Chp. 18

569 49 70
                                    

Siapkah kalian memacu jantung hari ini?

Maka nikmati adegan berikut ini!
.
.
.
.
.
.
.
.




































Don't try this anywhere!













































Just imagine!









































Gue lagi garap sequel
































Yeay!





























Plaakkk .... 😣

Author digaplok reader


























"Donghyuk-ah, lepaskan Yoon. Bawa dia ke mobilku," perintah Jiyong. Hal itu disaksikan oleh ketiga temannya.

"Jiyongie-ah, kau yakin akan pergi sendiri?"

"Hyung lihat sendiri apa yang diminta Soo Hyuk?!"

"Jiyongie, aku tahu itu. Tapi apa tidak berbahaya jika kau pergi sendiri? Kau lupa seberapa liciknya Soo Hyuk?"

"Tidak jika harus membahayakan nyawa Seungri. Aku tidak akan membiarkan Soo Hyuk melukainya. Oleh sebab itu hyung, kupercayakan sisanya kepadamu. Kau tahu maksudku."

Jiyong menepuk bahu Top dua kali sebelum meninggalkan Monsant sendiri. Ketiga sahabatnya hanya bisa memandangi punggung pria bertato itu pergi demi menyelamatkan orang yang dicintainya. Mengantarkan nyawanya sendiri.
.
.
.
.

Deru mobil lambo hitam yang saat ini diisi dua orang, membelah sedikit keramaian kota Seoul sore itu. Pria yang diketahui sebagai sandera Jiyong ini tersenyum dengan maksud tersembunyi.

"Hhuh ... tak kusangka seorang Kwon Jiyong pun mampu bertekuk lutut demi jalangnya itu."

"Jaga ucapanmu Yoon jika kau masih ingin hidup."

"Oh ayo lah, hyung. Kalau Soo Hyuk hyung tahu aku tak pernah kembali padanya, apa kau siap kehilangan kekasihmu? Sayangnya saat itu harusnya aku sudah menyicipinya."

Ciitt ....

Jiyong menghentikan mobilnya mendadak. Tiba-tiba dia mengambil senjata yang disembunyikan Jiyong pada bajunya dan menodongkan senjata itu di wajah Yoon."

"Jika kudengar kau bicara seperti itu lagi, peluru dari senjata ini akan menghiasi pipimu. Kau paham?" ancam Jiyong.

"Omooo ... aku takut sekali ini," ejek Yoon. "Tidak masalah jika aku mati sekarang, Seungri mu akan menemaniku di alam baka ... hahahah ...."

Sejujurnya Jiyong amat muak mendengar ucapan dan tawa Yoon. Dia benar-benar ingin menghabisinya jika tidak mengingat tujuan utamanya untuk menolong Seungri.

Love Or Glory (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang