O9

135 9 1
                                    

Kai mencoba untuk fokus ke PR Matematikanya tapi pikiran dia sedang berkelana dan tiba-tiba saja dia teringat Seokjin. Sejak nephilim satunya datang, Seokjin tidak terlihat sama sekali, dia bahkan tidak mengatakan apapun kepada Kai. Apa yang terjadi? Apa Seokjin menyadari bahwa keadaan Kai terlalu menyedihkan untuk pantas ditolong? Pikiran itu membuat Kai sedih dan menghancurkan hatinya. Dia pikir Seokjin benar-benar ingin membantunya.

"Bodoh." Gumam Kai kepada dirinya sendiri "Tidak ada yang mau mendekatimu, Kai. Apalagi seorang nephilim." Kai mulai berpikir bahwa mungkin dia perlahan menjadi tidak waras dan Seokjin tidak pernah ada. Bahwa Seokjin hanyalah ciptaan imajinasinya sendiri. Hal ini membuat hati Kai mencelos.

"Ya, kamu bodoh. Kamu bodoh karena mulai meragukanku." sebuah suara dingin yang sangat Kai kenal tiba-tiba muncul.

Kai tersentak dan hampir saja terjungkal dari kursinya. Pemuda itu cepat-cepat menoleh ke arah suara dengan jantung masih berdegup kencang. Seokjin seperti biasa duduk di atas tempat tidur Kai, mata emasnya berkilau tapi wajah tampannya yang biasanya dihiasi oleh senyum angkuh, sekarang tampak sedih dan Kai tidak dapat menahan dirinya untuk tidak bertanya.

"Apa yang terjadi? Kamu tampak sedih." Kai langsung mengutuk dirinya sendiri setelah kalimat itu terucap, entah kenapa dia tidak ingin memperkeruh suasana apalagi Seokjin sudah memakai nada dinginnya.

"Tidak jauh berbeda denganmu." Seokjin menarik napas panjang "bisakah kita tidak membicarakannya?"

Kai mengalihkan pandangannya ke arah lain dan mengangguk. "Aku sudah tidak bermasalah dengan Beomgyu. Dia datang dan meminta maaf atas semuanya. Aku pikir kamu mau tahu."

Seokjin terdiam beberapa saat dan memandang Kai dengan mata emasnya, mungkin hanya memastikan apakah Kai berbohong atau tidak. "Bagaimana dengan yang satunya?"

"Yang satunya?" Ulang Kai bingung.

"Mereka bertiga bukan? Orang-orang yang selalu memukulmu? Yoongi, Beomgyu, dan satu lagi."

"Oh maksudmu Taehyung? Yah, aku jarang bertemu dengan dia akhir-akhir ini. Dia selalu bersama Yoongi."

"Bukankah Beomgyu ini juga selalu bersama Yoongi?"

"Aku pikir juga begitu tapi aku bisa saja salah." Kai mengangkat bahu.

"Seberapa sering Taehyung memukulmu?"

Alis Kai bertaut. Seokjin tidak seperti biasanya. Sepertinya dia tidak mendengarkan Kai, dari raut wajahnya Kai dapat melihat Seokjin memikirkan hal lain. Sayangnya, Kai tidak dapat membaca pikiran tapi kalau dipikir-pikir lagi, Kai tidak mau tahu ada apa di dalam pikiran seorang nephilim.

"Dia hanya melakukannya jika Yoongi menyuruhnya."

"Jadi sebenarnya yang bermasalah denganmu hanya Yoongi ya?"

"Kalau ini hanya karena Jihae, aku—"

Seokjin menoleh cepat dan memotong kalimat Kai "Siapa?"

"Uh...Jihae...? Mantan kekasih Yoongi?"

"Kamu tahu penyebab mereka putus?"

"Tidak. Tapi menurut yang aku dengar, mereka sudah berpacaran cukup lama dan Jihae yang mengakhiri hubungan mereka."

***

Suara yang ditimbulkan cukup keras. Soobin terhempas ke kaki tempat tidurnya dan Jungkook ke arah pintu kamar. Yeonjun berdiri terpaku di tempatnya, menunggu seseorang menanyakan apa yang menyebabkan kegaduhan tersebut tapi seisi rumah tetap sepi. Pemuda berambut biru itu segera menghambur ke arah Soobin.

"Sobat, kamu baik-baik saja?" tanyanya sembari membantu Soobin kemudian dia bergumam kepada dirinya sendiri. "Tentu saja tidak, kan dia baru saja terbentur. Yeonjun bodoh."

Biasanya Soobin akan tertawa mendengar keunikan Yeonjun tapi saat itu Soobin setengah sadar dan hanya mengerang kesakitan. Yeonjun melihat sekilas ke arah Jungkook dan nephilim tersebut tidak terlihat kesakitan tapi dia juga tidak melakukan atau mengatakan apa-apa.

"Hei, mata pucat! Apa yang kamu lakukan terhadap sahabatku? Jika kamu membunuhnya, aku bersumpah aku ak—"

"Dia akan baik-baik saja, bodoh." geram Jungkook. Dia terlihat kesal "Sebaliknya, dia yang menyakitiku. Aku tidak bisa masuk ke tubuhnya."

Yeonjun tidak begitu paham kata-kata Jungkook tapi dia kembali menoleh ke arah Soobin dan bergumam "Kerja bagus sobat, kau tidak bisa kesurupan."

"Aku bisa dengar yang kamu katakan." kata Jungkook lagi dan Yeonjun langsung menutup mulutnya rapat-rapat. "Mungkin aku harus memakai caraku sendiri."

Yeonjun menoleh cepat ke arah Jungkook dengan ekspresi berang. "Apa maksudmu? Jangan berani-berani kamu melukai Kai."

"Aku tidak punya pilihan saat ini." dan dengan itu, Jungkook menghilang.

"Hei! Kembali kamu mata pucat!" seru Yeonjun ke sekeliling ruangan, berharap nephilim itu kembali "Kamu tidak akan bisa menyentuh Kai atau Soobin, kamu dengar?!"

***

Kai merasakan sebuah tepukan keras mendarat di punggungnya saat keesokan harinya dia memasuki gedung sekolah.

"Selamat pagi Kai." sapa sebuah suara berat.

Kai tidak mempercayai penglihatannya. Taehyung? "Apa yang kamu mau?"

Taehyung tersenyum cerah, sesuatu yang sangat jarang bagi Kai tapi bukannya menjawab pertanyaan Kai, dia malah mengalungkan satu lengannya di bahu Kai dan membawa Kai pergi ke tempat yang lebih sepi. Kai segera melepaskan diri dan berbalik menghadap Taehyung setelah mereka sampai di bagian sekolah yang cukup sepi.

"Mau apa kamu?"

"Hm? Beomgyu benar tentang kamu akan bersikap defensif."

"Jawab aku."

Taehyung seperti salah tingkah dan akhirnya dia berbicara "Aku minta maaf atas apa yang telah kulakukan kepadamu. Beomgyu bilang tentang dia meminta maaf kepadamu dan jujur, aku juga tidak ingin meninggalkan kenangan buruk di sekolah ini."

"Kamu pikir itu bisa menyelesaikan semuanya?" Lagi-lagi Kai tidak dapat mengontrol ucapannya, semua kemarahan, kekesalannya meledak. "Kamu pikir semua pukulanmu tidak meninggalkan bekas? Aku salah apa hah? Apa? Atau kamu memang tidak bisa berpikir lagi karena otakmu sudah tidak berfungsi? Terlalu sering menjadi boneka Yoongi?"

Taehyung tampak kaget, tidak menyangka akan ledakan emosi Kai. Dia tidak dapat berkata-kata. Tapi Kai belum selesai walaupun napasnya sudah menderu karena amarah.

"Kalau kamu ingin lega tanpa membebani orang lain, kamu mati saja!" Kai menyerukan tiga kata terakhir dan terdengar beberapa tarikan nafas terkejut.

Kai menoleh dan melihat Jihae, Nara dan Taehyun. Jihae dan Nara tertegun menatap Kai. Taehyun tidak mempunyai ekspresi apapun di wajahnya, tapi tatapannya tajam ke arah Kai—atau lebih tepatnya makhluk bersayap yang sedang mengambil alih kendali tubuh Kai saat itu.

"Sial. Dia dapat melihatku."

Kai tersadar sepenuhnya dan dia melihat Taehyung yang masih menatapnya dengan wajah pucat pasi dan gemetar. Kai dengan wajah seperti sedang diteror perlahan bergerak mundur, menjauhi Taehyung. Melihat perubahan wajah Kai, Jihae berjalan mendekati Kai.

"Jihae! Kembali!" pekik Nara tertahan tapi Jihae memberi tanda bahwa dia akan baik-baik saja.

Jihae menyentuh lengan Kai, badan Kai terlonjak sedikit tapi Kai tidak menepisnya. Kai malah membungkuk 45 derajat ke arah Taehyung dan berkata, "Aku minta maaf." dan dia langsung berlari pergi, keluar dari gedung sekolah tersebut.

★━━━━━━━━━━━━★

Are You My Guardian? [INDONESIAN LANGUAGE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang