01. Menyebalkan

306 87 81
                                    

Saran dari author ya baca ini sambil dengerin lagu nya mulmed bangetttt hehe.

🎶Oh kasihku, kau membuat cinta
Jatuh dari mata dan turun ke hati
Tawamu buat aku tersenyum lagi
Oh kasihku, kau membuat dunia
Indah dijalani 🎶

Alrm berbunyi cukup keras sehingga Vania terbangun dari tidur nyenyak nya.

"Hoamm." Vania mengeluarkan suara khas orang bangun tidur.

Dilihatnya jam yang ada di narkasnya menunjukkan pukul 04.30 segera Vania mengambil air wudhu dan menunaikan sholat subuh sebagai kewajibanya umat islam. 

Setelah selesai sholat subuh Vania mengambil handuk dan mandi. 

Vania mengenakan seragam putih abu-abu nya mengingat hari ini adalah hari senin. Vania memilih menggerai rambut panjangnya dan memakaikan bando dikepalanya.

(Ruang makan)

"Tumben jam segini udah rapi?" tanya Vania kepada Reymond.

"Daripada kena omelan dari lo capek gue denger nya." ucap Reymond sambil mengoleskan selai strawberry diroti nya.

"Woy nebeng gak lo?" suara Reymond membuat Vania kaget karna terlalu kencang.

"Biasa aja bisa nggak sih! Suara lo nggak usah ngegas gitu!" jawab Vania sambil memakan roti bikinannya.

"Yaudah gue tinggal!" saat Reymond hendak pergi untuk berangkat sekolah tetapi tangan nya dicekal oleh Vania.

"Tungguin gue dong, gue pasti nebeng lah!" 

"Oke deh." 

Mereka berdua berjalan menuju bagasi. Vania berjalan di belakang Reymond.

"Ngapain lo ngikutin gue?" ucap Reymond yang merasa dibuntutin.

"Lo tu amnesia ato gimana sih belum ada sejam udah lupa. Gue mau nebeng bang nebeng!!" 

"Tunggu diluar adek sayang, abang ganteng mau ngeluarin mobil dulu." ucap Reymond dengan pd nya.

"Alay lo!" ucap Vania sambil menonyor kepala Reymond.

"Yaa ampun sakit dek." Reymond merintis kesakitan.

Vania tak menghiraukan perkataan Reymond tadi segera Vania pergi dan menunggu nya didepan.

"Buruan naik!" ucap Reymod ketika sudah sampai didepan Vania.

"Iya." jawab Vania dengan nada dingin.

"Buset dah jutek amat pantes gak laku-laku. Hahahaha." ledek Reymond sambil tertawa kencang.

"Sialan lo!" 

Sampai di parkiran sekolah Vania langsung turun dari mobil dan menuju kelas nya untuk menaruh tas nya dan langsung pergi ke ruang osis.

"Eh lapangan udah ada yang ngehendel belum? Kalo belum biar gue aja." ucap Vania saat mendapati seseorang di ruang osis yaitu Rafi wakil ketua osis SMA kendana.

"Belum, yaudah lo aja sana!" ucap Rafi.

"Oke." jawab Vania.

Saat menata barisan ada satu cowok yang susah banget diatur.

"Lo bisa nggak sih baris yang bener?" ucap Vania dengan nada membentak.

"Kalo enggak gimana?" jawab Aldrian sambil menatap lekat wajah Vania.

"Lo tu susah banget sih diaturnya! kalo kaya gini bakal makin lama mulai upacaranya Lo-." belum sempat Vania menyelesaikan omongan nya tiba-tiba jari telunjuk Aldrian menempel di bibir Vania.

"Lo tu cerewet banget sih." ucap Aldrian dengan memajukan langkahnya mendekat Vania. Kini jarak mereka sangat dekat.

Aldrian memandang wajah Vania tanpa berkedip jujur Aldrian merasa aneh dengan perasaannya tidak biasanya seperti ini.

"Apa sih lo ngeliatin gue gitu amat." 

"Bilang aja lo suka kalo gue ngeliatin lo kaya gitu."

"Pd abis lo jadi orang!" ucap Vania lalu menginjak kaki Aldrian.

"Sakit bego!" Aldrian merintis kesakitan.

Vania tak mengubris perkataan Aldrian langsung saja Vania pergi.

Upacara berjalan dengan khitmat ya meskipun 1/2 siswa yang ramai.

"Van bantuin gue bawa berkas ini ke ruang osis ya." ucap Rafi.

"Oh oke." 

Vania mulai melangkahkan kaki nya menuju ruang osis. Vania berjalan tanpa melihat jalan ia sedang membaca berkas-berkas itu.

Brukk!!

Vania tidak sengaja menabrak salah satu gerombolan geng Reymond.

"Liat-liat dong kalo jalan sakit nih!" ucap Aldrian sewot.

"Eh iya maaf." jawab Vania yang masih sibuk menyatukan berkas-berkas itu.

"Maaf-maaf enak aja tanggung jawab  kaki gue sakit!" 

"Lebay banget sih!" Vania mulai berdiri dan membawa berkas nya yang sudah tersusun rapi.

"Gamau tau pokoknya lo harus tanggung jawab." ucap Aldrian sambil menarik tangan Vania.

"Apaan sih!" Vania berusaha menangkis tangan Aldrian yang sedang menggandengnya eh lebih tepatnya menariknya.

"Ikut gue!" Aldrian menarik tangan Vania menuju UKS.

Raymond dan Putra yang menyaksikan itu hanya bergeleng-geleng tak paham. Tidak ada yang tau jika Vania dan Reymond adalah adik kakak. Yang tau hanya sahabat terdekat Vania yaitu Tasya dan Aida.

Sampai di UKS Vania tak henti-hentinya mengumpati Aldrian. Vania mengambil kotak P3K yang tersedia di UKS.

"Sini mana yang sakit?" ucap Vania dengan nada dingin.

"Jutek banget sih." umpat Aldrian. 

"Gue serius!" 

"Gue juga serius!" 

"Kalo udah nggak sakit gue pergi, gue sibuk!" Vania mulai berdiri dan beranjak pergi dari UKS namun tangan nya dicekal oleh Aldrian.

"Apa lagi sih?" ucap Vania dengan menurunkan nada tinggi nya.

"Gue mau lo disini nemenin gue!" paksa Aldrian.

Ntah kenapa Aldrian merasa aneh saat didekat Vania rasanya sangat nyaman. Sebelum nya Aldrian tidak pernah seperti ini.

"Minta PMR buat jagain lo." 

"Enggak gue mau nya lo." 

"Lo tu siapa sih? Kenapa harus gue?" 

"Oke kenalin gue Aldriano Gavin Manggala."

"Udah tau." ucap dingin Vania.

"Lah kalo udah tau ngapain tanya? Eh btw kok tau darimana?" 

"Tag name lo lah!" ucap Vania dengan nada tinggi agar Aldrian tidak mengira bahwa Vania ngestlak Aldrian.

"Ohh, nama lo Alisa bell- Vania Mey-sie." Aldrian melihat tag name Vania lalu mengejanya.

"Nama lo misis? Hahaha kaya nama makanan tau gak?" ledek Aldrian diiringi tawa yang kencang.

"Kaya nama lo bagus aja Manggala apaan tuh kaya buah Mangga aja." 

"Seenggak nya masih bagus." 

"Terserah deh apa kata lo aja!" ucap Vania yang mengalah karna tak mau beradu mulut lama-lama dengan Aldrian.

.
.
.

Gimana capter pertama bagus gak? Atau ngebosenin ya? 

Kalo ada typo bantu coment ya manteman biar Syahra tau mana yang salah:') 

Jangan lupa vote and coment ya teman-teman😉

Ketemu lagi di chapter selanjutnya😘

About Classic Love [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang