31. Perjalanan

43 5 0
                                    

JASMINE

Kusampirkan ranselku di pundak lalu berjalan menuju lantai bawah dimana Pak Ali sudah menunggu. Ya, kami akan segera berangkat menuju Villa dimana Ezi sudah sampai sejak pagi tadi. Aku tidak lupa jika besok Ezi ulang tahun. Bahkan aku sudah menyiapkan skenario kejutan ulang tahun untuknya. Tapi ternyata Ezi sudah merencakan hal lain.

Ah, kesal juga kenapa baru diberitahukan mendadak. Kalau tidak kan aku pasti bisa ikut rombongan Ezi tadi pagi, jadi aku tidak perlu ikut simulasi. Dan juga, jadi aku tidak perlu berangkat dengan Pak Ali. Ah, aku tidak yakin perjalanan akan menyenangkan jika bersama pria datar nan dingin ini.

"Nah, ayo langsung berangkat" ucap Pak Ali ketika aku baru saja sampai di hadapannya.

"Ayo" sahutku. Kualihkan pandanganku pada Bi Ani yang kini berdiri dengan handuk yang tersampir di pundak. "Bi, Jasmine berangkat dulu, ya" kataku.

"Loh, Non mau kemana emang? Bawa ransel gitu" kata Bi Ani keheranan.

"Ada dehh.." sahutku membercandai Bi Ani. Wanita paruh baya itu hanya membalasku dengan gelengan.

Akupun segera berjalan keluar mendahului Pak Ali yang masih berpamitan pada Bi Ani.

Huh, memikirkan aku dan Pak Ali harus berduaan di dalam mobil dalam jangka waktu cukup lama membuatku sedikit panas dingin. Akhir-akhir ini aku tidak bisa mengontrol diriku ketika berada di dekatnya. Entah mengapa aku juga tidak paham.

"Ayo masuk...ada yang ketinggalan?" Teguran Pak Ali menyadarkanku dari lamunan. Rupanya pria itu sudah berdiri di sampingku.

"Eh, engga ada kok" kataku kemudian berjalan untuk membuka pintu mobil.

Tapi belum sempat kuraih kenop pintu mobilnya, ia sudah lebih dulu membukakan pintu itu untukku. Oooh, manisnya.

"Kamu kelamaan. Cepet masuk" omelnya ketika baru saja aku melemparkan senyum manisku padanya untuk berterimakasih.

Uh, tuh kan. Tidak jadi bilang manis kalau begitu!

Sambil cemberut, aku pun masuk ke dalam mobil sesuai permintaannya. Dengan cepat pria itu memutari mobil dan menyusul masuk. Setelah itu mobilnya pun segera ia lajukan keluar pekarangan rumahku.

Ngomong-ngomong, aku sudah pernah menginap di Villa milik keluarga Ezi sebelumnya. Saat itu acara tahun baru. Tapi itu sudah lama sekali. Aku sudah hampir lupa jika keluarga Ezi punya Villa. Tempatnya lumayan jauh. Mungkin akan menghabiskan beberapa jam jika jalanan tidak macet. Tapi hal itu sebanding dengan pemandangan yang nantinya disuguhkan. Makanya, aku juga sedikit banyak antusias ketika Pak Ali mengatakan jika Ezi mengajakku lagi ke Villa-nya setelah entah berapa tahun lalu. Seharusnya ini menjadi perjalanan yang menyenangkan. Semoga saja pria di sampingku ini dapat berkompromi untuk menjadikan perjalanan ini seperti keinginanku.

"Saya putar lagu ya, Pak" kataku ketika mobil sudah memasuki jalan tol.

Pak Ali menoleh sejenak ke arahku kemudian mengangguk. Sambil berhore ria, aku segera menghubungkan bluetooth pada speaker dan memutar lagu kesukaanku.

Kalau soal musik, seleraku dan Ezi tidak beda jauh. Kami suka dengar musik-musik band barat. Beberapa favoritku adalah Maroon5, Coldplay, dan yang ter-terfavorit adalah 5SOS.

We're taking the long way home
Taking the long way home

Intro dari salah satu lagu favoritku mulai terdengar. Ah, apa itu suara Calum...atau Luke?

Take me back to the middle of nowhere
Back to the place only you and I share
Remember all the memories?
The fireflies and make-believe
Kicking back in the old school yard
Singing songs on our guitars
This is our reality

Teach Me How To Love You RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang