8

51 8 4
                                    

"Hai, Senja Aurora Audzeea Herega? " Ucap orang itu sembari senyum dan menjulurkan tangan kekarnya.

Seketika ketujuh orang yang duduk itu mendongak ke arah yang sedang berbicara sembari mengulurkan tangan itu. Dan yaa, betapa terkejutnya mereka bahwa itu adalah, Langit.

***

Seketika Bara yang melihat Langit,  tanpa basa basi langsung saja memberikan bogeman kepada Langit.  Entah apa yang menyebabkan Bara sampai membabi buta saat melihat Langit, sekarang.

Tentunya semua orang yang berada dalam kantin sangat dikejutkan oleh kejadian ini,  terutama Senja yang tidak mengerti sama sekali dengan apa yang terjadi.

"Ahhh, Shittt! " Ucap Langit karna sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.

Tanpa ba bi bu,  Langit langsung membalas Bara,  tapi langsung ditepis gerakannya oleh Bara. Perkelahian tidak bisa dihindari.
Kalo ditanya kemana manusia-manusia lain,  terutama Fajar, Bagas dan Idan kenapa mereka tidak memisahkan? jawabannya, karna Bara kalo sudah emosi tidak bisa dihentikan, sekali dihenti malah yang melerai yang auto 10 hari di rumah sakit. Kecuali Fajar yanh sudah mengambil tindakan disini. Tapi,  Fajar pun tidak bergeming,  masih menikmati tontonan gratis katanya.

Senja yang melihat sepupunya membabi butapun campur aduk,  bingung, takut,  sedih semuanya menjadi satu.  Sampai kemudian Senja menarik Fajar dan berkata,

"Faj,  gue mohon, udah" Ucap Senja yang sudah meneteskan airmata karna melihat Bara dan Langit yang berkelahi.

Fajar yang melihat itupun segera bertindak,  karna sebelumnya ia tidak tahu kalo Senja sudah menangis melihat semua ini.
Fajar maju dan tepat saat Bara akan memberikan bogemannya lagi kepada Langit,  tangan Bara ditarik oleh Fajar dan kemudian mematikan gerakan Bara.  Jangan ditanya, Fajar ini sabuk hitam ditiga bela diri,  karate,  silat dan tekwondo.

Bara kesal karna dihentikan pukulannya, tapi saat ia tahu bahwa itu Fajar, Barapun mulai tersadar.
Karna sudah mulai tenang, Bara langsung segera pergi, dengan selintas melihat ke arah Senja yang masih menangis dipelukan Caca.

Sedangkan Langit tentu saja ia kesal yang bercampur marah,  pasalnya ia tidak ada urusan dengan petinggi Ziver sekarang,  tujuannya Senja hanya gadis itu.  Ia pun turut pergi dan entah kemana.

Disisi lain kantin,  ada seseorang yang memperhatikan gerak gerik semuanya,  mulai dari masuk hingga terjadi perkelahian ini.

liat aja lo ga bakalan bisa hidup tenang.- Batin Seseorang itu.

***

Fajar, Bagas dan Idan tau,  Bara pasti pergi ke rooftop sekolah. 
Merekapun menyusul Bara kesana.  Dan yaa tepat sekali Bara sedang berbaring disalah satu kursi yang sudah tidak terpakai disana.

Saat ini, keadaan sekolahpun sudah sepi karna siswa-siswi Atara sudah pulang kerumah mereka masing-masing.

"Woyy Wakap,  sini guee beresin dulu tu muka. Untung lu ganteng, jadi masihlah ditoleransi tuh mukak" Ucao Bagas canda. Walaupun sedikit takut, tapi ia tetap melakukan itu,  untuk membuat suasana agar tidak awkward.

Barapun segera duduk dari posisi tidurnya. Karna jika ia menolak tawaran Bagas, disini sudah ada Fajar yang tidak segan-segan menambah warna di wajahnya.

Senja untuk FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang