BAB 13 | Sunyi

263 15 4
                                    

Perlu dua orang untuk merayakan cinta dan kesetiaan. Meskipun hanya cukup satu orang untuk menghancurkan cinta yang dibangun bertahun-tahun.

~Asslamualaikumbeijing.


Mentari tak terlihat untuk terbit pagi itu, yang terlihat hanyalah gumpalan awan hitam yang menyelimuti langit kota Beijing, sepertinya langit pun bersedih menyaksikan perkelahian Asma dan Zhong wen . Suasana rumah Zhong wen dan Asma saat itu Bak rumah kosong yang sunyi tak berpenghuni.

Pagi-pagi sekali sebelum Zhong wen bangun, Asma sudah bangun untuk menyiapkan sarapan. Jujur saja Asma masih dikuasai rasa amarah yang menutupi hatinya walaupun begitu tetap Asma akan menunaikan tanggung jawab sebagai istri.

ZhongWen pergi ke dapur menuju meja makan, perasaan dan pikiran Zhong wen tak karuan, ia memikirkan Asma dan Syifa sudah beberapa kali Zhong wen ingin menemui Asma tapi selalu ditolak.

Zhong wen menarik kursi dan mendudukinya "Hari ini aku harus bawa Aira ke rumah supaya jelasin pada Asma kalau aku enggak selingkuh sama Aira" Zhong wen bergumam sendiri.

5 menit kemudian Zhong wen selesai sarapan ia mengambil tas dan pergi dari rumah untuk pergi untuk melanjutkan memandu wisatawan kemarin.

***


Terlihat dua orang perempuan yang sedang mengobrol di Cafe Xi Lai Shun. Entah apa yang dibicarakan mereka, keduanya terlihat sangat bahagia bahkan mereka tertawa terbahak-bahak seakan orang yang sedang menonton video komedi.

"Gimana tuh ekspresi istri Zhong wen pasti sedih banget kan?" ucap Aretha sambil terkekeh

"Nangis dia Tha pengen ketawa pas liat dia nangis" Sahut Liviana dengan semangat.

"Aduh pengen banget ngeliat kejadian langsung" ucap Aretha dengan senyum liciknya. "Itu belum seberapa dan itu hanya permulaan lihat kejadian selanjutnya Zhong Wen!"

Aretha mengulurkan sesuatu dari dalam tas branded miliknya seperti uang yang akan diberikannya kepada Liviana. "Nih bayaran kamu"

Senyuman Liviana mengembangkan seperti itulah yang ditunggu-tunggu olehnya uang. Liviana membuka tumpukan uang yang berada di atas meja makan mereka dengan menghitung lembaran tersebut.

"Terima kasih Tha"

"Hmm" Aretha berdiri dari tempat duduknya dan mengambil tas miliknya.

"Mau ke mana?" Tanya Liviana yang sedang mengambil secangkir teh dimeja tersebut.

"Mau kerumah Asma"

"Hah? ngapain ?" pertanyaan Liviana tak dijawab oleh Aretha, perempuan pirang tersebut sudah berjalan menuju mobil terparkir di depan Cafe Xi Lai Shun.

***


Hari ini Sekar tidak ada di rumah Asma. Dia pergi untuk mengurus pekerjaan di kantor tempatnya bekerja dulu, sebenarnya Sekar ingin menemani sahabatnya hari ini di rumah namun karena ada urusan terpaksalah ia tidak ke rumah Asma, mungkin sore hari baru selesai tapi terlalu lelah untuk Sekar yang saat itu sedang hamil muda. Sebelum pergi untuk ke kantor Sekar ingin membeli makanan di Cafe yang tidak jauh Apartmentnya, Cafe Xi Lai Shun.

Sekar menarik pintu Cafe tersebut dan memasuki Cafe, seperti semua orang Sekar mencari tempat duduk dan menunggu pelayanan Cafe untuk datang menghampirinya, menanyakan apa yang ingin dipesan.

"Ayam Kungpao, bungkus." Ucap Sekar

"Ada lagi yang mau anda pesan?"

Sekar menggeleng.

Pelayan tersebut pergi meninggalkan Sekar.

Sekar memutar bola matanya, memandangi orang-orang yang duduk berada di Cafe, mata Sekar berhenti memutar setelah ia melihat seorang perempuan berambut hitam panjang yang di kuncir, dengan pakaian yang berwarna abu-abu yang sedikit terbuka.

" Itu kan yang kemarin sama Zhong wen?" Batin Sekar terus bertanya-tanya. "Salah liat kali? Tapi kok mirip banget? Tapi dia islam kan? Kemarin pakai hijab?"

"Pesanan anda sudah siap" ucap pelayan Cafe.

Sekar yang sedang memandangi perempuan yang duduk dipojok, langsung mengalihkan pandangan ke pelayanan yang sudah ada di hadapannya membawakan pesanan milik Sekar.


Allhamdulillah.

Jangan lupa Votment ❤️

Assalamualaikum Beijing 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang