Delapan.

32 11 15
                                    

Sider bisulan

_-Happy Reading-_

🕊🕊🕊

Jam pulang masih satu jam lagi, para murid sudah gak bisa konsentrasi pada pelajaran. Yang mereka pikirkan saat ini adalah pulang. Berkali-kali mereka melongok kearah jam lalu mendesah berat.

Mereka rasa, satu jam adalah satu abad.

Menyebalkan!

Tulisan dibuku juga sudah gak karuan karena udah gak ada niatan belajar.

Geng gibah squad–gak ada dari mereka yang serius. Semuanya ogah-ogahan mendengar materi dari guru, pada gak semangat. Setiap menit mereka ngoceh, " Ni guru lama amat dah, cuman disuruh ngerangkum doank. Bacot Mulu, pusing gue."

Setengah jam berlalu, guru keluar dari kelas setalah menutup pelajaran hari ini. Pada loyo menjawab salam dari guru mereka. Segitu bad nya mood mereka.

"Ehh, entar beli bakso dulu. Emak gue pesen katanya," Meta bicara, kelimanya hanya mengangguk menanggapi.

"Emak lo doyan banget sama bakso kecil begitu," Rara yang lagi mengemasi buku-bukunya menimpali. "Punyanya D.O aja lebih besar, muahahaha... "

"Sue!!" Sasha mendelik, nggak terima bias favoritnya itu diledek. Kupingnya panas mendengar tertawaan kawan-kawannya yang rese gak bisa diem kalau ngomong asal mangap aja.

"Gede apanya? Palanya?" Ivy gujug-gujug datang, tertawaan mereka berhenti diganti wajah datar.

"Nganu, lo gak ngerti massa?" Meta memperjelas. Difa yang sudah cekikikan itu menarik atensi Ivy, dia paham dan Ivy?

"Nganu apa? Palanya 'kan? Elah gitu doang gak tahu. Bakso ama pala D.O emang beda jauh, Sueb"

"Serah lo dah, Vy!" Difa geram, dia berjalan keluar kelas sambil menggendong tasnya dipunggung diikuti oleh sekawan nya itu.

Ivy yang polozz hanya bisa mengedikan bahu acuh. Dia ikut pergi membuntuti mereka tentunya tanpa rasa bersalah.

🕊

Bel pulang belum berbunyi, tapi murid udah banyak yang lolos dari gerbang. Alias pada mabal. Itu adalah murid gak ada akhlak dibilangin belum bel, eh nekad pulang.

Cara yang paling mujarab untuk kabur dengan jalan naik pager. Kebanyakan murid cowok yang locat indah dari pagar. Cewek? Beuh lebih banyak lagi cewek-cewek zaman sekarang mah gak ada adab, ikut-ikutan yang lain kabur.

Dan seperti saat ini, seorang murid yang ketahuan kabur sama guru. Sungguh sial dia hari ini.

"Masuk, cepet masuk. Kalau kagak gua coret ijazah lo. Mao?" Teriak seorang guru dari dalam gerbang. Di seluar itu ada lelaki tinggi yang lagi pelanga-pelongo watados nyari temennya yang udah kabur ninggalin dia.

"Saya udah keluar dari tadi, Bu! Sebelum gerbangnya ditutup" jawabnya asal. Padahal kan dari jam 12 tuh gerbang gak dibuka, sekarang jam 3 sore. Tuh anak bisa nembus pagar?

"Bohong mulu lo. Sini, jangan nguji kesabaran gua. Berani banget kabur dari sekolah. Manjat pagar lagi, lo manusia apa anak monyet?" Guru itu namanya Ibu Dedeh. Kasar ngomongnya, dia mengajar sejarah. Pokoknya siapapun yang udah berurusan sama dia, bakal kelar.

"Bu, saya keluar sama temen-temen saya. Pagarnya tadi ngga ditutup, kok. Makanya saya bisa keluar sama temen-temen saya, saya gak bohong. Kalau bohong anu saya ngecil nanti"

"Ehh, berani ya ngomong gitu sama guru. Slepet juga mulutnya, sini masuk biar enak nampiling nya. Anak zaman sekarang udah gak punya akhlak ngelawan sama guru. Emak bapa lo gak pernah ngajar sopan santun?" Bu Dedeh kini kian marah.

Dari dekat aula yang kebetulan dekat gerbang sana, tim gibah squad lagi meratiin pertengkaran besar ini dengan seksama.

"Itu si Angga bukan sih? Anak IPS 3?" Difa angkat bicara sambil menunjuk kearah cowok yang lagi dimarahin sama guru di gerbang.

"Hooh, temennya si anak tidak tahu diri" Meta mengangguk lalu menyeruput tea jus nya.

"Si Carlos Carlos, shot anonymous anonymous" ucap Ivy dan Sasha bersamaan dengan nada salah satu lagu EXO, yang berjudul Mama.

"Gitu-gitu anaknya berani. Berani menaruhkan nilai demi bisa pulang cepat. Lo pada pernah kek gitu?" Ujar Yuna, suasana berganti hening.

"Kalau ada yang ngajak, gue ayo-ayo ajha, sih!" Rara malah memperburuk, yah dia emang pengisian kabur, tapi gak pernah kesampaian.

"Cih! Anak gak waras. Lo kira kita disini seumur hidup? Bela-belain ngerusak nilai demi bisa pulang? Besok juga balik lagi kesini." Ivy ngerusak suasana. Mereka mulai bosan nangkring didekat aula demi bisa melihat kerusuhan yang terjadi di gerbang.

Siswa digerbang numpluk banyak yang kepo apa yang terjadi. Dan lagi bel juga akan bunyi. Tentu murid-murid pada tahu jam pulang ketimbang jam belajar.

🕊🕊🕊

To be continue!

Maaf ya author baru bisa up sekarang, soalnya lagi ujian nih.
Doain ya moga ujiannya lancar dan nilainya memuaskan. Hehe:). Amiin.

Jangan lupa vomentnya ya, readers tercintah♥️

See you in next part🎈

Follow :
naeidaRa

Girls Squad [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang