9

51 6 1
                                    

Hello guys, aku come back yuhu.

Cerita ini itu real dari pemikiran aku ya. Dan please no copas no plagiat ya zeyengku :*

***

Senja pov

Saat ini, aku lagi nungguin kak Bara yang ntah dimana keberadaannya, 
Tadi sudah ku telpon tapi malah ponselku mati dengan tiba-tiba karna abis baterai.

Aku di parkiran tidak sendiri, melainkan bersama Tsa dan juga Caca. Karna rencananya mereka akan menginap ditempatku. Ya, mereka tidak sering menginap, tapi pernah. Seperti hari ini mereka akan menginap. 

Saat kami sedang berbincang sembari menunggu.
Dari arah selatan,  tepat di kiri kami berdiri, ada 4 orang cowok yang sedang berlarian ke arah kami.
Ngapain mereka berlari seperti itu? Oh yeay, siapapun yang melihat mereka berempat pasti akan histeris. Bagaimana tidak, baju kemeja putih yang sudah di lepas kancingnya menampilkan baju kaos berwarna putih, dengan keringat yang bercucuran di wajah mereka yang menambah kesan sangat tampan. Apalagi salah satu dari mereka, yang menampilkan ekspresi khawatir yang sangat  kentara dan pastinya sangattt membuatnya begitu tampan berkali-kali lipat. 

Ahhh, sepertinya aku melupakan satu orang diantara keempat orang itu,  ketiganya memakai kaos putih sedangkan dia beda sendiri memakai kaos berwarna pink.  Bisa dibayangkan saudara-saudara? 
Ya siapa lagi itu,  kalo bukan Bagas. 
Andai ponselku masih menyala,  slow motion ketika mereka berlari seperti itu pastinya akan bagus sekali.

"Mana Langit? " Tanya Bara yang ngos-ngosan karna berlari secepat kilat dari rooftop ke area parkiran. Begitu juga dengan Fajar,  Idan, apalagi Bagas.

" Langit? Oh dia sudah pergi. " santaiku menjawab pertanyaan kak Bara.

Aku heran,  kenapa mereka ini.  Tiba-tiba datang dengan berlari dan tentunya sangat kelelahan.

" Kata lo ada Langit yang menuju arah lo? " Tanya Idan.

" Iya emang dia kesini tadi, kalo ga percaya tanya aja sama Tsa dan Caca. Iyakan? " ucapku pada Tsa dan Caca.

Tapi yang ditanya malah masih bengong melihat keempat cowok itu,  ahh ralat sepertinya hanya tiga orang cowok. Karna saat melihat Bagas pasti bawaannya sakit perut karna tertawa.
Aku menyenggol siku Tsa yang berdiri didekatku,  ia tersadar dari lamunannya. Yang membalas dengan cengiran khas nya padaku.

" Eehh iya,  tadi ada Langit kesini tapi sudah pergi duluan" Jelas Tsa.

"Lah gue kira lo sendirian ada 2 cewek ini juga ternyata" Ucap Idan lagi, yang baru menyadari keberadaam Tsa dan juga Caca yang masih bengong itu.

Kalo kalian tanya,  Fajar dimana dan ngapain. Dia ada, setengah meter dari tempatku berdiri, dia hanya diam dan memperhatikan.

"Jelasin kenapa Langit nemuin lo tadi" Ucap Bara.

Flashback on

"Kak,  kayak nya ada Langit yang jalan ngarah ke aku" Ucap ku tadi,  dan saat itu juga ponselku mati.

Jujur ada rasa takut saat ini,  tapi sebisa mungkin ku hilangkan rasa takutku ini.

Senja untuk FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang