Chapter 3

39 5 2
                                    

Author POV

Ruang keluarga kediaman Danessa kini lenggang, meski semua angggota keluarga telah berkumpul. Namun, hingga kini tidak ada satupun yang angkat bicara. Begitu pula dengan gadis yang tengah terduduk di pojok ruangan. Ia membisu, pandangannya lurus kedepan, menerawang.

Saat ini, ia tengah bergelut dengan batinnya sendiri. Antara memilih pergi meninggalkan ruangan terkutuk itu, memesan tiket penerbangan tercepat, untuk bisa bebas sebebas-bebasnya. Atau menuruti nuraninya untuk tetap tinggal.

Hanya kali ini Liora, selesaikan dengan cepat lalu pergi.

Batinnya terus mengingatkan dirinya sendiri.

"Oma senang kalau kalian semua ngumpul kayak gini, rumah jadi rame. Apalagi ada Liora ada disini." Suara omanya memecahkan lamunan Liora, matanya segera menangkap senyum Oma yang terlihat tulus. Senyum yang ia rindukan 3 tahun belakang ini.

"Gimana kabarmu nduk?"semua mata kini berpindah memandangnya.

Sedangkan, si empunya hanya mengeluarkan senyum seadanya sambil menjawab "So far so good oma"

"Oma seneng dengernya kalo gitu."

"Iya dong ma, kita semua selalu disini buat mama. Nggak usah kuatir, kita nggak akan ninggalin oma, ya kan Liora?"

Oh My! Don't start another drama please!

Liora hanya mampu mengangguk seadanya menanggapi drama tantenya. Maaf saja, hatinya sudah ia siapkan untuk lebih dari ini.

Tantenya itu memandang dengan senyum –yang semua orang tahu itu adalah senyum mengejek- sambil menghampiri omanya.

"yuk ma kita ke kamar, mama butuh istirahat"

"Liora! Nanti ke kamar oma ya!" panggilan dari omanya itu sontak langsung mengubah senyum di wajah tantenya itu.

"iya oma!"jawabnya bersemangat, sambil memasang senyum terbaiknya guna membuat tantenya itu semakin jengkel. Jangan salahkan Liora jika ia bahagia melihat tantenya sedikit demi sedikit terabaikan seperti ini.

Tapi, tanpa Liora sadari sedari tadi ada sepasang mata yang mengamati semua drama itu dengan senyuman tertahan.

>>>>>

Kamar yang ia tinggalkan 3 tahun lalu itu, tidak mengalami perubahan sedikitpun. Semua masih sama persis seperti saat terakhir kali ia meninggalkannya. Tidak ada yang berubah. Semua koleksi foto yang ia pajang di sekeliling kamar, masih rapi di tempatnya semula. Dengan foto ia dan kedua orangtuanya mendominasi di tengah ruangan.

Oohh... Ia sungguh merindukan setiap inci kamar ini. Kasurnya, koleksi bukunya, suasana ruangan ini. Semuanya membuatnya teringat akan kenangan masa lalu. Saat semuanya masih terlihat sempurna.

"Liora..." Sontak Liora menoleh mencari-cari sumber suara. Dan benar saja, tantenya sedang melongokkan kepala di pintu.

Tante Diana, beliau adalah ibu kandung Dela. Ia adalah perempuan kedua yang Liora hormati –setelah oma- dikeluarga ini. Tentu saja, perangainya tidak seperti tante-tantenya yang lain. Yang bahkan namanya saja ia tidak ingat.

Ingatannya memang sedikit bermasalah jika menyangkut nama orang yang tidak terlalu penting. Entah kenapa ia selalu kesulitan mengingat nama orang-orang yang lewat dikehidupannya selama ini.

"iya tan?"

Namun, bukannya menjawab pertanyaan liora, tante Diana malah melenggang masuk dan langsung memasukkan tubuh Liora ke dalam pelukannya.

"Tante kangen banget sama kamu ra. Tante senang akhirnya kamu pulang."

Liora terkejut sekaligus terharu. Usapan lembut di punggungnya itu seakan ingin membuatnya menangis. Ia tahu mungkin selama ini ia yang terlalu jahat. Meninggalkan orang-orang yang masih menyayanginya dengan tulus tanpa memberi tahu mereka apapun. Meski mereka juga pasti memahami, bahwa dulu, semua terlalu berat baginya.

The Disaster In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang