Beby memilih dasi yang pas untuk pakaian Rival kenakan hari ini. Pilihannya jatuh pada dasi polkadot biru dongker, cocok dengan jas biru dongker yang Rival kenakan. Beby mengalungkan dasi itu pada leher Rival, karena tingginya yang hanya sebahu Rival, membuat ia menginjit.
Sean pun tak ada lagi diatas kasur mereka, entah pergi kemana kucing oren itu. Saat Beby selesai mandi, kucing itu sudah tak ada. Beby curiga Rival lah yang mengusirnya keluar.
"nunduk dong val" suruh Beby, Rival pun berjongkok di hadapan Beby.
"aku nyuruh nunduk dikit loh! Bukan jongkok. Kamu ngehina tinggi aku ya!." dengan kesal Beby berdumel sambil memukul pundak kiri Rival dengan tangan kanannya.
"adu duh duh, iya sayang." Rival pun berdiri, ia mengambil bangku kecil yang berada dikamar mereka. Rival meletakan bangku kecil itu didepannya, ia memegang pinggang Beby dengan kedua tangannya lalu mengangkatnya berdiri diatas bangku kecil itu. Sekarang tinggi mereka sejajar, Rival tersenyum manis melihat wajah Beby yang terkejut.
"kamu ini!. " protes Beby, matanya melotot.
"ayo pasangin lagi dasinya." ujar Rival manja. Kepalanya ia condongkan kehadapan Beby.
"iya iya." kata Beby patuh, Beby memasangkan dasi Rival dengan telaten. Rival memandang Beby dengan lembut, ia menyelipkan anak rambut yang sedikit menutupi pipi tirus Beby. Merasa diperhatikan, Beby pun melihat Rival.
Wajah kokoh Rival membuat Beby terlena, bulu mata lentik yang selalu membuat Beby iri, rahang kokohnya, bibir tipis yang kemerahan itu juga. Sangat suka menggoda Beby.
"kenapa? Ganteng ya? " kata Rival dengan pede nya.
"nggak, kamu jelek." kata Beby menggoda Rival, ia terkekeh geli saat melihat Rival merengut kesal.
"kalo jelek nggak mungkin masuk tv, sebagai deretan Ceo muda tampan. "ujar Rival dengan bangganya.
"nggak sengaja itu kemasuk." celetuk Beby sambil sedikit membenarkan dasi Rival. Setelah rapi, Beby hendak turun namun langsung ditahan Rival dengan memegang pinggang Beby.
"kenapa lagi? Ayo sarapan." ajak Beby.
"mau peluk dulu. " jawab Rival, lalu ia memeluk pinggang Beby. Kepalanya ia sandarkan pada dada Beby.
"aku cinta kamu. "
Beby tersenyum mendengar pengakuan Rival. Sungguh manis suaminya itu jika sedang bermanja padanya. Padahal umur Rival sudah 25 tahun, tetapi sifatnya malah bertambah manja kepada Beby. Beby jadi teringat pada masa awal-awal mereka pacaran, padahal dulu Beby sangat risi jika Rival lengekt padanya. Bahkan ia tak segan menendang Rival karena jengkel.
"aku juga cinta kamu. " balasnya.***
Siska meletakan semangkuk besar nasi goreng yang sudah ia buat, semuanya sudah tersusun rapi oleh menantunya tadi sebelum kembali kekamar untuk memanggil Rival sarapan. Siska melihat kucing oren milik Rival dan Beby yang sedang bergelut pada bola rajut milik Siska. Tumben sekali anaknya itu mau merawat seekor kucing, dulu saja waktu umur Rival 5 tahun, ia menangis sampai kecing dicelana karena dikejar kucing. Padahal kan kucing itu hanya ingin bermanja pada kaki Rival.
Siska kembali teringat saat umur anaknya itu 18 tahun, dimana Rival memanjat genteng tetangga beralasan membantu kucing yang sedang lahiran. Saat itu Siska curiga jika Rival ingin menjadi bidan kucing, untung saja Rival mau saat disuruh kuliah jurusan bisnis.
(inget nggak kalian 😂👆)
Ari yang baru saja masuk kedapur terkejut saat kakinya menginjak sesuatu.
"MEONG!! "
"astaga ini kucing siapa? " tanya Ari kaget, kakinya langsung mundur beberapa langka saat melihat kucing oren itu menatap garang ia.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Merrid With My Sweet Heart (COMPLATE)
RomanceDisarankan untuk membaca My Ice Girl (COMPLATE) terlebih dahulu❕❕ *** Bagaimana sih rumah tangga yang dulunya sicewek dingin dan cowok petakilan. Jika dulu Rival sangat takut pada Beby maka sekarang ia semakin takut. Hahaha Tidak ada yang banyak ber...