Saat semua terasa baik-baik saja,
kamu mulai mengatur sebuah rencana.
Diam-diam kamu simpan niat untuk melepasku.
Dan berharap semua berjalan sesuai skenariomu.Entah Tuhan sedang berpihak padamu,
atau hanya sedang mengujiku,
kamu berhasil mengelabuhiku.Kamu minta untuk mengakhiri semua yang telah terjadi.
Selepas itu kamu meninggalkanku pergi.Aku harap ini hanya sebuah candaan, meski ini tak akan pernah lucu untuk dijadikan sebuah candaan.
Dan aku anggap ini adalah bagian dari bunga tidurku yang buruk.Namun aku salah mengartikan.
Ternyata kamu serius,
benar-benar serius.
Kamu ingin mengakhiri apa yang selama ini kujaga dengan sekuat hati.Hal yang aku sesalkan,
kemana saja aku selama ini?
Hingga aku tak pernah sadar jika bunga di halaman pun tak lagi sepenuhnya kumiliki.Katamu, kamu tak menyukai kebohongan.
Tapi kamu melakukan kebohongan itu.Katamu, kamu tak menyukai pengkhianatan.
Tapi kamu juga yang melakukan hal itu.Kamu pergi dengan alasan tak menyukaiku lagi,
tak ada rasa untuk mempertahankan semua ini.
Kamu bukan rumah yang nyaman bagiku.
Pernahkah kamu berfikir, bagaimana aku setelah mendengar alasan itu?
Sakit!
Bukankah kamu juga pernah bilang bahwa kita tak boleh saling menyakiti, tapi mengapa hal itu bisa terjadi?Selepas kepergianmu,
kamu ingin aku melupakan semua yang terjadi,
dan tidak pernah menganggap bahwa ini pernah terjadi.
Meski aku tau ini berat, tapi aku harus.
Kini, kamu hanya orang asing bagiku.