Bab 36

2.9K 250 16
                                    

Author PoV

"Maaf tuan, sepertinya Mr. Arthur sudah mencurigai mobil kita sejak awal. Mereka selamat dari kecelakaan itu."

BRAAAKK!!!

"SIALAN! Aku harus mencari cara lain untuk memisahkan mereka!!"

Ruang kerja yang semula rapi dan bersih sekarang sudah hancur bak terkena tornado. Ketiga anak buah yang baru saja melapor tak ingin banyak bicara. Mereka tak ingin membuat bosnya semakin mengamuk.

"Cepat cari tahu keadaan mereka sekarang juga!! Aku mau infonya sebelum hari berganti!!!"

"Baik tuan!"

Ketiga anak buah itu segera meninggalkan ruang kerja majikan mereka.

Hanya tersisa seorang pria tampan yang sedang tersulut emosi karena ia tak bisa memiliki apa yang ia inginkan.

•••

Matahari senja memancarkan sinar jingga yang menyelusup melalui celah-celah awan di langit, angin sepoi meniup daun kering dari rantingnya, serta suasana musim gugur menyambut lahirnya malaikat kecil dalam keluarga Arthur.

Seorang bayi laki-laki mungil dengan surai kelam telah terlahir di dunia. Setelah apa yang terjadi selama ini, akhirnya malaikat pembawa kebahagiaan datang di tengah-tengah keluarga itu.

Seluruh anggota keluarga menyambut kelahiran little Arthur dengan suka cita.

"Kyaa!! Keponakan ku akhirnya lahir!!"

"Keponakan kita lucu ya, Kak Anna!"

"Tentu saja! Dia kan cucuku."

Ketiga wanita di keluarga itu tak henti-hentinya memandangi anggota keluarga baru mereka.

Baby Arthur itu lahir dalam kondisi sehat tanpa masalah apapun. Atas izin dari dokter kepercayaan keluarga itu sekaligus dokter yang memimpin proses kelahiran Baby Arthur, Dokter Marl, baby Arthur dapat dipindahkan ke kamar sang ibu.

Namun baby Arthur belum merasakan pelukan hangat sang ibu. Sang ibu, Sora, masih belum sadarkan diri pasca operasi.

"Eaaa! Eaaa!"

"Vin, baby nangis! Kayanya dia mau digendong orang tua nya." Ellen menghampiri Kevin yang masih setia menunggu Sora siuman dengan baby di gendongannya.

Perlahan Ellen memberikan baby pada Kevin untuk digendong. Ditatapnya wajah mungil itu yang begitu mirip dengan ibunya.

"Kenapa baby nangis? Apa baby rindu mommy?", tanya Kevin pada bayinya yang tengah menangis. Seakan paham maksud ucapan sang ayah, baby Arthur terdiam sejenak.

Kelopak mata mungil itu perlahan terbuka. Mata biru cerahnya menatap mata sang ayah yang persis seperti miliknya.

Namun tak bertahan lama, tangis itu kembali terdengar dari bibir mungil baby Arthur. Kevin meletakkan putranya di sisi sang kekasih yang masih betah memejamkan matanya, berharap tangis buah hati mereka dapat membangunkan kekasih hatinya.

"Vin, apa kau sudah memilihkan nama untuk baby?"

"Sudah, Pa. Tapi aku ingin Sora yang memberikan nama itu langsung pada baby.", jawab Kevin dengan senyum tipis di wajahnya. "Oh ya, Pa. Apa Jeil sudah mendapat informasi tentang orang yang menabrak kami?"

MY CARAMEL [YAOI/MPREG]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang