I - start

6.1K 370 12
                                    

Kedua sirip berbeda warna itu terus mendayung beriringan. Mengejar ombak yang hilir mudik menuju permukaan. Sesekali satu diantara keduanya melompat menuju permukaan, untuk kemudian kembali menyelam kedalam lautan. Sirip mereka yang indah berwarna warni tertimpa cahaya matahari.

Kedua gadis muda itu tertawa keras setiap debur ombak yang mereka kejar menggulung tubuh mereka. Mereka terus berenang jauh mengejar ombak-ombak yg semakin besar menuju permukaan.

"Onee-chan" panggil gadis muda yang memiliki rambut sewarna musim semi pada gadis lainnya dengan surai selembut sutra berwarna merah darah.

"Lihat ini, aku bisa melakukannya" ucap gadis itu bersemangat seraya melompat menuju permukaan untuk kemudian memutar tubuhnya seperti sedang berakrobat.

Sedangkan Karin, gadis dengan surai sewarna darah itu hanya tertawa melihat betapa bersemangatnya adiknya yang satu itu. Kemudian, ia ayuhkan siripnya menghampiri adiknya yang masih terlihat berapi-api itu.

"Onee-chan, cobalah lakukan seperti apa yang aku lakukan tadi." Bujuk gadis semanis gulali.

Karin yang ditawari hanya tersenyum jahil. Ia Kemudian membalikkan tubuhnya. Selang beberapa detik, bukannya mengikuti keinginan adik kecilnya, ia malah mengayunkan ekornya kuat. Membuat cipratan air mengenai wajah dan tubuh adiknya.

"Yaaakkk" teriak Sakura kesal. Tapi kemudian ia ikut tertawa terbahak-bahak bersama sang pelaku.

Waktu berlalu tanpa terasa. Mereka berdua terus saling menjahili satu sama lain. Hingga tanpa sadar keduanya terseret ombak menuju tepian dimana makhluk bernama manusia tinggal. Tempat yang seharusnya tak pernah mereka singgahi.

Karin yang lebih dulu sadar dimana mereka berada saat ini menjadi panik. Detak jantungnya berdegup cepat. Darahnya berdesir dari ujung kepalanya. Cepat-cepat ia menyeret Sakura untuk menjauh dari sana.

Sudah bukan hal asing lagi baginya tentang kekejaman para makhluk yang menyebut diri mereka sebagai manusia. Kerajaanpun melarang mereka dan semua rakyat bawah laut untuk mendekati daratan, kapal-kapal besar, terutama para manusia itu sendiri.

"Sakura-hime, kita harus segera kembali" nada panik terdengar jelas dari suara Karin.  Ia menyeret lengan kecil Sakura yang saat itu masih asik menyipratkan air ke arahnya.

"Huh? Kenapa?" Tanya Sakura bingung. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Kemudian tatapan bingung itu langsung berubah seketika menjadi tatapan berbinar penuh rasa ingin tahu.

Sakura memang sangat haus akan pengetahuan. Itulah sebabnya ia selalu merasa antusia saat melihat tentang hal-hal yang baru ditemuinya pertama kali.

"Oh, Onee-chan. Apakah ini yang di sebut daratan?" Tanyanya berbinar menatap sekeliling.

Karin menyeret tangan Sakura menuju balik karang untuk berjaga-jaga dari para manusia yang bisa saja melihat mereka. Pada akhirnya akan berubah menjadi buruk jika mereka tertangkap.

Karin menarik nafas dalam. Mencoba menenangkan dirinya sendiri. Kemudian menatap Sakura yang masih saja nampak begitu tertarik dengan daratan itu.

"Sakura-hime, ayo kita segera kembali ke dasar laut. Raja pasti akan marah jika beliau tahu anda berada dekat sekali dengan daratan." Ucap Karin serius. Kali ini ia menggunakan bahasa formal seperti ketika ia berada di kerajaan.

"Tunggu sebentar, Karin-nee. Aku ingin melihat tempat itu lebih dekat" ucap Sakura seraya berenang lebih dekat kearah pesisir pantai.

"Sakura-hime" cegah karin menarik tangan kanan Sakura. Tapi gadis dengan rambut semanis musim semi itu malah melepaskankan tangannya perlahan, seraya tersenyum lembut ke arahnya.

Melliflous ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang