Spring Crap

8 2 0
                                    

Seharusnya musim semi adalah musim favorit bagi pasangan kekasih. Mereka akan berjalan beriringan atau bersepeda sambil menikmati alam yang tengah berbunga. Musim semi adalah waktu yang tepat untuk ujuk keromantisan antar pasangan, menunjukkan sebagaimana keharmonisan mereka di depan umum sehingga membuat para khalayak umum yang melihat itu mungkin merasakan iri.

Musim semi adalah favoritku, namun mungkin tahun ini adalah musin semi favoritku yang terakhir.

“Kamu gak seharusnya melakukan ini padaku!”

Pria di depanku, dengan tampang yang berantakan juga ruam merah pada pipinya membuatku merasa muak. Sialnya dalam keadaan seperti inipun dia masih terlihat tampan dimataku.

Aku berdecih lalu bersedekap menatap dia dengan sinis. “Bukankah seharusnya aku yang mengatakan itu”, mataku melirik gadis yang sedang bersembunyi di belakang Ran si pria brengsek ini sambil mengintip takut. Setidaknya jika dia ingin berselingkuh, cari gadis lain yang lebih baik dariku. Bukan dengan gadis kecil yang nampak lemah dan ketakutan seperti itu.

“Katakan alasan masuk akal mu melakukan ini padaku, agar aku tak perlu membuang tenaga untuk menghabisimu!”

Ran menghela nafas lalu menatapku dengan tajam. Bersiap untuk melontarkan kata kata yang pastinya akan menyakitiku.

“Aku lelah denganmu, aku benci saat kamu menekanku untuk melakukan makan malam romantis denganmu, aku benci saat aku harus menemanimu berjalan setiap bunga bermekaran, aku benci setiap kamu memaksaku untuk bersikap seperti anak anjing yang menurut padamu, aku benci segala hal jika semua itu berhubungan denganmu. Apa kamu paham itu!”, Ran meneriakan ungkapan itu dengan frustasi.

Aku terdiam, mencoba memahami arti disetiap katanya. Dia bilang dia benci padaku? Jadi artinya segala hal manis yang dilakukannya padaku adalah keterpaksaan? Sialan.

“Kenapa kamu tidak bilang? Apakah pantas kamu membalasnya dengan berselingkuh dengan gadis lemah ini?”, tenggorokan ku tercekat. Seolah ada yang menekan hatiku, kata kata yang dilontarkannya berhasil membuatku terluka.

“Memang sejak kapan kamu mau mendengarkanku? Sashi, kamu hanya peduli pada dirimu sendiri, bahkan gadis lemah yang kau sebut itu lebih baik daripada dirimu!”

Jalanan trotoar semakin ramai, beberapa menatap keberadaan kami sebagai tontonan seru. Sebagian berbisik bahwa aku adalah gadis egois yang menekan pasangannya, sebagian berbisik bahwa aku pantas mendapatkannya.

Ini memalukan, aku benci merasa terpojokan seperti ini. Diriku marah sekaligus kecewa, waktu yang aku habiskan demi dirinya terbuang tercuma. Aku melakukan segala hal demi Ran, aku bahkan menghabiskan uangku hanya untuk membuatnya bisa berguna untuk keluarganya. Aku memberikan dukungan pada dirinya agar dia dapat berkerja dengan lebih baik. Namun apa yang ia lakukan padaku saat ini?

Dengan segala emosi yang terpendam aku memberikannya bogeman mentah ke wajahnya. Terdengar suara pekikan nyaring yang terkejut melihat Ran yang sudah jatuh ke tanah.

“Ini adalah balasan untukmu, bogeman itu tidak sebanding dengan apa yang aku lakukan demi kesejahteraan mu”, ucapku dengan nada tereengah. Aku membenarkan tasku, lalu membalikkan tubuh.

Namun sebelum beranjak pergi aku menatap gadis itu. “Dan kau!”
Gadis itu menatapku dengan bola matanya yang lebar, dia manis namun sayangnya dia mengusik hubungan kami. “Kau pantas mendapatkan sampah itu!”, kepalaku menunjuk ke arah laki laki yang sedang menahan sakit.

Setelahnya aku benar benar selesai. Pertunjukan telah usai dan para penonton mulai meninggalkan kerumunan. Aku memakai kecamata sunglasses dengan kepala yang ku dongakkan ke depan.

Aku benci menjadi lemah, aku benci harus menangis didepan umum. Aku benci pria yang membuatku seperti ini. Musim semi tahun ini adalah yang terburuk.

SCARECROWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang