A GIFT MEANS MY HEART

752 68 107
                                    

Huaisang mendengus kesal menghadapi Da-ge nya yang selain kaku juga temperamental dan dia juga yakin tidak akan ada yang mau jadi istrinya kelak. Jangan bicarakan istri, kekasih saja dia tidak punya. Sekalinya ada yang tertarik, bisa-bisanya Da-ge nya melimpahkan tanggung jawab itu padanya. Oh, ayolah! Di tempat ini memangnya siapa yang jadi ketua sekte, yang wajib punya keturunan, kan dia bukan dirinya.

Huaisang harus segera mengkonfrontasi Da-ge nya itu yang se enaknya mengalihkan lamaran itu padanya dan di sinilah dia sekarang berada, di depan kamar Da-ge nya. Belum dia mengetuk pintu, orang yang menjadi alasan dirinya merasa kesal di pagi yang cerah ini baru saja membuka pintu kamarnya.

Di lihatnya Da-ge nya yang nampak kusut?. Entahlah dia tidak yakin tapi dilihat dari lingkaran hitam yang ada pada matanya, rambutnya yang kusut dan tentu saja mata yang merah, Da-ge nya memang tampak berantakan. Seketika rasa kesalnya hilang berganti dengan rasa kasihan.

"Da-ge, kau kenapa?".

Da-ge nya, yang juga ketua sekte Qinghe Nie, Nie Mingjue terlihat menyedihkan dan orang yang ditanyai hanya menatapnya lelah.

"Da-ge, apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu? Apa soal lamaran dari Lanling?". Da-ge nya tetap diam, namun sejenak suara berat itu menyentuh gendang telinganya.

"Masuklah Huaisang. Aku memang akan mencarimu."

Nie Huaisang tampak ragu, dipandangi Da-ge nya lekat-lekat sepertinya saat ini Da-ge nya sedang tidak dalam mode marah jadi setidaknya dia masih bernafas lega

Dia mengikuti Da-ge nya ke dalam kamarnya dan duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

"Huaisang, aku sedang bingung memilih sebuah hadiah. Aku sudah memikirkannya semalaman tapi aku masih belum tahu akan beri hadiah apa padanya."

Huaisang sedikit terkejut, Da-ge nya ingin memberikan seseorang sebuah hadiah, Da-ge nya yang notabene kaku, temperamen, suka adu fisik dan sepertinya juga alergi wanita, tidak tidur semalaman hanya untuk memikirkan sebuah hadiah dan itu untuk seseorang.

"Sebaiknya kau menutup mulut mu itu Huaisang kalau tidak se ekor lalat bisa masuk kapan saja."

Jangan salahkan dirinya yang mendengar pengakuan seorang Nie Mingjue, sehingga membuatnya terlihat seperti ikan yang keluar dari air dan butuh asupan oksigen.

"Hah, percuma saja bertanya padamu. Aku akan bertanya pada Zhonghui saja."

Nie Huaisang buru-buru mencegah Da-ge nya beranjak dari tempatnya duduk. Dia tidak mungkin melewatkan sisi Da-ge nya yang ini. Dia pun berdehem seolah-olah ada sesuatu yang mengganjal di tenggorakannya.

"Baiklah, katakan padaku, Da-ge akan memberikannya hadiah apa?"

Da-ge nya hanya menatapnya dengan sebelah alisnya yang terangkat seolah-olah sebuah jawaban akan pertanyaannya yang konyol. Ah, sial bukankah justru itu yang dia tanyakan tadi.

"Baiklah, baiklah aku salah. Maksudku, Da-ge akan memberikan hadiah kepada siapa?"

Agak lama Huaisang menunggu jawaban dari Da-ge nya yang nampak berfikir. Apa susahnya memberikan sebuah nama padanya? Sungguh, kalau bukan orang yang di depannya ini adalah Da-ge nya sudah pasti dia akan pergi dengan mengumpat.

"Dia sangat menawan, rambut hitamnya yang panjang sangat indah apalagi ketika angin menerbangkannya. Matanya meskipun gelap tapi terlihat sangat lembut. Dia juga punya senyum yang sangat manis, atau lebih tepatnya senyumnya sangat bersahaja dan dia juga pribadi yang baik dan lembut. Dia punya segalanya jadi aku sedikit bingung, hadiah apa yang harus aku berikan padanya."

Baru kali ini Huaisang melihat Da-ge nya tengah tersenyum ketika menjabarkan orang yang akan dia berikan hadiah. Sepertinya Da-ge nya menyukai orang ini. Kalau mendengar ciri-ciri yang Da-ge nya sebut seharusnya mudah menebak siapa orang itu. Namun, yang Huaisang tahu Da-ge nya hanya dekat dengan dua orang dalam hidupnya yaitu Er-ge dan San-ge.

A Gift Means My Heart (NieLan) OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang