05. Mencari Pengganti Calon Pengantin yang Kabur

529 108 34
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lu."

Botol air mineral favorit sejuta umat manusia di Indonesia yang hendak dibuka Lulu langsung urung dibuka mendengar namanya disebut. Dia berbalik, dan berhadap-hadapan dengan lawan bicara yang menginterupsi kegiatan—hendak—minumnya.

"Kenapa, Nay?"

"Ini soal model untuk photoshoot hari ini." Wajah Naya memias, jarang Lulu melihat sahabatnya seperti.

"Iya. Gimana, Nay? Udah ketemu?" tanya Lulu yang memang berniat bertanya soal model yang akan menggantikan posisi Tasya usai meminum air mineralnya.

Naya mengangguk. Harusnya itu menjadi berita bagus tapi wajah dan gesture Naya tak menunjukkan yang seharusnya.

Firasat Lulu tiba-tiba menjadi tak enak.

"Kenapa? Ada masalah?"

Naya menghela napas, dadanya terasa sesak sedari tadi. "Iya. Pihak Johannes nggak mau dengan model yang kita pilih."

"Alasannya?" tanya Lulu menaruh botol air mineral ke meja di samping kirinya.

"Kurang sesuai sama keinginan pihak Johannes. Kurang meyakinkan katanya."

"Kok gue bingung ya, Nay."

"Apalagi gue," dengus Naya kesal. Dia sudah menghubungi banyak model dan hanya lima orang yang sedang free, dan berita buruknya semua ditolak oleh pihak Johannes.

"Gue tahu kaburnya Tasya karena kelalaian kita juga tapi pihak mereka yang maksa photo pre-wedding hari ini harus jalan. Kita sudah membawa model sesuai requestnya lalu ditolak gitu aja. Maunya apa sih?" Kepala Naya terasa mau pecah hari itu. Terlalu banyak kejadian dan hal tak terduga.

"Sebenarnya kenapa sih harus maksa hari ini? Kan sudah tahu akan susah." Mata Naya berkilat marah, keluh kesah berhasil ia tumpahkan.

"Gue rasanya ingin ngamuk ke mereka. Seenaknya jidat."

Lulu menepuk pundak Naya, mengucapkan kata-kata agar sahabatnya itu sedikit tenang. Dalam kondisi serba tak terduga seperti saat ini memang percikan api sedikit saja bisa menyulut emosi.

"Nay, elo di sini saja tenangin diri dulu. Gue yang akan urus ini. Oke?"

Naya terlihat tak menyetujui ide Lulu barusan. Tapi Lulu sudah terlanjur berjalan menuju ke arah ruang ganti Johannes. Berhubung Naya merasa khawatir, ia melesat untuk mengekori.

Tok tok tok

Lulu mengetuk pelan pintu ruang ganti Johannes, membuat para karyawan Perfect wedding di area studio itu langsung menahan napas. Semua melihat jelas bagaimana Shania menolak semua model yang dibawa Naya, dan bagaimana Shania dan Naya lalu berdebat. Lulu sedang keluar untuk mengangkat telpon dari bos mereka, Sara sehingga tak menyaksikan peristiwa tadi.

ETHEREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang