dan Jinan mengabulkannya- dengan izin dokter tentunya.

Imbasnya, dia mengeluh pusing padahal baru 2 hari di rumah. Habis itu dengan yakin bilang kalau dia tidak apa-apa biar diizinkan ikut kakak dan adiknya main ke apartemen pamannya. Malamnya kembali mengeluh kalau kepalanya sakit dan dadanya sesak.

Makanya semenjak hari itu, June semakin mengetatkan peraturannya pada Jaehyuk. Akhirnya Jaehyuk beneran gak bisa apa-apa kalau sudah Appanya yang berbicara.

"Makan dulu nih. Jelek banget cemberut kayak gitu," Ucap Jinan sambil duduk di sebelah Jaehyuk setelah merapihkan meja makan.

"Iya. Met makan Pa."

Jinan hanya tertawa lalu mengusak kepala anaknya pelan. Sebenarnya dia gak tega, tapi ya gimana lagi. Anaknya sendiri yang bikin perkara. Kebetulan hape Jinan berada di meja makan, Jinan menoleh begitu mendengar hapenya berdering.

"Halo?"

"Nan, lagi apa?"

"Makan. Kamu udah makan belum?"

"Hm, lagi makan juga. Jaehyuk gak kemana-mana kan?"

Jinan tertawa. "Enggak. Tuh lagi ngambek anaknya."

"Siapa? Appa ya?" Tanya Jaehyuk yang langsung diangguki oleh Jinan.

"Appa aku bukan bayi yang harus ditanyain mulu!" Ucap Jaehyuk dengan suara keras, biar Appanya dengar.

Family ; junhwan [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang