Red Thread: You and Me

242 77 229
                                    

James terus saja mengoceh tentang masalah percintaan Veronique yang berujung tragis. Padahal itu sudah setahun yang lalu, tetapi tetap saja masih dibahas. Gadis berpakaian casual dengan rambut ekor kudanya itu sudah bosan mendengar topik yang sama setiap hari.

"Queen! Lo dengerin apa yang gua omongin kagak, sih? Ini tuh penting banget tau. Masalahnya, lo itu udah jomblo setahun. Sampai detik ini juga, lo masih aja trauma sama masa lalu. Aneh deh."

"Please, lah James. Setiap hari lo selalu obrolin masa lalu gua! Sekarang gua tanya memang enggak ada topik lain yang bisa dibahas?" Veronique yang biasa dipanggil Queen oleh sahabatnya nampak menggerutu.

"Kan, lo tau sendiri lah kalau gua mau yang terbaik buat lo. Gua kagak bisa liat lo itu terlalu ngenes. Makanya, gua ada ide yang mau gua sampein ke lo, Queen." James menyeruput vanilla latte-nya, sebelum mengutarakan ide gila yang pasti akan ditolak mentah-mentah oleh Veronique.

"Jangan aneh-aneh deh, James. Ide lo itu kadang selalu gila dan gua kagak mau jadi bahan percobaan otak sinting lo." James tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. Saat melihat respon yang diberikan gadis bersurai hitam di depannya. Dia sedikit mengingat pertemuan singkat antara dirinya dengan Veronique yang ternyata berujung menjadi partner in crime.

"Gini, gua mau tanya. Bulan berapa sekarang?" tanya James. Veronique memutar bola mata malas. "Bulan Juni. Lalu, apa hubungannya sama topik yang sedang kita bahas?"

James mengembuskan napas. Sahabatnya satu ini tidak tahu makna di balik Bulan Juni yang menyimpan sejuta keistimewaan. "Dengerin penjelasan gua biar lo kagak bodoh-bodoh amat. Bulan Juni itu identik dengan banyaknya pasangan yang menikah, di mana bunga mawar ikut bermekaran. Tandanya Bulan Juni selalu dianggap sebagai bulan yang penuh cinta. Tujuan gua kasih tau lo itu, supaya lo cari cinta yang baru. Paham kan maksud gua, Queen?"

Gadis itu mengangguk-angguk paham. Kemudian dia sudah bisa menebak ide yang akan disampaikan James. Sahabatnya berniat untuk menjodohkan dirinya dengan laki-laki lain. "Katakan saja, kalau lo pengen comblangin gua sama kenalan lo, kan? Cih, enggak usah sok mengalihkan topik ke Bulan Juni." Veronique menatap tajam tepat ke kancing mata James. Setidaknya, dia ingin memberi peringatan jangan coba-coba mencampuri urusannya.

Kalau sudah begini James hanya bisa mengalah di depan gadis itu. Namun, dia sudah merencanakan matang-matang dan sebentar lagi temannya akan datang ke sini. Dia jadi tidak sabar melihat dua orang yang pernah terluka di masa lalu saling menyembuhkan, terutama Veronique yang ternyata mengindap sakit epilepsi.

Tiba-tiba pintu Starbucks terbuka sedikit. Kemudian menampilkan sosok laki-laki tampan berpakaian kemeja putih yang lengannya digulung sampai siku dan celana jeans biru. Rambut hitamnya ditata dengan model undercut mengikuti tren masa kini.

"Gua ke sana dulu ya, Queen." Gadis itu mengangguk dan membiarkan James pergi. Tak berselang lama James sudah kembali dengan laki-laki asing di mata Veronique. Kalau dilihat dari dekat penampilannya cukup membuat gadis itu sedikit terpana. "Queen, ayo kenalan sama teman gua namanya Adrian." Mereka pun saling bersalaman dengan malu-malu.

"Kalau gitu gua pergi dulu, ya. Ada urusan sama bokap gua." James pun melambaikan tangan lalu meninggalkan Starbucks.

Keduanya tampak canggung satu sama lain. Namun, Adrian mencoba membuka pembicaraan. "Maaf banget, gua kagak tau kalau James berniat comblangin kita."

"Ya gapapa, lagian itu juga bukan kesalahan lo. Nama gua Veronique, biasa dipanggil Vero," jawabnya. Seketika Adrian merasakan jantungnya berdebar lebih cepat.

"Boleh gua minta nomor lo? Supaya kita makin akrab." Tanpa malu-malu Adrian memberanikan diri mengulurkan ponselnya kepada Veronique. Jemari lentik Veronique menari lembut di atas keyboard handphone milik Adrian. Kemudian dia menyerahkan kembali benda persegi panjang kepada sosok di depannya.

Mereka banyak menghabiskan waktu sampai menjelang malam. Adrian mengantarkan Veronique pulang ke rumahnya karena hari sudah semakin larut.

                                           ••••

Hubungan mereka sudah semakin dekat dari hari ke hari. Semenjak James mempertemukan dua orang yang tengah terluka karena masa lalu. Malam ini tepatnya tanggal 25 Juni Adrian akan menyatakan cinta kepada Veronique.

Setelah berada di komplek rumah Veronique. Secara bersamaan pintu terbuka lebar dan nampaknya gadis itu tak menyadari kedatangan Adrian yang mendadak. Saat dirinya menengok ke samping matanya terbelalak.  "Ad, lo kok bisa di sini? Bukannya, tadi lo ngomong kalau lo lagi di rumah?"

"Kejutan dong buat lo. Oh ya, ini bunga khusus buat lo dan coba deh lo ke sini bentar aja." Adrian menarik salah satu tangan Veronique yang menggenggam bunga mawar pink pemberiannya. Betapa terkejutnya Veronique saat melihat balon tulisan 'Will You Be My Girlfriend?' yang tertera di bagasi mobil Adrian.

"Ad? Serius ini?" tanya Veronique yang masih tercengang dengan semuanya.

"Iya dong. Masa gua main-main sih! Kan lo tau sendiri sejak pertama kali kita dicomblangin James. Gua udah jatuh hati sama lo. Asal lo tau aja, kalau gua yang nyuruh James buat kenalin gua ke lo."

Perkataan Adrian membuat Veronique semakin membeku. Dirinya tak menyangka kalau lelaki itu sudah menaruh perasaan yang lama terhadapnya. "Ad, tapi gua menderita penyakit epilepsi. Mending lo coba pikirin baik-baik lagi deh."

"Enggak perlu, Queen. Gua sayang sama lo itu tulus dan gua nerima semua kekurangan yang ada pada diri lo. Udah cukup lo menderita seorang diri menghadapi penyakit lo. Jadi, gimana? Lo terima gua, kan?" Veronique mengangguk dan cairan bening menerobos keluar dari pelupuknya. "Iya, gua terima dan makasih banget lo udah buat gua jatuh cinta lagi."

Di Bulan Juni ini sebagai bulan penuh cinta yang berhasil mempersatukan dua sejoli yang merangkai benang merah menjadi satu.

                                    THE END

Red Thread : You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang