~Happy Reading~
Setelah acara berpelukan selesai mereka bertiga akhirnya langsung masuk, "momy mana qil?" Tanya Eliza ya Eliza disuruh memanggil mama vano dengan sebutan momy.
"Momy disini!" Teriak momy dari arah dapur, setelah mendengar teriakan itu Eliza dan Aqilla langsung berjalan ke arah dapur. Sampai di dapur momy nya tetap fokus membersihkan alat makannya sampai tidak tahu kalau Eliza datang. Kenapa mama vano membersihkan alat makannya sendiri? Kan dimansion pasti ada maid, jawabannya adalah 'mama juga mau Bersihin sendiri! Kenapa?! Gak suka?!' Itulah pasti yang akan momy jawab.
"Mamaaaa!" Panggil Aqilla karna mamanya tidak melihat siapa yang datang, "mama liat sini deh! Ada kakak cantik tau" ucap Aqilla, mamanya Aqilla pun penasaran siapa yang dimaksud cantik? Setelah melihat ada Eliza disamping Aqilla, pekerjaannya pun dia tinggalkan dan langsung memeluk Eliza, "Haduhhh maafin momy ya sayang, momy gak tau kalo kamu dateng" ucap momy yang masih memeluk Eliza, Eliza pun membalas momy dengan memeluknya, "kamu kemana aja sih? Kok udh jarang kesini?" Tanya momy sambil melepas pelukannya, "maaf mom aku terlalu sibuk sama tugas, apalagi sekarang lagi sibuk sibuknya sama skripsi, maaf ya" ucap Eliza sambil menatap momy.
"Kalo itu mah vano juga sibuk sih, Yaudah yuk duduk dulu" ajak momy vano, setelah mereka duduk di ruang keluarga "loh ini dimana si vano?" Tanya momy sambil celingak celinguk seperti mencari keberadaan orang, "oh vano katanya mau kekamar dulu, katanya sih mau siap siap" kata Eliza. Setelah berbincang beberapa menit maid pun langsung datang sambil membawa jus mangga, "eh makasih, sampe apal ya minuman saya" ucap Eliza malu malu, sambil meminum jus mangga nya.
"Lizaaa!" Teriak vano dari atas, "iya apa?" Tanya Eliza, karna vano sekarang sedang menuruni anak tangga, sambil memakai baju yang tadi di pilih Eliza, "kamu ga ganti baju gitu? Pake yang tadi aku pilih dong" ucap vano, "loh kalian beli baju?" Tanya momy vano.
"Iya mom, Yaudah Za kamu ganti dikamar aku aja, yuk" ajak vano, Eliza pun hanya menurut Saja, ketika ingin mengikuti vano menaiki anak tangga, ada yang membuat langkahnya berhenti dan berbalik.
"Kakak! Kakak Liza sama aku aja yuk Kak bareng" ajak Aqilla sambil menariknya, ya Aqilla mengajaknya memasuki kamar nya yang berada diatas di samping kamar vano, Vano yang melihat itu akhirnya mengalah saja.
Setelah mereka berdua selesai bermake up akhirnya mereka berdua memutuskan untuk turun kebawah, Aqilla tetap memegang tangan Eliza sambil menuruni anak tangga, "waaaah cantiknya, ga salah pilih ini mah vano" ucap mama vano yang memuji Eliza, Eliza yang merasa dipuji begitu hanya tersenyum saja, tetapi dimana keberadaan vano sekarang? Dia pun melihat kesana kemari, momy yang melihat itu hanya terkekeh "vano lagi dikamarnya" ucap mama vano.
"Hah? Eh iya mom" ucap Eliza malu, "udh yuk Kak duduk dulu, nanti kita Tungguin abang" ajak Aqilla
Mereka pun duduk kembali, lalu melanjutkan perbincangan tadi yang sempat tertunda, vano yang sedang menuruni anak tangga hanya menatap Eliza, "cantiknya" gumam vano setelah sampai di akhir anak tangga Eliza melihat vano, lalu mata mereka saling bertemu.
"Udh kan? Yaudah yuk berangkat" ajak momy nya
"Mmm mom, aku berangkat sama Liza aja ya, kalian sama Pak supir, nanti dady nyusul kok" kata vano sambil berjalan menghampiri mereka."Iya Yaudah, semoga lancar PDKT nya" ucap momy yang diakhiri dengan bisikan ke vano sambil menepuk bahu milik vano, setelah berbisik pun momy langsung menuju pintu utama, "loh kok gak barengan aja sih van? Kan tujuannya sama?"tanya Eliza lalu berdiri dan merapihkan pakaiannya dan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Udh Ayok berangkat aja" ajak vano lalu menggandeng tangan Eliza. Setelah mereka jalan akhirnya sampai pada mobil vano, vano membukakan pintu mobil milik penumpang yang ingin Eliza tempati "eh makasih" ucap Eliza lalu masuk, mereka berdua pun jalan ke arah tempat ulang tahun adiknya itu, tak membutuhkan waktu lama mereka pun sampai, ya mansion vano dan tempat ini tidak terlalu jauh hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai.
"Loh kok ada ibu? Ayah? Sama kakak sih?" Tanya Eliza kebingungan karna keluarganya sedang berada dipesta ini, Eliza menatap vano, seakan bertanya 'kenapa mereka bisa disini?'
"Kenapa? Mereka gak boleh dateng?" Tanya vano santai, sambil menatap Eliza balik "ya bukan gitu sih van, aku cuma mau nanya aja" kata Eliza lalu kembali jalan ke pesta tersebut sambil menenteng paper bag dan jangan lupakan tangan mereka yang tetap bergandengan layaknya suami istri."Siapa van?" Tanya seorang wanita yang tidak diketahui namanya oleh Eliza, "oh ini, ini-" belum selesai vano menyelesaikan ucapannya, tiba tiba ada yang memotongnya "aku sahabat vano" ucap Eliza sambil tersenyum lalu mengajak berkenalan "aku Eliza" lanjut Eliza lalu dibalas jabatan tangan dengan wanita itu "oh aku Sheila, temen deket vano" ucap wanita itu sambil menekan kata 'teman deket', vano yang melihat itupun membalas ucapan Eliza "eh maksudnya sahabat hidup" ucap vano sambil melepas genggaman tangannya lalu menarik pinggang Eliza, lalu menatapnya yang ditatap hanya memalingkan muka karna pipinya terasa panas, sudah pasti dia sedang blushing, lalu menundukkan kepalanya, lalu suara MC membuat mereka terfokus ke depan dan tangan vano masih melingkar di pinggang Eliza, tadinya Eliza ingin melepasnya namun vano tetap menahannya dengan mempereratnya.
Acara Ulang tahunnya pun sudah selesai, lalu vano mengajak Eliza ke tengah ruangan, Eliza pun mengikuti ucapan vano, setelah mereka sampai ditengah vano langsung berlutut didepannya, sekarang yang menjadi pusat bukan yang Ulang tahun tetapi mereka berdua, Eliza kaget akan hal itu, lalu dia berbisik 'bangun van malu diliat banyak orang' bisik Eliza, setelah mendapatkan bisikan tersebut vano langsung mengeluarkan kotak yang berada disakunya lalu membukanya
[kira kira seperti itulah cincin yang dipakai vano untuk melamar Eliza]
Lalu vano berucap
"Beberapa waktu telah kita lewati. Banyak yang sudah dilalui bersama. Tidak mudah memang. Tapi, aku selalu heran. Segala kesulitan bagiku seperti tak apa asal itu tentang Kamu.
Boleh saja, bila mendapatkan kesulitan yang besar jika itu bersamamu. Tapi, bukankah segala hal di dunia ini selalu diterima dengan konsekuensi? Tidak ada kesulitan yang berdiri sendiri.
Kesulitan selalu seiring dengan kebahagiaan. Jadi Eliza Will you Merry me?" Ucap vano yang masih setia berlutut menunggu jawaban Eliza,
"TERIMA! TERIMA!" Ucap para penonton termasuk keluarga Eliza dan vano.Eliza pun menjawab "No"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's a love story🏹
Teen Fiction"Lo itu nganggap dia gebetan lo! Waktu dia pacaran sama gw! Dasar cewek murahan! Dan sekarang saatnya gw bales kelakuan lo saat itu!!"-Sheila "Lah? Emang dulu gw gitu, dan itu semua benar, tapi dulu vano bilang kalo lo itu cuma dia anggap SAHABAT...