Time - Sugawara Koushi (Part 1)

195 16 5
                                    

Kau hidup di masa dimana saat usiamu menginjak lima belas tahun, waktu sisa kehidupanmu akan tertulis di pergelangan tanganmu.

***

"Selamat ulang tahun, (Y/n)!"

Kamu tersenyum senang, mengangguk sembari meniup api diatas lima belas lilin yang berada di kue ulang tahun di hadapanmu. Suga bertepuk tangan, menarikmu ke dalam pelukannya dan membisikkan beberapa kata-kata manis.

Suga adalah kekasih sekaligus kakak kelasmu. Kalian menjalin hubungan sejak satu tahun yang lalu, dimana kau masih duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah pertama dan ia duduk di bangku kelas dua sekolah menengah atas.

"Nah, sekarang lihatlah pergelangan tanganmu. Jangan lupa memberitahuku, ya!" ucapnya. Ia memejamkan matanya karena melihat sisa kehidupan orang lain itu termasuk tidak sopan, tetapi boleh memberitahukannya.

Kau mulai menggulung lengan sweater besarmu dan melihat angka dan kata yang tertulis disana.

730 hari

Kau tersenyum miris, merasakan rasa sakit di hatimu. Itu dua tahun jika disederhanakan.

Dua tahun, apa yang bisa kau capai selama dua tahun?

"Berapa, hm?" Suga bertanya. Ia kembali membuka matanya dan irisnya yang berwarna abu-abu itu beradu dengan manik gelapmu.

"Berapa sisa kehidupanmu, Suga?" kau bertanya kepadanya saat kalian sedang kencan di sebuah taman malam-malam. Asap tipis berwarna putih keluar dari mulutmu, menandakan betapa dinginnya udara malam ini.

"Enam puluh tahun," jawabnya senang. "Aku punya banyak sekali waktu untuk mengejar cita-cita dan mimpiku sebelum mati nanti."

Kau bisa mendengar nada senang dari suaranya itu. Suga menoleh kepadamu dan mengecup jidatmu sebelum akhirnya memelukmu dengan erat.

"Aku harap, satu tahun lagi saat hari ulang tahunmu, sisa hidupmu sama atau mungkin lebih lama daripada sisa hidupmu. Jadi kita bisa menikah, memiliki anak, hidup bahagia hingga nanti menjadi nenek dan kakek."

Kau merasakan dadamu menghangat mendengar suaranya yang masuk dengan sangat sopan ke telingamu. Ia mengelus rambutmu dengan sangat lembut.

"Aku menyayangimu."

"(Y/n)?"

Kau seketika tersadar dari lamunanmu. Kekasihmu terlihat kebingungan sekaligus khawatir.

"Ada apa? Tadi sorot matamu tiba-tiba kosong. Ada hal buruk yang terjadi?" tanyanya. Kau sontak menggelengkan kepala, tidak ingin membuatnya merasa cemas.

"Tidak! Aku baik-baik saja. Maksudku aku jadi teringat percakapan kita satu tahun yang lalu di taman saat kencan pertama kita," jawabmu sambil sedikit menunduk.

"Yang soal sisa waktu hidupku? Kenapa?"

"Lima puluh sembilan tahun."

"Huh?"

"Sisa hidupku lima puluh sembilan tahun, Suga," kau mendongak dan mengulas senyum lebar. Suga awalnya terlihat terkejut, sebelum akhirnya membalas senyumanmu dan langsung menangkup wajahmu dengan kedua tangan besarnya.

"Kau serius?!" serunya.

Kau mengangguk kencang-kencang dan ia langsung mengecupi kening dan pipimu berkali-kali. Kau hanya terkekeh kecil menerima segalanya itu.

"Aku bahagia," Suga berkata. "Kita bisa menikah dan hidup dengan bahagia nantinya."

Setelah mengecupi pipimu, bibirnya bergerak ke bibirmu dan melumatnya dengan pelan. Membuatmu seketika tidak bisa berpikir sama sekali karena begitu terbuai dengan sentuhannya.

Haikyuu OneshotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang