Chp. 19 🙅

881 42 92
                                    

Nikah ... gak ... nikah ... gak 🤔

Ayo mana suaranya dulu!























































Yah, author mah iseng lagi aja 🙄




































Siap berpisah sama aku? 😏





























































Santai aja!






















































Enam bulan kemudian

Honolulu, Hawaii

Cahaya matahari terpantul indah pada birunya laut di pantai. Dengan tubuh basahnya, Jiyong membiarkan tubuhnya diterpa sejuknya udara pagi. Bahkan separuh tubuhnya masih setia berada di dalam air pantai. Dari kejauhan seorang pria dengan kulit putih, bertubuh padat dan jangan lupakan memiliki bokong sempurna layaknya wanita sedang berjalan menuju pantai dengan membawa sebuah handuk yang telah dia sampirkan pada kepala kursi pantai.

Kedua matanya berbinar, bibir pinknya melengkung ke atas tersenyum melihat pria yang dicintainya masih asik berenang di pantai dan kini pria itu telah resmi menjadi pasangan hidupnya sejak dua bulan yang lalu.

"Hyung, masih betah bermain di sana?" teriaknya memanggil suaminya itu. Tentu saja si suami pun langsung merespon panggilannya.

Jiyong menyibakkan rambutnya yang masih basah ke belakang dan tersenyum pada orang yang memanggilnya. "Baby, kemarilah!" Jiyong melambaikan tangannya meminta Seungri untuk ikut dengannya.

Tanpa ragu, Seungri menanggalkan kaos besarnya juga celana pendek selutut yang dia kenakan, oh, tidak lupa satu-satunya penutup kemaluannya pun telah dia lepaskan. Kini dia benar-benar tanpa busana. Jiyong masih saja menatap kagum pada apa yang tersuguhkan di depannya. Dengan perlahan dan gagahnya pria yang tak lagi berstatus sekretaris Jiyong ini memasukki pantai, menyusul suaminya.

"Baru bangun baby?"

"Hm, kenapa tidak membangunkanku?" Kedua tangan berisi Seungri telah melingkar cantik di leher Jiyong, pandangan mereka hampir tak berjarak.

"Melihatmu tidur nyenyak mana tega aku membangunkanmu. Kulihat kau terlalu lelah karena semalam."

Ucapan Jiyong membuat suaminya merona karena malu. Mengingat apa yang telah mereka lakukan sepanjang malam. Bagaimana dirinya telah menyerah di bawah permainan Jiyong.

"Kenapa wajahmu memerah? Malu? Kita kan sudah sering, baby dan akan terus seperti itu." Jiyong terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Ya ampun hyung, bisakah kau tidak begitu vulgar."

"Vulgar? Aku tidak vulgar sayang. Bukankah itu sudah jadi kegiatan kita setiap malam?" bisik Jiyong tepat di telinga Seungri membuatnya bergidik.

"Hyung, jangan gila. Semalam saja kau sudah menghabisiku tanpa jeda." Seungri menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Jiyong, memberikan sedikit sentuhan dan gigitan seolah kini dia yang menggoda.

Love Or Glory (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang