Anindira Clarine Ananta atau kerap disapa Anin. Gadis yang mempunyai tubuh dengan bentuk yang indah,bibir ranum yang mempesona,hidung mancung, serta iris mata yang indah. Selain fisiknya yang hampir sempurna, Anin juga mempunyai sifat pemaaf, tapi akan kah Anin memaafkan kesalahan yang sama?bukan sekali tapi berkali-kali.
Darren Denandra Adipta, pria dengan bentuk fisik yang tidak diragukan lagi.Hidupnya sempurna karena Darren merupakan putra tunggal keluarga Adipta ditambah dengan Anindira disinya membuatnya merasa lengkap.Tapi itu hanya sesaat,dimana Darren melakukan kesalahan yang tidak pernah Anindira maafkan.
###
6 bulan yang lalu
Tepat pada hari kenaikan kelas,sepasang kekasih yang saat ini berada di taman belakang sekolah sedang bertengkar hebat.
"Kamu main di belakang aku lagi,iyakan?" Ucap gadis itu.
"Maaf," Jawab cowok yang sedang menunduk itu.
"Kamu gak capek apa nyakitin aku terus?" Lirih gadis itu yang sudah menitikkan air mata.
Cowok itu mengehela nafasnya. "Aku gak bermaksud nyakitin kamu,Nin,"
"Gak bermaksud?" Anin menatap tidak percaya cowok didepannya ini. "GAK BERMAKSUD KAMU BILANG?!SELINGKUH DIBELAKANG AKU,ITU YANG KAMU BILANG GAK BERMAKSUD NYAKITIN? IYA?!"
"Anin-"
"KAMU SELINGKUH DARREN! DAN DENGAN GAMPANGNYA KAMU BILANG GAK BERMAKSUD NYAKITIN AKU? TERUS MAKSUD KAMU SELINGKUH ITU APA KALAU BUKAN NYAKITIN AKU? BAHAGIAIN AKU MAKSUDNYA,HAH?!"
"Anin tenang dulu," Darren meraih tangan Anin mengenggam tangan gadisnya dengan erat,bermaksud menenangkan gadisnya yang tengah emosi sekarang.
"Lepas!" Anin menyentakkan tangannya hingga terlepas dari genggaman Darren.
Anin menatap Darren dengan tatapan penuh luka.
"Kamu tau ini salah kan? Kamu juga tau kalau ini bukan pertama kalinya kamu nyakitin aku kayak gini,""Terus kenapa,kenapa Darren? Kenapa kamu ngelakuin kesalahan ini lagi?" Ucap gadis itu dengan air mata yang terus menerus turun membasahi pipinya.
"Aku ada salah sama kamu? Atau ada yang kurang dari perhatian aku ke kamu?" Ucapnya lagi sambil menangis tersendu-sendu.
Cukup.Darren sudah tidak bisa mendengar rintihan kepedihan gadisnya. Darren maju lalu mendekap tubuh Anin,memeluk gadisnya dengan erat. Anin yang emosi awalnya memberontak,namun akhirnya pasrah menenggelamkan wajah yang penuh air mata itu di dada bidang Darren.
"Cukup. Aku udah gak tahan lihat kamu kayak gini,Anin," Darren mengelus lembut punggung Anin yang masih bergetar. Setelah merasa sedikit tenang,Anin memutuskan melepaskan dirinya dari pelukan Darren.
"Anin, aku ngelakuin ini-"
"Aku mau putus," Ucap Anin tiba-tiba membuat Darren menegang ditempatnya. Dengan cepat Darren menggeleng tidak setuju.
"Enggak! Aku gak mau,"
"Aku gak butuh persetujuan dari kamu. Bagi aku,kita udah selesai," Setelah mengucapkan itu,Anin berlalu meninggalkan Darren. Darren yang melihat itu tidak tinggal diam saja,ia mengejar Anin.
"Tunggu," Ucap Darren ketika berhasil meraih tangan Anin.
Anin yang tangannya dicekal,lantas menoleh. "Apa lagi?"
"Aku gak mau putus sama kamu," Ucap Darren penuh penekanan di setiap kata.
"Aku udah bilang kan tadi? Aku gak perlu persetujuan dari kamu,Darren," Balas Anin.
"Kenapa kamu gak butuh persetujuan dari aku? Jangan egois,Anin.Hubungan ini bukan cuman kamu yang ada didalamnya Anin,aku juga kalau kamu lupa."
"Aku gak peduli,yang penting bagi aku kita udah selesai,"
Darren meraih kedua pundak Anin dan menatap dalam gadis tersebut. "Dengar Anin,aku sayang sama kamu,bahkan aku sama sekali gak bisa jauh dari kamu. Kamu tau itu kan?"
"Sayang? Sayang apa-" Ucapan Anin terhenti ketika Darren tiba-tiba menariknya kedalam pelukannya untuk kedua kalinya.
"Aku gak mau. Aku gak bisa Anin dan gak akan pernah bisa jauh dari kamu," Ucap Darren sambil mengeratkan pelukannya.
"Aku minta maaf," Ucapnya lagi sambil menenggalamkan wajahnya di curuk leher Anin.
"Aku ini bodoh Nin,aku brengesek,"
"Aku punya kamu yang sayang sama aku,tapi apa? Aku malah nyari pelampiasan di perempuan lain,"
"Aku brengsek Nin,"
Anin yang mendengar itu lantas tersenyum getir. Tangan yang tadi hanya diam,kini bergerak menuju punggung Darren mengelusnya dengan lembut. Mendapat elusan lembut dipunggungnya membuat Darren semakin mengeratkan pelukannya. Kini tak ada lagi jarak diantara keduanya.
"Aku sayang sama kamu,sayang banget,Nin."
Darren melepaskan pelukannya dan kini cowok itu tengah menatap Anin dengan dalam.
"Kasih aku kesempatan sekali lagi,aku mohon." Ucap Darren penuh harap pada gadisnya.
Anin menggeleng, "Aku gak bisa,"
Darren meraih tangan Anin dan mengenggamnya erat. "Anin please sekali lagi ya? Bantu aku untuk memperbaiki hubungan ini," Dan Anin masih sama,tetap menggeleng menolak perminataan Darren.
"Aku mohon Anin,aku gak bisa jauh dari kamu. Aku gak bisa jalani hubungan kalau gak ada kamu didalamnya. Aku akan lakuin apapun yang kamu minta,tapi jangan minta aku untuk jauh dari kamu,karena aku gak bisa dan gak akan pernah bisa."Lanjut Darren.
Anin menghela nafasnya. Jujur, ia juga tidak sanggup untuk jauh dari Darren. Ia juga menyayangi cowok itu,tapi kesalahan yang diperbuat Darren sudah berulang kali dan sudah berulang kali juga Anin memaafkannnya.
Anin memejamkan matanya,memikirkan segala konsekuensi akan keputusan yang akan dia ambil sekarang. Anin membuka matanya,yang pertama kali ia lihat adalah tatapan tulus dari Darren. Dan sekali lagi untuk kesekian kalinya,pertahananannya runtuh seketika.
"Oke,kesempatan terakhir. Aku kasih kamu kesempatan untuk memperbaiki semua ini. Ingat,ini kesempatan terakhir yang kamu punya.Dan aku harap jangan menyia-nyiakan kesempatan ini lagi,Darren."
Dan ya,terjadi lagi. Sebuah kesempatan dalam hubungan mereka. Kesempatan yang seharusnya Darren gunakan dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
"A Regret"
Teen Fiction-- "Kita selesai," "Kali ini,kita benar-benar selesai Darren." Setelah mengucapkan itu,Anin berlalu meninggalkan Darren yang mematung ditempatnya.