03. Dia Lagi

175 76 37
                                    

Jam menunjukkan pukul 19:00 Vania masih berkutat dengan laptop nya. Tiba-tiba suara terdengar dari pintu kamar Vania.

Tokk tokk tokk!

"Masuk aja nggak dikunci." teriak Vania didalam kamar.

Setelah mendapat izin dari pemilik kamar segera Reymond masuk.

"Dek temenin gue yuk!" ajak Reymond.

"Kemana?" tanya Vania.

"Cari kamus BIG, kamus gue ilang tau deh kemana." penjelasan Reymond supaya Vania mau.

"Mmm boleh deh tapi ada syaratnya." ucap Vania.

"Ah nggak ikhlas lo nemenin abang nya sendiri juga." protes Reymond.

"Ya terserah sih, gimana mau gak?" 

"Yaudah deh apa syaratnya?" 

"Beliin gue novel ya?" syarat Vania kepada Reymond.

"Iyaa." 

"Beneran??" teriak Vania gembira.

"Iya ih gausah teriak-teriak juga kalik, buruan ganti baju." titah Reymond.

"Oke deh." 

Mereka sudah berada didalam mobil Reymond.

"Bang kok papi,sama mami nggak pulang-pulang ya padahal Vania udah kangen banget loh." keluh Vania kepada Raymond.

"Curhat lo?" tanya datar Reymond.

"Abang kok ngeselin sih!" ucap Vania sambil memanyunkan bibir nya.

"Sama dek gue juga kangen." jawab pertanyaan Vania yang tadi.

"Abang udah telfon papi/mami? Kapan pulang nya." tanya Vania.

"Belum sih." 

"Nanti aja vidiocall aja gimana?"

"Siap." 

"Bang rey, abang suka sama siapa?" 

"Kepo banget lo bocil." 

"Jawab aja sih!" 

"Iya hm." 

"Siapa?" tanya Vania yang tak menyerah.

"Gue naksir temen lo Tasya." ucap jujur Reymond.

"Serius bang?" tanya Vania menyakinkan.

"Iya." 

"Bang jujur Tasya juga naksir abang lama tapi Tasya ngelarang Vania buat cerita ini ke abang." 

"Serius demi apa dia naksir gue?" tanya Reymond dengan semangat.

"Serius abang, kapan sih Vania main-main?" 

"Gue gak tau kalo dia naksir gue." 

"Lo sih gapeka!" 

Setelah berbincang-bincang lama di dalam mobil akhirnya mereka sampai di toko buku.

"Lo cari aja novel yang lo mau lebih dari satu boleh." ucap Reymond.

"Eh serius nih? Tumben baik lo." tanya Vania ragu.

"Iya." 

Vania dan Reymond mulai mencari buku yang ia inginkan.

"Bang gue udah." ucap Vania sambil menunjukkan novel yang iya pilih.

"Iya gue juga udah." 

Segera Reymond membayar buku-buku tersebut. Saat mereka keluar dari toko buku tak sengaja mereka bertemu dengan Aldrian dan Tasya.

"Eh Tasya." sapa Vania saat bertemu Tasya.

"Lo berdua aja?" tanya Reymond kepada Aldrian.

"Iya." 

"Kapan lo jadian?" seketika wajah Reymond seperti lesuh.

"Ini sepupu gue bukan pacar gue!" jawab Aldrian jujur.

"Oh sepupu lo gue kira pacar lo." ucap Reymond.

"Lo cemburu ya?" ledek Aldrian.

"Hm." 

"Eh misis lo ngapain disini?" tanya Aldrian kepada Vania.

"Nama gue Vania bukan misis!" Tegas Vania.

"Meysie sama aja sama misis." ledek Aldrian yang belum puas.

"Serah lo deh!" ucap pasrah Vania menghadapi orang spesies seperti Aldrian.

"Bang ayuk makan laper." ajak Vania kepada Reymond.

"Kita ikut gabung dong." ucap Aldrian dan Tasya.

"Boleh." jawab Reymond.

"Ihh abang gue gak setuju kalo ngajak buah mangga itu!" protes Vania.

"Apa sih lo misis abang lo gak mempan mau lo bujuk kek apa, orang ada tasya pasti gak bisa nolak." ucap Aldrian.

"Diem lo! Nggak diajak ngomong juga! Dasar buah mangga!" Vania menjalurkan lidah nya berniat mengejek.

"Misis!" balas Aldrian tak mau kalah.

"Mangga!" 

"Misis!" 

"Mangga!" 

"Kapan makan woy!" teriak Tasya yang geram akibat ulah Vania dan Aldrian.

"Duluan yuk!" ajak Raymond kepada Tasya lalu menggandeng tangan Tasya.

"Yaudah yuk!" ucap Tasya, membalas gandengan tangan dari Raymond.

Reymond dan Tasya jalan duluan sambil bergandengan tangan.

"Kita kayak gitu yuk!" ucap Aldrian yang iri dengan Reymond.

"Ogah!" tanpa meminta izin dari Vania langsung saja Reymond menggandeng tangan Vania.

Vania tidak marah atau sebagainya justru Vania merasa nyaman dengan Aldrian. Atau jangan-jangan mereka berdua mempunyai perasaan yang sama?

Setelah mereka berjalan cukup jauh untuk mencari tempat makan yang cocok akhirnya sampai juga. Tak lama kemudian seorang pramusaji datang membawa buku kecil untuk mencatat.

"Mbak, mas mau pesen apa?" ucap pramusaji tersebut.

"Gue sama in aja ama lo." ucap Tasya kepada Reymond.

"Gue ayam bakar aja deh sama minum nya lemon tea." ucap Aldrian.

"Gue juga deh sama kek Aldrian." ucap Vania yang ingin juga kuliner seperti Aldrian.

"Ngikut ae lu!" 

"Biarin!" 

"Mulai lagi berantem nya? heran deh gue sama kalian berdua, jatuh cinta  baru tau rasa lo berdua." ucap Reymond.

Aldrian dan Vania tidak menjawab malah bertatap mata  dengan makna 'apa'.

Akhirnya pesanan pun datang. Mereka ber4 makan dengan lahab.

"Al, Sya kita pamit ya." pamit Raymond.

"Iya hati hati ya." jawab Tasya.

"Misis lo hati hati ya." ucap perhatian Aldrian.

"Hm oke." jawab dingin Vania.

"Sabar al sabar." ucap Aldrian yang heran dengan Vania.

Reymond, Vania, Aldrian, Tasya pulang kerumah masing masing.

.
.
.

Ngebosenin ya?:( duh maaf ya kalo ngebosenin.

Kalo ada typo coment aja ya manteman biar syahra tau mana yang salah:) 

Jangan lupa vote and coment ya teman teman😉

See you chapter selanjutnya😘

About Classic Love [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang