Dua Belas

610 64 13
                                    

Dengan susah payah Hyungwon membawa koper dengan satu tangannya. Insiden ketika seseorang tanpa sengaja menabrak Hyungwon sampai akhirnya ia terjatuh saat hendak menuruni tangga membuat tangan Hyungwon kini mengalami cidera.

"Aaaakhhh benar-benar" Hyungwon mengerang saat merasakan ngilu pada tangan kirinya.

"Halo. Ya, aku baru saja sampai. Semua pekerjaan sudah selesai, sisanya tolong di atur kembali" ujar Hyungwon pada sambungan telfonnya.

"Selamat datang, Tuan"

Hyungwon hanya mengangguk ketika seorang laki-laki paruh baya dengan setelan menyapanya. Kemudian Hyungwon menyerahkan barang nya pada laki-laki itu.

Hyungwon berjalan mendahului. "Paman Shin. Kita makan dulu ya"

Laki-laki yang biasa Hyungwon panggil Paman Shin itu hanya mengangguk seraya menyesuaikan langkahnya dengan Hyungwon.

Di sebuah restauran mewah. Hyungwon menikmati makan siang nya di temani oleh sekertaris pribadinya.

"Tuan. Apa semua nya berjalan dengan lancar, Ayah anda terus menanyakan tentang keadaan Anda" ujar Shin pada Hyungwon.

Hyungwon menghela nafas. "hhh... beritahu dia, aku meninggal di Paris"

"Tuan"

"Kau tau Paman. Dia bukan menanyakan keadaan ku, tapi harta yang sangat dia inginkan" Hyungwon meneguk segelas wine sebelum melanjutkan ucapannya.

"Aku benar-benar kesal. Bagaimana bisa laki-laki bertubuh seperti raksasa itu menabrakku. Sampai akhirnya tangan ku jadi korban!"

"Apa Tuan ingin mencari tahu tentang orang itu?"

Hyungwon menggeleng. "Tidak. Tidak perlu. Jangan sia-siakan tenagamu hanya untuk menghancurkan orang lemah yang bahkan tidak ku kenal"

***

Kihyun bersantai sembari menyantap cake coklat yang Changkyun belikan untuknya. Sesekali Kihyun mengusap air matanya yang menetes karena terlalu banyak tertawa saat menonton acara komedi di televisi.

"Astaga. Mereka lucu sekali... maaf ya baby, kau pasti terguncang karena Daddy tertawa terlalu keras" ujar Kihyun seraya mengelus perutnya, kandungannya kini hampir berusia delapan belas minggu.

Rumah ini terasa sunyi karena Changkyun pergi sekolah dan Hyunwoo yang masih sibuk dalam pekerjaan nya selama hampir lima bulan ini.

Ting tong ~

Suara bel mengalihkan atensi Kihyun. Kihyun meletakkan camilannya sebelum beranjak untuk melihat siapa yang berkunjung ke rumah nya.

"Siapa?"

Kihyun melihat dari intercom-bell apartemen nya. Terlihat laki-laki yang sedang sibuk dengan beberapa barang yang di bawanya, tapi Kihyun tidak bisa melihat wajahnya yang tertutup topi.

"Love. Bukakan pintunya"

Suara yang tidak asing itu seketika membuat Kihyun bersemangat. Dengan cepat Kihyun membukakan pintu apartement nya. Di depan, sudah ada Hyunwoo yang tersenyum padanya.

"Hyung~" Kihyun melompat untuk memeluk Hyunwoo. "I miss you"

Hyunwoo terkekeh. "Serindu itukah, hmm?"

Hyunwoo membawa Kihyun dalam gendongan nya. Kemudian mendudukkan Kihyun di sofa.

"Hyung. Kau bilang, bisa pulang satu bulan lagi. Tapi kenapa sekarang sudah pulang"

Hyunwoo duduk di sebelah Kihyun. Tapi sebelum menjawab pertanyaan Kihyun. Hyunwoo lebih dulu mencium bibir plum yang selalu ia rindukan selama bekerja di luar negeri. "Aku tidak tenang meninggalkan mu terlalu lama"

Happiness For You [Son Family]🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang