03. Petrichor

7.4K 1.4K 537
                                    

Follow ig marklipss biar tau info-info seputar ceritaku di sana.

🔒 200 votes + 150 comment to unlock the next part 🔒

🔒 200 votes + 150 comment to unlock the next part 🔒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Dia adalah tanggung jawabku, belahan jiwaku."

***





Dulu sekali nenek pernah bercerita tentang pasangan jiwa yang hanya akan ia dapatkan satu kali dalam hidupnya. Ia sempat mengira itu hanyalah dongeng sebelum tidur yang tidak akan pernah terjadi untuknya. Sampai tadi malam tepat ketika ia diantar pulang oleh manusia serigala yang menyelamatkannya, nenek menjadi sedikit berbeda dengannya.

Ditambah lagi satu fakta bahwa lelaki itu mengetahui warna asli rambutnya. Hanya kedua orang tuanya dan sang nenek yang mengetahui rahasia ini. Sejak umur ke enam tahun kedua orang tuanya mulai memutuskan untuk rutin mengganti warna rambut aslinya. Dengan alasan yang sangat klise, yakni dikhawatirkan orang lain akan tertarik melihat gadis yang masih belia dengan rambut abu-abu perak.

Reina yang memiliki akal cerdas sebenarnya sudah sangat penasaran dari dulu perkara mengapa warna rambutnya berbeda dengan kedua orang tuanya. Dia selalu diam-diam mencari tau segala hal tentang keanehan yang ada di dirinya. Awalnya Reina tidak mau mempercayai mitologi mengenai makhluk fana seperti vampire, manusia serigala atau bahkan siren sekali pun. Tapi semakin ia dewasa, semua yang ia bingungkan sebelumnya seolah terjawab sedikit demi sedikit.

Salah satunya adalah makhluk tampan yang ada di depannya saat ini.

"A-apakah kamu pasangan jiwaku?"

Pertanyaannya itu bukan tidak berdasar. Bohong jika Reina tidak merasakan sesak karena feromon lelaki itu yang menyeruak masuk ke dalam indera penciumannya. Yang jelas-jelas adalah pasangan jiwanya. Dadanya juga terus bergemuruh entah gugup atau alasan lain yang belum Reina mengerti.

"Kau sudah mengetahuinya?" Jeno malah balik bertanya, ekspresinya tidak terkejut seperti yang gadis itu bayangkan.

Reina mengangguk lalu menunjukkan kalung perak berliontin permata berwarna merah darah. "Kalung ini juga pemberian dari nenek. Sejak bayi aku sudah memakai ini di leherku. Jadi berapa umurmu?" Tanya Reina penasaran.

Jeno yang melihat betapa antusiasnya Reina mendengus geli. "Kalau aku mengatakannya sekarang, kau mungkin sudah pingsan."

Reina mengerucutkan bibirnya sebal. Dia mengubah posisi duduknya menjadi bersila di depan Jeno, sedangkan Jeno mati-matian untuk tidak salah fokus ke paha mulus Reina. Salahkan gadis itu yang hanya mengenakan t shirt putih oversize dan celana pendek selutut.

"Apa jarak perbedaan usia kita jauh sekali?" Tanya Reina sekali lagi. Rupanya gadis ini sangat penasaran sekali.

"Sangat jauh." Jeno tersenyum. "Aku hampir seribu tahun sedangkan kau sebentar lagi tujuh belas tahun. Jauh sekali kan?"

[M] The Saga : RED MOON | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang